JAKARTA - Kepala Divisi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Nur Hidayati mengatakan secara nyata 40 persen kepemilikan saham perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah milik Malaysia. Sebab, telah terjadi proses penjualan kembali konsesi lahan kepada perusahaan Malaysia.
Kendati demikian untuk bencana kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini bukan sepenuhnya bisa dilimpahkan kepada Malaysia juga. Dalam hal ini ada keteledoran pemerintah Indonesia dalam memberikan izin secara besar-besaran.

“Berdasarkan penelitian yang dilakukan Walhi terjadi pengeluaran izin besar-besaran di periode 2012-2014 untuk pelepasan hutan yang beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Kala itu Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pelepasan izin alih fungsi tersebut,” katanya dalam diskusi di Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (24/10/2015).
ADVERTISING
Pembakaran hutan oleh korporasi ini menurutnya dalam membuka lahan ini bertujuan efisiensi. Pertama dengan membakar lahan, tentunya akan lebih murah. Kedua untuk menurunkan level keasaman tanah gambut agar lebih basah.
“Jadi dibakar supaya lebih basah. Manfaatnya banyak bagi perusaahan, mereka dengan cara ini keuntungan berlipat ganda. Pertama dari pembabatan hutan mereka dapat izin pemanfaatan kayu (IPK). Jadi kayu berharga di hutan gambut bisa dijual mereka hanya modal denkul. Untung dengan kayunya,” pungkasnya.
(MSR)

sumber : m.okezone.com/read/2015/10/24/337/1237386/40-persen-perkebunan-sawit-pembakar-hutan-milik-malaysia?utm_source=wp_bt