JAKARTA (IndoTelko) – Pasar elektronik di Indonesia ternyata masih dikuasai oleh produk impor secara ilegal.

“Sekitar 60% pangsa pasar elektronik di Indonesia dikuasai produk impor ilegal. Ini menjadikan industri elektronik dalam negeri mengalami penurunan,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin bidang Infrastruktur. yang juga CEO Gobel Group Rachmat Gobel, kemarin.

Diharapkannya, pemerintah memberikan keamanan yang lebih besar bagi produk dalam negeri, khususnya elektronik. Rasa aman yang diberikan, seperti memperketat wajib label bahasa Indonesia dan menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Tidak hanya memberikan proteksi bagi industri, pemerintah harus juga mengetatkan pasar domestik untuk melindungi masyarakat Indonesia sebagai konsumen.

“Barang impor ilegal bahaya dikonsumsi masyarakat. Kalau label dan SNI tidak diperkuat, banyak impor barang palsu, akhirnya konsumen kita rugi. Maka dari itu kita harus bisa membendung barang impor ilegal," tegasnya.

Ketua‎ Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto menambahkan, maraknya barang impor ilegal karena bea masuk tinggi. “Kalau bea masuk wajar, tidak ada lagi yang menyelundup. Impor barang ilegal hanya bisa ditekan dengan penurunan bea masuk,” katanya.

Pada kesempatan lain, merek asing masih melihat Indonesia sebagai pasar yang empuk untuk produk elektronik. Hal itu terlihat dari aksi PT Gree Electric Appliances Indonesia, perusahaan pembuat pendingin udara yang meghadirkan tipe Silent King yang paling tipis dan sunyi, tipe MOO yang anti karat, serta tipe COO yang anti racun.

"Permintaan dan persaingan yang semakin meningkat mendorong Gree untuk memperluas pasarnya ke luar negeri demi menawarkan produk yang berkualitas dan bernilai tinggi. Dan Indonesia adalah salah satu pasar yang tepat bagi kami untuk memberikan hal tersebut," ujar CEO Gree Electronic Appliances Indonesia Ethan Wu.(ak)



sumber