Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

inifizaAvatar border
TS
inifiza
Bertahan atau Berpisah? Saat Pasangan Terkadang Kasar (Fisik maupun Psikis)
Sebelumnya maaf kalau hal ini sudah pernah (atau sering) dibahas.
But I've tried to search related topic and couldn't find it, so I make the new one.

Kalau boleh, saya mau minta saran/masukan/pendapat/support atau apapun bentuknya (yg helpful) dari rekan2 kaskus disini.
Saya sudah sampai di batas tertentu dimana rasanya malu untuk cerita dengan teman dan takut untuk cerita dengan keluarga.
Pasalnya, saya mau cerita soal pacar saya yg sdh bertahun-tahun menemani saya. I don't think I have to mention the number, but let's say it's quite a long time. Well, more than 5 (less than 10, definitely).
Selama bertahun-tahun pacaran sama dia, jelas rasanya udah nyaman banget. Banget. Secara umum, dia super baik, perhatian, dan selalu ada di saat saya butuh. Bahkan di saat saya lagi ada masalah keluarga, dia yang kuatin saya. DI saat saya sakit, dia langsung jemput saya. Di saat saya laper, dia rela ke rumah (bahkan ke kantor!) untuk anterin makanan buat saya. Selama dia bisa, selama dia sempat, dia akan mastiin saya baik-baik aja. DI saat saya sakit, dia juga rela temenin berjam-jam di rumah sakit dan di dokter. Dia dekat dengan keluarga, teman, dan sahabat saya. Basically, my parents are waiting for his family to come and propose me (he plan to do it in few next month, wait until he sign a work contract). So, everything is settle.

Sayangnya, ada satu hal dari dia yang membuat saya amat sangat dilema saat ini. Well, human's not perfect. Itulah yang selalu saya tanamkan di pikiran saya saat saya rasanya tidak kuat menghadapi sifat dia yang saya itu. Sifatnya yang sangat bertolak belakang dengan segala hal baik yang saya sebutkan tadi. Dia bisa berbuat kasar. Baik fisik maupun psikis. Hal itu tidak terjadi setiap saat, tentu. Hanya saat saya sudah amat sangat menjengkelkan dan menjadi 'drama queen' (menurutnya). Saya akui, saya amat menyebalkan saat sedang bete atau tidak suka akan sesuatu. Saya bisa berubah menjadi an annoying bitch that I don't even want to know. Tapi hal itu tidak selalu terjadi. Hanya di kondisi tertentu di saat saya tidak bisa mengendalikan diri (misal: akan menstruasi atau PMS, stress tinggi, dll.). Dia pun, yang awalnya sudah menahan egonya, sudah berusaha sabar menghadapi saya, akhirnya akan meledak dan menjadi kasar. Ia bisa menarik saya, menahan saya untuk tetap berada di mobil dengan cara menggenggam tangan saya dengan keras, mengambil handphone saya agar saya tidak bisa menghubungi siapa-siapa, dan mulai berbicara dengan cepat dan kencang. Lalu di saat saya diam dan menangis, dia akan berteriak: "kenapa sekarang diem?! Tadi aja kamu bisa marah2 kayak gt?! Sekarang kenapa?! Takut?!" lalu saat saya terus diam, dia pernah sampai berkata: "kamu ngomong, nggak?! Kamu bisu?! Hah?!" lalu saya semakin diam dan menangis. Rasanya takut dan ingin lari, tapi tak tahu kemana. Mobil ada di tengah jalan dan saya pun tidak mungkin lari keluar. Selain karena tangan saya terus dipegang, saya pun takut karena itu bahaya. Hal ini terjadi bukan satu atau dua kali. Tapi pernah beberapa kali di saat saya sudah super bete dan menjadi menyebalkan. Menurutnya, sayalah yang menyebabkan dia menjadi seperti itu. Sayalah yang membuat dia menjadi kasar dan bersikap seperti kesetanan. Lalu bodohnya, di saat dia ingin pergi dan memutuskan saya, saya rasanya sakit sekali dan tidak bisa. Saya tahu itu bodoh. Tapi seperti yang saya bilang, kami telah merencanakan semuanya bersama. Kami telah menjalani usaha bersama. Kedua orang tua tinggal bertemu untuk membicarakan tanggal pernikahan dan segalanya.

Lalu saat ini saya dilema. Karena beberapa memar di tangan dan rasa sakit di punggung yang tak mau hilang dan terus mengingatkan soal kasarnya dia. Sedangkan saat saya melihat foto-foto, hadiah, dan kata-kata manis dia, saya rasanya tak mau percaya kalau itu adalah orang yang sama yang juga bisa kasar pada saya.

Setelah bersikap kasar, tentu dia akan menyesal. Begitu menyesal dan meminta maaf. Walaupun tak lupa ia memberi penjelasan kenapa dia bersikap seperti itu.

Jika ada yang ingin memberi saran, please do.
But I hope this thread doesn't become a place of bullying since I know my mistake already and I know that it's completely stupid to still in love to someone who hurts you that bad. But unfortunately, I am that stupid for this case.

Many thanks before.
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
7.4K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.8KThread27.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.