- Beranda
- Berita dan Politik
"Masa Beli Tanah Harga Kampung, tetapi Mau Fasilitas Perumahan"
...
TS
kuping.najwa
"Masa Beli Tanah Harga Kampung, tetapi Mau Fasilitas Perumahan"
Quote:
"Masa Beli Tanah Harga Kampung, tetapi Mau Fasilitas Perumahan"
Sabtu, 7 November 2015 | 08:47 WIB
Kompas.com/Alsadad Rudi
Salah satu rumah di Kalimulya, Depok yang ditembok oleh pengembang perumahan Taman Anyelir II. Penembokan dilakukan setelah warga perumahan keberatan dengan keberadaan rumah yang berdiri bukan di atas lahan perumahan.
DEPOK, KOMPAS.com - Warga Perumahan Taman Anyelir II, Kalimulya, Depok, merasa punya alasan kuat untuk menembok rumah yang berdiri di atas lahan yang bukan bagian dari perumahan mereka.
Mereka menilai tindakan tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan tidak melanggar aturan.
Di sekitar perumahan Taman Anyelir II, Depok, terdapat satu rumah yang ditembok oleh warga. Kasusnya mirip dengan yang dialami Denny Akung (41) di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Jakarta Selatan.
Ada warga kompleks perumahan yang keberatan dengan adanya rumah yang berdiri di atas tanah yang bukan bagian dari perumahan, namun memanfaatkan akses keluar masuk yang ada di perumahan tersebut.
Salah seorang warga, Budi, mengatakan, rumah yang bukan berdiri di atas lahan perumahan memang tidak seharusnya menggunakan akses keluar masuk yang ada di perumahan tersebut.
"Karena harga tanah dia dengan tanah kita beda. Rugi dong kita masa dia beli tanah harga kampung, tapi nebeng di perumahan dan dapat fasilitas yang sama dengan kita," ujar Budi, Sabtu (7/11/2015).
Warga lainnya, Mukmin, turut melontarkan hal senada. Ia menilai rumah yang memiliki akses perumahan memiliki nilai jual yang lebih tinggi ketimbang rumah yang berada di luar perumahan. Ia menganggap hal itu merupakan konsekuensi logis yang laik diterima warga.
"Sedangkan kalau beli yang bukan kompleks kan enggak. Masa dia yang beli tanahnya murah, harga jualnya mau sama dengan harga jual rumah kita," kata Mukmin.
Warga lainnnya, Amin, mengatakan penembokan terhadap rumah yang bukan berdiri di atas lahan yang bukan bagian dari perumahan harus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang.
"Bayangin kalau ini dibiarin, ntar bakal banyak orang lain yang niru. Beli tanahnya harga kampung, terus pas rumahnya jadi tinggal robohin tembok, ikut masuk perumahan. Ya enggak bisa gitu kan," ujar dia.
Sabtu, 7 November 2015 | 08:47 WIB
Kompas.com/Alsadad Rudi
Salah satu rumah di Kalimulya, Depok yang ditembok oleh pengembang perumahan Taman Anyelir II. Penembokan dilakukan setelah warga perumahan keberatan dengan keberadaan rumah yang berdiri bukan di atas lahan perumahan.
DEPOK, KOMPAS.com - Warga Perumahan Taman Anyelir II, Kalimulya, Depok, merasa punya alasan kuat untuk menembok rumah yang berdiri di atas lahan yang bukan bagian dari perumahan mereka.
Mereka menilai tindakan tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan tidak melanggar aturan.
Di sekitar perumahan Taman Anyelir II, Depok, terdapat satu rumah yang ditembok oleh warga. Kasusnya mirip dengan yang dialami Denny Akung (41) di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Jakarta Selatan.
Ada warga kompleks perumahan yang keberatan dengan adanya rumah yang berdiri di atas tanah yang bukan bagian dari perumahan, namun memanfaatkan akses keluar masuk yang ada di perumahan tersebut.
Salah seorang warga, Budi, mengatakan, rumah yang bukan berdiri di atas lahan perumahan memang tidak seharusnya menggunakan akses keluar masuk yang ada di perumahan tersebut.
"Karena harga tanah dia dengan tanah kita beda. Rugi dong kita masa dia beli tanah harga kampung, tapi nebeng di perumahan dan dapat fasilitas yang sama dengan kita," ujar Budi, Sabtu (7/11/2015).
Warga lainnya, Mukmin, turut melontarkan hal senada. Ia menilai rumah yang memiliki akses perumahan memiliki nilai jual yang lebih tinggi ketimbang rumah yang berada di luar perumahan. Ia menganggap hal itu merupakan konsekuensi logis yang laik diterima warga.
"Sedangkan kalau beli yang bukan kompleks kan enggak. Masa dia yang beli tanahnya murah, harga jualnya mau sama dengan harga jual rumah kita," kata Mukmin.
Warga lainnnya, Amin, mengatakan penembokan terhadap rumah yang bukan berdiri di atas lahan yang bukan bagian dari perumahan harus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang.
"Bayangin kalau ini dibiarin, ntar bakal banyak orang lain yang niru. Beli tanahnya harga kampung, terus pas rumahnya jadi tinggal robohin tembok, ikut masuk perumahan. Ya enggak bisa gitu kan," ujar dia.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...tas.Perumahan.
Quote:
News
Megapolitan
Penembokan Akses Rumah Juga Terjadi di Depok
Sabtu, 7 November 2015 | 08:37 WIB
Kompas.com/Alsadad Rudi
Salah satu rumah di Kalimulya, Depok yang ditembok oleh pengembang perumahan Taman Anyelir II. Penembokan dilakukan setelah warga perumahan keberatan dengan keberadaan rumah yang berdiri bukan di atas lahan perumahan.
DEPOK, KOMPAS.com - Penutupan akses rumah dengan cara ditembok tidak hanya terjadi di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Jakarta Selatan. Kejadian yang hampir sama juga terjadi di Depok, tepatnya di Perumahan Taman Anyelir II, Jalan Raya Kalimulya.
Sama seperti di Bintaro, penutupan akses rumah di Depok itu juga terjadi akibat keberatan warga kompleks perumahan terhadap rumah lain yang didirikan di luar kompleks Taman Anyelir. Namun, akses keluar-masuk ke rumah itu menggunakan jalan di kompleks tersebut.
Salah seorang warga sekitar, Amin, mengatakan bahwa penembokan akses rumah itu dilakukan sekitar 2012.
Ia menurutkan, pada akhir 2011, ada seseorang yang membangun rumah di balik tembok pembatas kompleks di salah satu sudut Blok F6 Perumahan Taman Anyelir II.
"Bangunnya di tanah kampung, di luar kompleks," kata Amin kepada Kompas.com, Sabtu (6/11/2015).
Amin merasa curiga karena rumah itu dibangun dengan posisi mengarah kompleks perumahan, bukan perkampungan di sekitarnya. Kecurigaan terbukti saat rumah tersebut selesai dibangun beberapa bulan kemudian.
"Pas rumahnya jadi, tembok perumahan langsung dibongkar sama dia. Jadi dia mau keluar-masuknya lewat perumahan," ujar Amin.
Warga lainnya, Budi, mengatakan, karena keberatan dengan tindakan tersebut, warga pun langsung melaporkan pembongkaran tembok pembatas itu pada pengembang perumahan.
Berbeda dari kejadian di Perumahan Bukit Mas Bintaro, yang mana pengembangnya sudah pailit, pengembang Taman Anyelir II masih aktif.
"Pas warga laporin, pengembangnya langsung cepat nembokin lagi. Jadi pengembang yang bangun temboknya, bukan warga," kata Budi.
Pantauan Kompas.com, rumah yang ditembok di perumahan Taman Anyelir II dalam keadaan kosong.
Warga sekitar menuturkan bahwa rumah tersebut memang jarang ditempati oleh pemiliknya karena susahnya akses keluar masuk.
"Dia sudah telanjur bangun ngadep perumahan, bukan ke jalan kampung. Jadi pas ditutup (tembok), sudah enggak punya akses jadinya," ujar Mukmin, warga setempat.
Megapolitan
Penembokan Akses Rumah Juga Terjadi di Depok
Sabtu, 7 November 2015 | 08:37 WIB
Kompas.com/Alsadad Rudi
Salah satu rumah di Kalimulya, Depok yang ditembok oleh pengembang perumahan Taman Anyelir II. Penembokan dilakukan setelah warga perumahan keberatan dengan keberadaan rumah yang berdiri bukan di atas lahan perumahan.
DEPOK, KOMPAS.com - Penutupan akses rumah dengan cara ditembok tidak hanya terjadi di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Jakarta Selatan. Kejadian yang hampir sama juga terjadi di Depok, tepatnya di Perumahan Taman Anyelir II, Jalan Raya Kalimulya.
Sama seperti di Bintaro, penutupan akses rumah di Depok itu juga terjadi akibat keberatan warga kompleks perumahan terhadap rumah lain yang didirikan di luar kompleks Taman Anyelir. Namun, akses keluar-masuk ke rumah itu menggunakan jalan di kompleks tersebut.
Salah seorang warga sekitar, Amin, mengatakan bahwa penembokan akses rumah itu dilakukan sekitar 2012.
Ia menurutkan, pada akhir 2011, ada seseorang yang membangun rumah di balik tembok pembatas kompleks di salah satu sudut Blok F6 Perumahan Taman Anyelir II.
"Bangunnya di tanah kampung, di luar kompleks," kata Amin kepada Kompas.com, Sabtu (6/11/2015).
Amin merasa curiga karena rumah itu dibangun dengan posisi mengarah kompleks perumahan, bukan perkampungan di sekitarnya. Kecurigaan terbukti saat rumah tersebut selesai dibangun beberapa bulan kemudian.
"Pas rumahnya jadi, tembok perumahan langsung dibongkar sama dia. Jadi dia mau keluar-masuknya lewat perumahan," ujar Amin.
Warga lainnya, Budi, mengatakan, karena keberatan dengan tindakan tersebut, warga pun langsung melaporkan pembongkaran tembok pembatas itu pada pengembang perumahan.
Berbeda dari kejadian di Perumahan Bukit Mas Bintaro, yang mana pengembangnya sudah pailit, pengembang Taman Anyelir II masih aktif.
"Pas warga laporin, pengembangnya langsung cepat nembokin lagi. Jadi pengembang yang bangun temboknya, bukan warga," kata Budi.
Pantauan Kompas.com, rumah yang ditembok di perumahan Taman Anyelir II dalam keadaan kosong.
Warga sekitar menuturkan bahwa rumah tersebut memang jarang ditempati oleh pemiliknya karena susahnya akses keluar masuk.
"Dia sudah telanjur bangun ngadep perumahan, bukan ke jalan kampung. Jadi pas ditutup (tembok), sudah enggak punya akses jadinya," ujar Mukmin, warga setempat.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...rjadi.di.Depok
manusia tak tau malu
nona212 memberi reputasi
1
30.9K
Kutip
322
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
680.6KThread•48.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya