Pemimpin daerah tak lagi menjadi ranah kaum pria saja, sudah banyak wanita yang menjadi kepala daerah. Sebagian besar dari mereka tak cuma cerdas, tapi juga cantik. Tak heran kecantikan tersebut banyak menuai pujian. Siapa saja wanita cantik yang sukses menjadi seorang pemimpin? berikut rangkumannya gan;
Spoiler for Rita Widyasari:
Salah satu wanita berparas cantik yang sukses menjadi seorang bupati yaitu Rita Widyasari. Bupati yang lahir di Tenggarong, 11 November 1973 menjabat bupati pada usia 36 tahun untuk periode 2010-2015. Sebelum menjadi Bupati, putri mantan Bupati Kutai Kartanegara (Syaukani Hasan Rais) ini menjabat Ketua DPRD Kukar hasil pemilu 2009. Bakatnya berorganisasi sudah tampak sejak SMP. Dia sempat menjabat Ketua OSIS dan Badan Perwakilan Kelas.
Spoiler for Siti Masitha Soeparno:
Lahir di Jakarta, 10 Januari 1964, Siti merupakan pengusaha yang sukses menjabat Walikota Tegal periode 2014 – 2019. Ibu empat anak ini adalah lulusan School of Hotel Administration, Comell University 1986, Ithaca New York, AS. Walikota ini pernah meraih Juara Kepribadian “Wajah Femina” dan runner up “Puteri Ayu” Martha Tilaar. Selain itu ia aktif di organisasi sosial, seperti Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT), Yayasan Penyantun Anak Asma (Yapnas), dan Perempuan Untuk Negeri (PUN).
Spoiler for Cristiany Eugenia Paruntu:
Tak heran jika wanita yang Lahir di Manado, 25 September 1967 ini sukses dalam karir politiknya. Wanita cantik ini besar di lingkungan dunia politik. Sang ayah, Jopie Paruntu adalah Ketua Komisi D DPRD Sulawesi Utara, sementara sang ibu juga seorang politisi yang menjabat Ketua DPD Partai Golkar Minahasa Selatan dan anggota DPRD II.
Tetty, sapaan akrabnya, menjabat Bupati Minahasa Selatan, Sulawesi Utara pada usia 42 tahun untuk periode 2010-2015. Ia adalah lulusan Harry Carlton Comprehensive School, Suthon Bomington, Nottingham, Inggris. Sebelum terjun ke politik ia adalah pengusaha.
Spoiler for Tatong Bara:
Wanita cantik ini merupakan Walikota Kotamobagu periode 2013-2018. lahir di Matali, 11 Juli 1967, ia merupakan lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado (Lulus 1991). Tatong memulai karir politiknya bersama Partai Amanat Nasional (PAN). Ia pun dipercayakan sebagai Ketua DPC PAN Kotamobagu (2003-2006). Dan sejak tahun 2010 sampai sekarang, jabatan Ketua DPW PAN Sulut berada di atas pundaknya.
Selain bergelut di dunia politik, ia juga tak lupa untuk tetap tampil cantik di depan masyarakat umum. Tatong saat ini masih menjanda ditinggal almarhum suami 2010 silam. Pada periode sebelumnya, Tatong menjabat Wakil Walikota Kotamobagu.
Spoiler for Airin Rachmi Diany:
Wanita cantik ini merupakan Walikota Tangerang Selatan yang pertama. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kota Tangerang di Provinsi Banten. Sebelumnya, Airin pernah mencalonkan diri sebagai wakil bupati Tangerang tapi gagal. Lahir di Banjar, Jawa Barat, 28 Agustus 1976, ia menjabat walikota periode 2011-2016 di usia 34 tahun. Perlu kamu tahu, mantan Mojang Bandung ini adalah adik ipar mantan Gubernur Banten, Ratu Atut.
Spoiler for Illiza Saaduddin Djamal:
Inilah wanita pertama yang menduduki posisi walikota di Aceh. Illiza dilantik sebagai Walikota Banda Aceh sejak 16 Juni 2014, untuk periode 2014-2017. Ia menjabat walikota menggantikan Alm. Mawardi Nurdin yang meninggal dunia pada Januari 2014 lalu. Pada periode sebelumnya, Illiza menjabat Wakil Walikota 2006-2012. Wanita cantik kelahiran Banda Aceh, 31 Desember 1973, ini dikenal kerap blusukan di malam hari dan melakukan razia tempat yang diduga terjadi pelanggaran syariat islam.
Spoiler for Indah Putri Indriani:
Indah Lahir 7 Februari 1977, wanita berparas cantik ini menjadi wakil walikota pada usia 33 tahun untuk periode 2010-2015. Sebelum menjabat, Indah tercatat sebagai akademisi, pernah menjadi tenaga ahli Komisi II DPR RI, dan caleg DPR RI pada Pemilu 2009. Sebelum terjun ke dunia politik, Indah aktif dunia akademis. Ibu dua anak ini pernah tercatat sebagai staf pengajar program S1 & ekstension FISIP UI, dosen Pascasarjana Ilmu Politik UI, dosen FISIP Universitas Bung Karno, dan dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta.