Permisi gan, mau berbagi cerita sedikit tentang Gunung Iya di Ende, Flores.

Alam Flores dikarunia keindahan gunung berapi yang tersebar hampir di seluruh penjuru pulau ini meskipun tingginya hanya ratusan meter di atas permukaan laut (mdpl). Semuanya tergabung dalam rangkaian jalur vulkanik Banda.

Legenda di Ende
Ada 3 gunung di Ende yang memiliki 1 legenda cinta segi tiga, yaitu Gunung Iya, Gunung Meja, Gunung Wongge. Alkisah, Iya adalah seorang wanita yang dicintai 2 laki-laki, yaitu Meja dan Wongge. Namun Iya ternyata memilih Meja. Wongge yang tidak terima kemudian memenggal kepala Meja. Penggalan kepalanya kini menjadi Pulau Koa, sedangkan parang yang digunakan Wongge dilempar ke laut dan kini menjadi Pulau Ende yang jika dilihat dari atas bentuknya seperti parang.

Gunung Iya adalah stratovolcano yang terletak di semenanjung Ende. Tingginya hanya 627 mdpl, tapi kita mendaki dari 0 mdpl. Tidak seperti gunung di Jawa yang sudah sering didaki. Gunung-gunung di Flores jarang terjamah. Hanya penduduk di sekitar gunung saja yang mengetahui jalur ke puncak. Jadi kalau mau mendaki gunung di Flores sebaiknya meminta panduan dari warga setempat dengan bayaran yang sesuai. Tentu saja nuansa mistis masih sangat kental di sini dan kita perlu menghormati kepercayaan mereka.

Jalur Pendakian
Pendakian dimulai dari Kelurahan Tanjung di Kecamatan Ende Selatan. Dari Ende kita bisa menuju Pasar Ende atau pasar bawah atau Pasar Mbongawani. Kemudian ambil jalan lurus ke selatan sekitar 4 km sampai tiba di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tepat di kaki Gunung Iya. Sebuah paradoks di mana gunung yang seharusnya menjadi tempat yang penuh pepohonan justru menjadi TPA yang tampaknya juga tidak diolah dengan baik. Selain TPA di sini juga ada penambangan pasir. Untuk menuju ke sini, kita bisa menumpang truk pasir atau naik ojek. Tarif berkisar 5-10 ribu rupiah.

Tiba di ujung TPA pendakian dimulai. Pendakian diawali dengan sabana sekitar 1 jam. Semakin ke atas kita bisa menikmati pemandangan Gunung Roja, Gunung Meja, kota Ende serta Pulau Ende. Selesai jalur sabana kita akan memasuki hutan cemara meskipun cemaranya tidak terlalu rapat. Pendakian di hutan cemara juga dilalui sekitar 1 jam. Setelah itu kita akan tiba di punggungan gunung. Sampai di sini puncak sudah terlihat namun jaraknya masih cukup jauh. Butuh berjalan 15-30 menit untuk tiba di puncak dengan menyusuri punggungan gunung. Di tengah jalan kita akan melalui rekahan tanah yang mengeluarkan asap belerang. Pemandangan di atas sana sangat cantik. Mirip dengan pemandangan menuju Puncak Rinjani. Bedanya kalau di Rinjani kita menikmati danau Segara Anak di sisi kanan, di Gunung Iya kita menikmati pemandangan kawah, Laut Sawu Selatan dan juga Pulau Ende. Tiba di Puncak Gunung Iya kita bisa menikmati pemandangan pesisir selatan Ende bagian timur.






Perjalanan Kami
Pagi ini kami berangkat dari rumah jam 2 pagi. Saya mendaki bersama teman-teman guru Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM3T) Ende dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang sudah lebih dulu mendaki Iya. Kami berjalan kaki 1 jam sampai ujung TPA, lalu mendaki selama 2 jam. Tepat jam 5 pagi kami tiba di puncak. Matahari hanya mengintip sedikit. Sinarnya berpendar jingga di atas awan mendung. Gunung Iya tidak cukup tinggi untuk berdiri di atas awan, namun cukup dekat untuk menyentuh awan mendung. Pukul 6 pagi kami beranjak turun di tengah hujan. Pukul 8 kami sudah tiba di TPA lalu menumpang truk sampai Ende.



Terima kasih banyak untuk teman-teman SM3T yang sudah mau menemani mendaki Iya. Semoga ada kesempatan lain untuk mendaki Gunung Inerie, Ebulobo, Egon serta gunung-gunung lain di bumi Flores.

Flores, menyimpan sejuta kejutan alam.

Informasi lebih lanjut tentang Gunung Iya
http://www.indonesia.travel/id/desti...815/gunung-iya
http://www.florestourism.com/news/my...mith-mount-iya
http://www.gunungbagging.com/iya/