Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

realgoodsAvatar border
TS
realgoods
LU MISKIN? YAUDAH GAK USAH SEKOLAH!
LU MISKIN? YA UDAH GA USAH SEKOLAH!
Ada seorang teman, janda cerai dengan tiga orang anak. Anak pertama sudah tamat SMK tapi belum bekerja, anak ketiga masih kelas 5 SD dan anak kedua baru masuk SMA.

Meski sudah bekerja di dua tempat, penghasilannya yang di bawah 2jt sebulan tentu lah tidak cukup, oleh sebab itu ketika mendengar ada jalur khusus SKTM untuk murid baru, dia sangat bersemangat. Prinsipnya, walau miskin tapi anak-anak bisa sekolah minimal sampai jenjang menengah atas. Dia pun menyertakan anak keduanya untuk ikut jalur khusus tersebut.

Singkat cerita, anaknya bisa diterima di sebuah sekolah negeri terkemuka. Pada awalnya ya, dia senang karena dengan demikian dia tidak perlu memikirkan biaya masuk sekolah (yang umumnya besar) dan cukup membeli baju seragam saja (itu pun ternyata menelan biaya sejuta lebih). Namun lucunya, setelah anaknya masuk sekolah, teman saya ini merasa was-was, dia khawatir anaknya akan dibuli oleh teman2 di sekolahnya karena masuk melalui jalur SKTM yang nota bene adalah murid dari kalangan tak mampu alias miskin, apa lagi kemudian anaknya mulai tampak murung dan kepingin pindah sekolah.

Saat itu saya bilang, kemungkinannya kecil, karena selama saya sekolah dari SD sampai tamat kuliah nggak ada tuh teman sekelas yang menjahati temannya karena masalah kondisi perekonomian keluarganya yang kurang, malah kalau kita tahu teman kita hidup kekurangan, kita merasa kasihan dan membebaskan mereka kalau ada iuran untuk kerja kelompok atau sejenisnya. Saya bilang padanya kekhawatirannya itu hanya ada di cerita sinetron. Saya justru meragukan keikhlasan gurunya, karena saya juga pernah dibuli guru gara-gara tidak pernah ikut les dan renang yang mereka selenggarakan (karena itu saya dianggap miskin ga punya biaya untuk bayar les, apa lagi salah satu guru pernah lihat saya tinggal di rumah yang belum jadi pada saat itu... eh malahan curhat...)

Ternyata pendapat saya ini benar! Setelah anaknya didesak untuk berterus terang kenapa ingin pindah sekolah, ternyata di sekolanya itu banyak guru yang tak segan-segan mencela mereka yang mengantongi SKTM sebagai sekelompok orang miskin yang bisanya hanya "menyesaki" sekolah itu. Banyak sekali kata-kata yang menyesakkan dada yang mampir di telinga murid-murid dari keluarga miskin ini dengan tujuan akhir agar mereka keluar saja dari sana.
Pertama dengar saya gemas pada keduanya, pada si anak yang bermental lembek dan gurunya yang tidak mendidik. Saya malah lebih kesal pada si anak dan "menyuruhnya" untuk melawan kekonyolan guru-guru itu dengan memberikan prestasi yang membanggakan. Tapi setelah dipikir, nggak semua orang bisa cuek. Waktu saya dibuli guru, saya masih SD, jadi otak saya masih lempeng, lurus, cuek, walau sedih. Nilai jelek juga gak peduliiii....
Akhirnya dengan berat hati dan kantong, teman saya mengajukan pengunduran diri anaknya untuk keluar dari sekolah negeri yang hebat itu untuk masuk ke sekolah swasta.

Ada catatan MERAH, sudah banyak murid penerima SKTM di sekolah tersebut yang tidak tahan dengan words abuse dari gurunya yang akhirnya keluar dari sana. Pada saat pengajuan pengunduran diri si anak, orangtua harus menuliskan alasannya dengan sejujur-jujurnya. Teman saya tidak tahu apa yang ditulis para ortu itu saat mengeluarkan anak-anaknya, maka dia minta bantuan saya untuk mengungkapkan alasannya. Karena mendengar untuk menulis SEJUJUR-JUJURNYA, jadi saya tulis saja:
"Saya kasihan pada anak saya karena setiap hari mendapat perlakuan tidak baik dari guru-gurunya seperti melontarkan kata-kata yang tak pantas karena lulus melalui jalur SKTM untuk itulah saya selaku orangtua memutuskan untuk memindahkan anak saya untuk bersekolah di sekolah lain."

Tahu apa respon para guru dan Kepala Sekolah tersebut setelah membaca surat pengunduran diri itu? "Oh ya Bu, bagus-bagus!" jawab mereka dengan wajah sumringah.
Menjijikkan sekali mereka itu! Teman saya ini bilang katanya Kepsek SMA tersebut adalah entah guru atau Kepala Sekolahnya ‪#‎RidwanKamil‬ semasa sekolah dulu. Jadi katanya walikota Bandung pun tak berani menghadapinya. Kalau benar begitu, sungguh amat sangat menjijikkan dan memalukan!

Saya salut pada teman saya yang satu ini, demi anaknya dia sempat bilang pada saya, "Saya lebih baik banyak hutang, ga tau juga musti bayarnya gimana, tapi yang penting anak ga sedih lagi dan bisa sekolah."
Apa masih layak Hymne Guru itu kita nyanyikan?

Sumber:
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10206772110453827&id=1607181763
Diubah oleh realgoods 24-10-2015 11:34
0
6.4K
76
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.