Quote:
Washington DC - Republik Indonesia (RI) dan Amerika Serikat (AS) menjalin kerja sama di bidang perhubungan udara. Indonesia dan AS sepakat bekerja sama di bidang pengembangan energi alternatif bio fuel untuk pesawat.
Penandatanganan dilakukan di Washington DC, AS, Jumat (23/10/2015), dari Indonesia diwakili Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo sedangkan dari AS diwakili Deputi Administrator of Federal Aviation Administration Michael G Whitaker.
"Ini adalah energi alternatif di mana kami bekerja sama mengembangkan," jelas Whitaker.
Kerja sama di bidang pengembangan energi alternatif. (Indra Subagja/detikcom)
Sedang menurut Suprasetyo kerjasama ini merupakan saling sharing informasi antara Indonesia dan AS.
"Ada kreasi untuk mengurangi gas buang. Ini teknologi bio fuel, kami kerja sama di bidang teknologi," urai Suprasetyo.
Dalam penandatanganan ini hadir Menhub Ignasius Jonan dan beberapa pejabat Kemenhub di bidang penerbangan.
Dalam kerjasama ini ada 12 poin yang disepakati, selain tukar menukar informasi juga tukar menukar kemampuan dan teknik, serta saling membantu dalam bidang program dan kebijakan.
http://news.detik.com/berita/3052182...esawat-terbang
Quote:
Sawit Jadi Energi Masa Depan untuk Bahan Bakar Pesawat
Washington DC - Energi alternatif bio fuel untuk bahan bakar pesawat tengah dikembangkan di banyak negara. Salah satunya di Indonesia yang ikut juga mempelopori pengembangan bahan pengganti avtur untuk pesawat.
Tak heran bila Indonesia mengembangkan studi bio fuel ini dengan menggandeng Amerika Serikat (AS). Lewat Kemenhub, kerjasama dijalin.
Saat penekenan MoU RI-AS soal bio fuel (Indra/detikcom)
Menurut Menhub Ignasius Jonan di Washington DC, AS, Jumat (23/10/2015) Indonesia memiliki banyak bahan bio fuel. Kelapa sawit menjadi salah satu bahan yang akan digunakan.
"Tapi ini bukan berarti saya mendukung perusahaan sawit ya, apalagi yang bakar-bakar lahan. Ingat ya, saya tidak bisa dilobi," tutur dia.
Jonan menjelaskan bahan sawit sebagai bio fuel ini menjadi pilihan dan dikembangkan di Indonesia. Tentu ada bahan lainnya yang juga bisa dikembangkan seperti jarak, eceng gondok serta lainnya.
Pada 2018 setiap maskapai yang terbang di udara di Indonesia akan diisyaratkan menggunakan bahan mengandung bio fuel, walau komposisinya masih kecil. Di Indonesia Pertamina yang mengembangkan bahan bakar bio fuel ini.
"Tentu yang aman dan sesuai. Dan kita ingin polusi di langit Indonesia berkurang," tegas Jonan.
detik.com
semoga tim kolaborasi US-Indonesia ini tidak hanya mengandalkan sawit, tapi juga menemukan alternatif2 lain untuk sumber bio fuelnya.
selain pembukaan lahan sawit dg cara dibakar, sawit itu sendiri menyerap air tanah sangat banyak. lihat saja daerah2 yg banyak kebun sawitnya menjadi gersang dan tandus