- Beranda
- The Lounge
(INSPIRATIF0 Bukan Karir dan Jabatan Tinggi. Di Titik Ini, Keinginanku Hanya Satu!
...
TS
isigoodnews
(INSPIRATIF0 Bukan Karir dan Jabatan Tinggi. Di Titik Ini, Keinginanku Hanya Satu!
Bukan Karir dan Jabatan Tinggi. Di Titik Ini, Keinginanku Satu: Menjadi Istri yang Baik Untukmu
Quote:
Jamin NO gan! asli dah!
Quote:
Quote:
Quote:
Bukan Karir dan Jabatan Tinggi. Di Titik Ini, Keinginanku Satu: Menjadi Istri yang Baik Untukmu
[ISIGOOD.COM] Sungguh, tidak mudah bagiku untuk menjadi aku yang sekarang ini. Dulu, sebelum aku mengenalmu, aku adalah orang yang berbeda dari aku yang kamu kenal saat ini. Waktu itu, aku adalah seorang wanita yang punya cita-cita tinggi. Bahkan terlalu tinggi. Aku, dengan kaki dan kepalaku sendiri, telah merancang rencana hidup yang sangat besar. Aku merasa ingin menjadi perempuan hebat, kuat dan mandiri. Setidaknya dibuktikan dengan lulus master di luar negeri, menjadi dosen dengan jam terbang tinggi, dihormati, dan bisa membeli segala rupa materi. Iya, dulu aku begitu.
Sekali lagi, tidak mudah bagiku untuk menjadi aku yang sekarang ini. Lihatlah orang-orang di sekelilingku. Aku dikelilingi oleh orang-orang yang sangat mendorongku untuk melaju, melaju ke titik tertinggi. Kamu pikir aku tidak iri, ketika teman-temanku banyak yang mulai melanjutkan kuliah di luar negeri? Kamu salah. Aku seringkali iri, bukan karena apa-apa, tapi aku juga ingin seperti mereka. Pertanyaan-pertanyaan miring mereka tentang pilihanku saat ini juga terkadang membuatku semakin kesal. Aku pernah mengumpat dalam diriku sendiri, kenapa sih aku tidak bisa seperti mereka? Padahal kemampuanku tidak kalah dengan mereka.
Coba kamu lihat, berbagai penghargaan yang sudah aku raih selama ini. Coba kamu lihat, berbagai pengalaman organisasiku waktu itu. Kamu tahu, bahwa aku adalah orang yang terbiasa memimpin. Aku orang yang vokal dan sangat aktif, begitu kata orang-orang. Aku pikir, semua itu cukup membuatku berani bermimpi tinggi. Tapi aku memilih untuk membuat impian lain yang mungkin bagi orang, impianku ini sangat kuno. Tapi aku tidak peduli. Berusaha tidak peduli.
Maaf harus kuulangi, tapi memang tidak mudah bagiku untuk menjadi aku yang sekarang ini. Aku, perempuan yang tadinya sangat ingin mencapai kesuksesanku sendiri, merasa harus bisa hidup dengan kakiku sendiri. Aku ingin sukses dengan usahaku sendiri. Tapi aku sudah tidak seperti itu. Saat ini aku percaya, bahwa ada impian yang lebih besar, lebih mulia dan lebih bijaksana. Yaitu, aku ingin bisa dengan lancar menjawab ketika nanti Tuhan bertanya: bagaimana caraku mengurusmu? Bagaimana caraku mengurus anak-anakmu? Satu lagi, bagaimana caraku mengurus hartamu? Iya, itulah impianku saat ini. Menjadi istri yang baik untukmu.
Quote:
Kamu adalah imamku. Aku takut, pencapaianku hanya akan mengurangi hormatku padamu.
Mas, kamu tahu bahwa kita ini sama-sama orang yang biasa memimpin. Sama-sama orang dominan. Tapi sifat itu bukan masalah untukmu. Karena kamu memang laki-laki, yang ditakdirkan sebagai pemimpin. Akulah yang bermasalah. Aku ini perempuan. Aku takut, aku takut jika aku tidak bisa memposisikan diri sebagai orang yang dipimpin olehmu.
Kamu pasti sangat sedih jika aku sering membantah permintaanmu. Kamu pasti ingin aku tidak banyak mendebat perkataanmu. Sedangkan jika aku menjadi perempuan yang hebat di luar sana, aku tidak yakin bisa menghormatimu seperti yang seharusnya. Aku akan tumbuh menjadi perempuan yang biasa berdebat, beradu pendapat dan tidak suka diperintah begini dan begitu. Aku terbiasa menguasai dan mempengaruhi orang lain. Tapi kamu bukan orang lain, kamu adalah imamku. Kamu pasti tidak nyaman dengan sikapku. Apalagi jika ternyata, rezekiku lebih tinggi dari pendapatanmu. Walaupun mungkin aku tidak bermaksud begitu, tapi besar kemungkinan kamu akan merasa kurang dihormati olehku.
Quote:
Aku akan sangat tersanjung jika akulah yang menyiapkan segala keperluanmu
Nanti, aku akan sangat tersanjung jika semua keperluanmu bisa aku siapkan sendiri. Setiap pagi, aku hidangkan sarapan walaupun sekedarnya. Karena kemampuan memasakku memang belum seberapa. Kemudian kubawakan kotak nasi untuk kamu bawa ke tempat kerjamu. Aku juga ingin kamu memakai baju yang aku siapkan untukmu setiap hari. Jika aku lupa menyiapkannya, kamu akan bertanya “Mana baju untuk Mas, Dek?” Lihat, kamu sangat bergantung kepadaku. Tapi tak apa, aku malah merasa amat tersanjung. Aku justru akan malu jika kamu bisa menyiapkan apa-apa sendiri. Kalau sampai seperti itu, aku akan merasa, tanpa akupun kamu akan baik-baik saja.
Quote:
Tak apa jika kamu sibuk, karena itu adalah kewajibanmu. Tapi aku ingin menjadi orang yang selalu ada dan tampil secantik-cantiknya setiap kamu membuka pintu rumah kita
Kamu laki-laki yang bertanggungjawab. Meskipun kamu tidak menjanjikanku sederet perhiasan, tapi aku tahu kamu sangat bekerja keras untuk memberiku kebahagiaan. Maka aku ingin menyambutmu setiap kamu pulang. Aku ingin tampil secantik-cantiknya untuk menghilangkan kelelahanmu. Mungkin aku hanya punya daster, tapi aku janji, aku akan terlihat bersih dan wangi untuk kamu pandangi. Hal itu tidak bisa aku lakukan jika aku masih seperti aku yang dulu. Mungkin kita akan pulang di jam sama, atau malah kamu yang pulang duluan dan membukakan pintu untukku. Kemudian aku masuk dengan muka lelah. Jangankan menyenangkanmu, tersenyum padamu saja aku sudah tidak punya tenaga. Aku tidak mau seperti itu.
Quote:
Aku ingin menyediakan tempatmu bersandar setiap malam sambil mendengarkan ceritamu tentang apa yang kau alami seharian ini
Jika aku jadi wanita yang sangat sibuk, aku pasti tidak ada waktu mendengarkan keluh kesahmu setiap hari. Karena aku juga punya keluhan sendiri. Aku juga stres dengan kerjaanku, karena aku adalah orang penting di kantor. Waktumu untuk bercerita, bermanja-manja, pasti akan habis untuk mendengarkan ocehanku tentang masalah di kantor. Jadi bukan kamu yang kudengarkan, tapi kamu yang mendengarkan. Padahal aku tahu, kamu sangat membutuhkan telingaku. Itulah mengapa, aku yakin dengan pilihanku saat ini. Kamu bisa bersandar kepadaku setiap malam, dan aku akan berusaha membuatmu serileks mungkin. Supaya kamu bisa bercerita dengan nyaman. Aku tidak rela, tidak akan rela, jika kamu lebih nyaman cerita kepada orang lain ketimbang aku.
Quote:
Tentang anakmu. Tentu kamu lebih bangga jika dia dirawat dan diasuh olehku ketimbang pembantu/size]
Banyak berita penganiayaan anak yang dilakukan oleh pembantu rumah tangga benar-benar membuatku ngeri. Aku tidak mau itu terjadi terhadap anakku, buah cinta kita. Maka aku sendiri yang akan memastikan anak kita baik-baik saja. Aku akan sangat senang jika di tengah jam kerja, kamu menyempatkan diri untuk menelfonku sekedar bertanya “Gimana kabar si Kecil, Bunda?” Walaupun nanti kamu akan lebih banyak menghawatirkan anak kita ketimbang aku, tidak masalah. Karena lagi-lagi aku tersanjung dengan itu. Daripada setiap hari kamu menelfon pembantu untuk menanyakan hal serupa. Kamu pasti lega kan, jika setiap kamu pulang kerja di sore hari, melihat istri cantik membukakan pintu dan anak sehatmu yang sedang belajar jalan itu? Ketika kamu memuji pertumbuhan anakmu, maka saat itu pula aku merasa kamu sedang memujiku.
Quote:
[size="5"]Pendidikan dan sederet prestasiku ini tidak sia-sia. Karena ini adalah bekal untukku mendidik anak-anak kita
Aku tidak perlu merasa pendidikan tinggiku ini sia-sia. Kenapa aku harus merasa sia-sia. Justru harusnya aku bangga, karena anak kita dididik oleh sarjana. Bayangkan jika aku jadi perempuan super sibuk, mungkin anak kita akan didik pembantu yang kemungkinan besar hanyata taman pendidikan dasar. Belum lagi soal etika dan agama. Aku takut, anak kita tidak punya bekal yang cukup soal itu. Apalagi jika aku dan kamu sama-sama sibuk. Aku ingin menjadi arsitek dalam membangun karakter dan kecerdasan anak kita. Dengan bekal pendidikanku ini, aku akan berusaha mendidik anak kita supaya jadi anak yang cerdas, punya sopan santun dan paham agama.
Quote:
Walaupun begitu, jujur aku ingin tetap bekerja. Atas izinmu, walaupun sekedarnya
Tapi jujur, aku tidak bisa benar-benar tidak bekerja. Aku ingin bekerja. Atas izinmu, walaupun sekedarya. Jika kamu mengizinkan aku kerja hanya sampai jam dua, baik aku akan mencari pekerjaan yang seperti itu. Jika kamu mengizinkanku kerja setelah anak masuk usia sekolah, baiklah. Atau kamu ingin membuatkanku rumah makan atau sekolah? Kamu tahu bahwa dari dulu aku suka anak-anak dan aku punya impian untuk punya Taman Kanak-Kanak. Wah, aku akan bahagia sekali jika kamu melakukannya. Intinya aku ingin bekerja. Bukan untuk mencari rezeki utama, tapi untuk membantumu. Maka aku janji, aku tidak akan terlalu mengejar ambisi untuk mencapai karir dan jabatan tinggi. Karena di titik ini, keinginanku satu: menjadi istri yang baik untukmu
Untukmu yang sedang menantiku di ujung titian.
- Dyah L Fardisa
- Dyah L Fardisa
Quote:
0
3.7K
Kutip
40
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.4KThread•88.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya