Original Posted By opposition►Berhenti kritik rezim rampok kaya gini cuma karena ada nya SE hate speech yg isinya karet semua.

Sama dengan ngebiarin rampok ngejarah rumah sendiri disiang hari padahal kita ada didalem rumah itu.

Jangan hanya diam!
Salute buat TS..

Original Posted By sumber.bencono►

percaya atau tidak tanpa hater, forum BP bakal sepi. wong kaskus diuntungkan juga kok.

di suruh pergi ? pengen agar kaskus terbebas dari caci maki dan kata-kata kotor?
dengan dalil tersebut akan membawa kaskus menjadi forum yg bermanfaat?

terlalu bijak atau sok suci ya...?

sebelum jokowi jadi presiden kaskus itu memiliki banyak warna dan karakter, tidak dibatasi oleh penilaian2 subjektif.
sekotor-kotornya makian di BP tidak ada apa2nya dengan bacotan ala anak DC.
emang SF DP (Disturb picture) itu memberi manfaat? hanya orang2 kelainan jiwa yg demen mantengin gambar2 begituan.
di tv gambar bangke manusia itu di sensor, di kaskus SF DP malah diumbar.

jadi mari jangan naif.
berpikir positif tanpa harus naif dan sok suci.

kebencian itu datang bukan karena kebetulan. dia datang oleh suatu sebab yg logis. salah besar kalo mereka para hater lebih mengekspresikan rasa frustasi kaitannya dengan kehidupan pribadi.
dulu gua adalah satu pendukung jokowi mulai jokowi hijrah dari solo ke jakarta untuk jadi cagub, dan masih jadi pendukungnya hingga dia jadi gubernur. gua baru sadar menjelang pilpres.
gua masih ingat ketika berada di kubu nastak yg menepis tudingan nasbung yg menyerang jokowi.
dan gua punya alasan logis kenapa gua akhirnya berada di kubu yg berseberangan.
kalo mau jujur...orang2 yg menghina jokowi itu sudah melakukan sesuatu yg wajar dan tidak berlebihan. mengkritik sesuai porsi dan tepat sasaran. perlu di ingat bahwa semua caci maki ini sebelumnya berbentuk puji-pujian, sanjungan, dan pengharapan.
sebelum menjadi objek bully-bully an, jokowi adalah ikon kebaikan. pemimpin yg dirindukan dengan segala atributnya.
seiring berjalannya waktu, kebohongan dan kepalsuan itu mulai terkuak, dan makin parah hingga sekarang dan selanjutnya. mengapa selanjutnya? karena apa yg sudah terjadi tidak pernah dia jadikan pelajaran. dan itu terus terulang.
logis kalo orang ditipu trus marah...masuk akal kalo orang2 jadi murka kalo bangsanya diinjak-injak oleh perilaku pemimpinnya sendiri.
yang jadi persoalan adalah negara ini tidak memberikan tempat untuk menampung kemarahan publik. sebetulnya sederhana, agar publik berhenti membenci dan marah. tapi itu tidak dilakukan, malah justru tanpa merasa bersalah melakukan upaya2 pembenaran.

satu hal lagi, orang diam bukan berarti tidak menghina. mereka yg diam sebetulnya hidup dalam kepura-puraan. mulut boleh bungkam, tapi suara hati terus mengumpat. jadi ini hanya cara2 orang dalam memilih mengekspresikan perasaannya. ada yg diam, ada yg senyum sinis, ada yg ketawa dsb. pemerintah bisa membungkam suara segenap warga negara, tapi pemerintah tak dapat membungkam isi hati dan perasaan warganya. ini lebih berbahaya ketika amarah dibekap. akan seperti api dalam sekam.

gua nggak bilang kebenjian yg diumbar itu baik. namun dengan cara apa warga negara menumpahkan kemarahannya? bukankah suharto lengser juga karena amukan massa?
mengkritik dengan baik dan sopan? sudah dilakukan!
kalo mengkritik dengan cara bermartabat saja tidak berhasil membuat pemimpin berbenah diri, terus harus bagaimana?