Paths of Glory (1957)


Dibuat berdasarkan novel tahun 1935 dengan judul yang sama, film ini bercerita tentang serangan naas pada pasukan Jerman oleh tentara Prancis.
Film ini disutradari oleh Stanley Kubrick, bahkan setelah lima dekade film ini tidak kehilangan daya tariknya. Film ini dibuat pada saat itu hanya bermodal 900ribu US Dollar di Munich (Jerman) dan telah dianggap klasik dalam genre perang.
Banyak film perang menceritakan kejahatan tentara di lapangan namun Paths of Glory menyajikan absurditas. kepemimpinan militer yang dikeluarkan tanpa pengetahuan yang lebih baik. Adegan paling pedih tentu eksekusi tiga tentara yang tidak bersalah.

Das Boot (1981)


Tiga dekade lalu, Wolfgang Petersen memfilmkan "Das Boot" berdasarkan novel karya Lothar-Günther Buchheim. Para pemain di layar adalah aktor terkenal pada masanya seperti Jürgen Prochnow, Klaus Wennemann, Herbert Grönemeyer Jan Fedder, Martin Semmel Rogge, Claude-Oliver Rudolph dan Uwe Ochsenknecht.
Film Jerman ini dinominasikan untuk enam Piala Oscar. Film ini diambil di U-boat U 96 .yaitu kapal yang dikirim dalam Perang Dunia Kedua untuk menghancurkan kapal dagang musuh dan konvoi. Namun target tersebut dilindungi dengan baik dan dengan segera U 96 dan kru menghadapi bahaya mematikan.
Wolfgang Petersen mengarahkan klaustrofobia di perut U 96 dengan cara yang sangat mengesankan. Khususnya perjuangan pedih untuk bertahan hidup awak digambarkan sebagai perahu tenggelam yang tak terkendali, juga siap untuk meledak dan udara untuk pernapasan yang habis.

Johnny Got His Gun (1971)


Film ini menggambarkan nasib seorang Joe Bonham, yang sudah terpesona dengan senjata. Dengan masuknya Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II, ia menawarkan diri untuk layanan militer dan menerima gelar sarkastik "Johnny Got His Gun". Di medan perang, ia terluka, selamat namun terluka parah.
Dia tidak mati, tapi lebih buruk dari kematian. Karena luka yang sangat besar ia bertahan tanpa lengan dan kaki.
Selain itu, ia kehilangan beberapa indera seperti tidak mendengar, atau mencium, melihat atau bahkan berbicara. Dengan demikian, ia hampir sepenuhnya terisolasi dari dunia luar, tapi masih sepenuhnya sadar.

Saving Private Ryan (1998)


Setelah pendaratan di Normandia, sekelompok tentara AS pergi ke belakang garis musuh untuk menjemput penerjun payung yang saudaranya telah tewas dalam perang.
Steven Spielberg di "Saving Private Ryan" menggambarkan kengerian Perang Dunia Kedua.
Film ini menerima lima Academy Awards untuk Best Cinematography, Sutradara Terbaik, Editing, Best Sound serta terbaik dalam editor efek suara.
Staf Umum AS mengirimkan tim khusus untuk pengembalian James Ryan. Tiga bersaudara dari keluarga James sudah jatuh sebelumnya karena mengabdi pada negara mereka. Jadi James perlu ditemukan dan dipulangkan ke rumah dengan selamat.
Penonton akan melihat hujan peluru dan kematian di mana-mana.

Full Metal Jacket (1987)


Bagian pertama dari film ini menggambarkan pelatihan tanpa ampun, yang direkrut harus bertahan di kamp pelatihan AS di Parris Islandia. Kemudian plot tiba-tiba bergeser ke Vietnam. Meskipun ada perubahan lokasi, tapi juga ada beberapa persamaan antara kedua bagian yang sangat berbeda dari film.
Stanley Kubrick menciptakan beberapa urutan adegan menyedihkan di "Full Metal Jacket" yang masih tetap berada dalam memori dari para penonton nya.

Platoon (1986)


Seorang rekrutan muda di Vietnam menghadapi krisis moral ketika dihadapkan dengan kengerian perang.
Tiga puluh tahun yang lalu, Oliver Stone menyutradarai "Platoon" sebagai salah satu yang paling sukses dan terbaik dalam film perang tentang Vietnam, di mana dia juga menulis skenario. Pekerjaannya mendapat penghargaan Piala Oscar dalam kategori Film, Direktur, Editing dan Sound.
"Platoon" menggambarkan realitas yang keras dari Perang Vietnam. Klimaks akhir dari film ini adalah serangan oleh Tentara Vietnam Utara.
Oliver Stone menunjukkan kematian di mana-mana dan juga tentara yang tampaknya telah kehilangan semua moral. Mereka tidak hanya membunuh pejuang musuh, tetapi juga warga sipil. Beberapa mencoba aktivitas seksual untuk memenuhi hasratnya atau bertahan hanya melalui penggunaan narkoba.

Downfall [Der Untergang] (2004)


Traudl Junge, sekretaris Adolf Hitler, bercerita tentang hari-hari terakhir Nazi di Berlin pada akhir Perang Dunia II.
Oliver Hirschbiegel mementaskan "Downfall" hasil skenario karya Bernd Eichinger, yang didasari dari berbagai sumber seperti karya eponymous dari sejarawan Joachim Fest. Film ini dinominasikan pada tahun 2005 untuk Piala Oscar.
Film ini menunjukkan kehancuran pemerintahan Nazi yang berfokus pada peristiwa di Berlin Führerbunker (Hitler Bunker) selama hari-hari terakhir perang .Juga, banyak tokoh terkemuka rezim Nazi tampil dalam film.
Film ini mengambil setting dari sempitnya bunker dan kondisi terdekatnya. Sebuah akting hebat dari Bruno Gans yang menggambarkan Hitler dalam sebuah kinerja epik.
Corinna Harfouch meyakinkan dalam peran Magda Goebbels, yang membunuh anak-anaknya daripada mereka tumbuh di dunia tanpa Nazi.

Apocalypse Now (1979)


Selama Perang Vietnam, Kapten Willard dikirim pada misi berbahaya ke Kamboja untuk membunuh seorang kolonel pemberontak yang telah menetapkan dirinya sebagai Tuhan di antara penduduk lokal. Namun, sebelum itu, penonton disuguhkan kengerian perang. Dengan hanya dua Piala Oscar untuk sound dan kamera film terbaik tentunya penonton takkan lupa salah satu serangan helikopter pada desa di Vietnam, yang disertai dengan musik dari Richard Wagner "Ride of the Valkyries".

Life is Beautiful [La vita è bella] (1997)


Ketika seorang pustakawan Yahudi dan anaknya menjadi korban Holocaust, ia menggunakan kehendak, humor dan imajinasi untuk melindungi anaknya dari bahaya di sekitar kamp.
Sebuah komedi dengan latar belakang Holocaust dalam Perang Dunia II, tampaknya tidak masuk akal dan tidak pantas. Tapi Roberto Benigni membuktikan dengan "Life is Beautiful" yang mengatakan sebaliknya. Pada tahun 1999 film ini berhasil mendapat Piala Oscar untuk film berbahasa asing terbaik.
Pustakawan Yahudi, Guido tinggal di kota Italia kecil dan akhirnya mendapatkan hati Dora tercinta. Tapi setelah waktu kebagahagiaan yang singkat mereka dideportasi dengan anaknya Giosue di kamp konsentrasi.

Schindler’s List (1993)


Di Polandia selama Perang Dunia II, Oskar Schindler secara bertahap menjadi khawatir untuk tenaga kerja Yahudinya setelah menyaksikan penganiayaan Nazi kepada mereka.
Perfeksionis Steven Spielberg memfilmkan novel "Schindler's Ark" oleh Thomas Keneally. Sutradara yang sebelumnya telah membuat film seperti "Hook" atau "Jurassic Park", yang dapat dianggap sebagai film santai, sedangkan "Schindler’s List" memperlihatkan pemusnahan orang Yahudi oleh Nazi Jerman.
Schindler’s List telah memenangkan tujuh Piala Oscar, termasuk Best Director dan Best Film.

American Sniper (2014)


US Navy SEAL Chris Kyle menyelesaikan misi nya untuk melindungi rekan-rekannya dan menjadi salah satu penembak jitu paling mematikan dalam sejarah Amerika. Akurasi nya tidak hanya menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga membuatnya menjadi target utama pemberontak. Disamping bahaya perang dia juga berusaha untuk menjadi suami dan ayah yang baik untuk keluarganya dan kembali ke Amerika. Namun, ketika ia akhirnya pulang ke rumah, ia sadar bahwa ia tidak bisa meninggalkan perang.

Pearl Harbor (2001)


Drama yang berdasarkan peristiwa sejarah ini menceritakan masa muda Rafe McCawley dan Danny Walker saat mereka memasuki Perang Dunia II sebagai pilot. Rafe begitu bersemangat untuk mengambil bagian dalam perang lalu ia berangkat untuk berjuang di Eropa bersama Royal Air Force Inggris. pacarnya, Evelyn, menemukan kenyamanan dalam pelukan Danny. Tetapi mereka bertiga bersatu kembali di Hawaii sebelum serangan Jepang di Pearl Harbor.

Letters from Iwo Jima (2006)


Pesan tertulis yang sudah lama terkubur dari sebuah pulau mengungkapkan cerita dari pasukan Jepang yang berjuang dan meninggal di sana selama Perang Dunia II. Diantaranya adalah Saigo, seorang tukang roti; Baron Nishi, juara Olimpiade; dan Shimizu, seorang tentara idealis. Meskipun Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi tahu dia dan anak buahnya hampir tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup, ia menggunakan keterampilan militer yang luar biasa untuk menahan pasukan Amerika selama mungkin.