SINGAPURA,
KOMPAS.com- Dalam acara "Bincang 1 Jam Bersama Ahok" di KBRI Singapura, Senin (20/10/2015), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendapat pertanyaan "vulgar".
Vulgar di sini tidak berbau porno, namun terkait kemampuan Basuki membayar gaji para profesional muda yang diajaknya kembali ke Indonesia untuk membangun Jakarta.
Pertanyaan itu disampaikan oleh Edo Hutapea, yang juga moderator pada acara tersebut.
"Pertanyaan Anda Vulgar sekali," kata Basuki sambil tertawa.
Edo juga tertawa mendengar komentar Basuki terkait pertanyaannya. Menurut dia, itu hanya aspirasi profesional muda yang datang, yang telah dikumpulkannya.
Menurut Edo, hasil snap poll (survei cepat) di lokasi yang diselenggarakan oleh media online Global Indonesian Voices (GIV) menunjukkan, 61% dari sekitar 1.300 yang hadir bersedia kembali ke tanah air.
Berdasarkan snap poll itu juga, mereka menginginkan gaji minimal sekitar 6.000 dolar Singapura (sekitar Rp 60 juta/bulan).
Mendengar itu, Basuki tertawa. Menurut dia, angka itu kecil bagi Pemprov DKI.
“Kita sanggupnya menggaji berdasarkan kompetensi Anda, PNS kita paling rendah aja 12 juta, eksekutif BUMD Jakarta juga digaji layak apalagi profesional lulusan luar negeri,” ucap Basuki.
Mendengar itu, para profesional muda yang datang bertepuk tangan, antusias.
“Bagaimana Bapak akan merangkul kami profesional ini mengingat sebenarnya kami sudah sejahtera di Singapura," tanya Edo, yang juga lulusan ITB.
“Yang penting hati Anda bukan hanya kepintaran atau uang. Itu sebabnya malam ini saya datang mengajak profesional di Singapura, mari pulang,” ucap Basuki.
Suami Veronica Tan ini kemudian mencontohkan salah satu staf khususnya Melvany Kasih. Melvany merupakan lulusan Cornell University dan Cambridge University.
Sebelumnya dia telah bekerja di perusahaan manajemen konsultan ternama McKinsey.
“Dia yang sendiri datang ke Balaikota, ingin membantu, bahkan tanpa gaji," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
"Saya pun kaget. Ya saya tawari gaji besar, dia enggak mau. Ya akhirnya saya kasih lah ongkos, minimal bisa pulang taksi, ha-ha-ha."
"Dia semula hanya berencana 3 bulan, kemudian diperpanjang sampai sekarang karena menurutnya lebih menantang mengurus permasalahan DKI," ujarnya.
Acara “Bincang 1 Jam Bersama Ahok” ini digelar atas inisiatif tim Gubernur DKI yang diorganisir oleh Forum Komunitas Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS), bermitra dengan Global Indonesian Voices (GIV) sebagai mitra media.