GrabTaxi meluncurkan program GrabSpeed pada 21 Oktober 2015. Program ini bagian dari pelayanan GrabCar, yaitu layanan bagi pelanggan untuk menikmati taksi layaknya mobil pribadi.

Melalui GrabSpeed, pelanggan diberikan layanan menumpang mobil mewah seperti Lamborghini Aventador dan Gallardo. Belakangan setelah berkonsultasi dengan pihak Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, perusahaan asal Malaysia tersebut membatalkan rencanannya ini.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpendapat sesungguhnya layanan mobil supercar ini tak masalah diberlakukan.

"Makanya, kemaren-kemaren kita sempat ngomong, kami temuin, sebetulnya kamu mau bikin GrabTaxi juga enggak masalah mau Lamborgini juga enggak masalah," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (26/10/2015).

Ahok hanya menyaratkan agar layanan tersebut sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.

Menurut Ahok, apabila mobil Lamborghini itu sejenis taksi yang bekerja sama dengan GrabTaxi, maka pungutan pajak terhadap angkutan umum taksi yang berlaku sepatutnya dibayarkan. Sedangkan, jika mobil tersebut merupakan aset perusahaan, maka harus ada pajak penghasilan yang dibayarkan.

"Makanya, kalau dia itu bilang sewa dari orang yang punya, bukan milik GrabTaxi, ikutan berarti GrabTaxi itu harus apa, harus bayar asuransi buat penumpang, kan di Indonesia undang-undang juga penumpang mesti bayar asuransi," kata Ahok.

"Terus kalau dia dia kuasain sebagai taksi sewa, dia mesti bayar sebagai pajak final, itu aja," imbuh Ahok.

Ahok tak ingin keberadaan layanan tersebut melanggar aturan seperti yang dilakukan taksi Uber, yaitu sarana transportasi dengan mobil plat hitam. Adapun Dishubtrans DKI Jakarta telah mengizinkan operasional layanan GrabCar lainnya yang serupa dengan taksi Uber.

"Hari ini yang jadi masalah kan penyewa taksi pribadi kane nggak membayar pajak-pajak final," tutup mantan Bupati Belitung Timur ini.

Narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...ar-pajak/11192

yg penting jgn lupakan p a j a k