Jamak diketahui Pilkada 2015 di Depok ramai diperbincangkan. Pasalnya, ada dua calon pemimpin yang akan bertarung, salah satu calon tidak cukup kuat, Dimas Okkey Nugroho-Babai yang akan melawan Idris-Pradi, calon incumbent yang disinyalir pengaruhnya cukup kuat bagi masyarakat depok. Apakah kenyatanyaan demikian? Apakah semua kalangan merasakan dampak positif secara langung dari Idris-Pradi? Saya yakin belum tentu.

Oleh karena itu, momentum pilkada 2015 di Depok adalah alat ukur bagi masyarakat secara luas mengukur tentang prestasi dari Idris-Pradi, apakah masih dipercaya untuk 5 tahun kedepan atau malah sebaliknya? Apakah masyarakat malah justru ingin memilih pemimpin baru yang lebih fresh dan mempunyai gagasan dan inovasi yang lebih segar.



Syahdan, bagi masyarakat Depok yang ingin mempunyai pemimpin baru yang lebih fresh dan dipercaya mampu membawa Depok lebih baik 5 tahun kedepannya, maka tak salah memberikan mandat kepada pemimpim baru. Berikut adalah alasan-alasan mengapa Dimas Okky Nugroho layak sebagai pemimpin baru kota depok 5 tahun kedepan.

Seorang terpelajar yang mumpuni

Bagi Dimas dunia pendidikan adalah hal yang utama dalam berkehidupan. Ia percaya bahwa pendidikan adalah pintu utama untuk keluar dari jurang kemiskinan yang dalam. Bahwa pendidikan adalah cara tepercaya dalam mengangkat derajat dan martabat seseorang. Karena dari ilmu itulah seseorang mampu berpikir terbuka dan dapat menyelesaikan masalah secara cepat, tepat dan bijak.

Pendidikan Dimas, Kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya, kemudian ia mendapatkan beasiswa S2 ke University of Glasgow, Scotland. Tak puas dengan ilmu yang diperoleh S2, ia masih haus akan menuntut ilmu, dan Dimas pun melanjutkan studi S3-nya di University of New South Wales, Australia untuk mendapatkan Doktor Antropologi Politik. Sehingga pendidikan Dimas termasuk salah satu putra Indonesia yang mampu mengenyam pendidikan sampai level tinggi. Maka tak diragukan lagi pengalamannya keilmuannya diluar negeri.

Seorang Muslim yang taat

Persoalan yang membingunkan setiap pilkada adalah permainan isu SARA, salah satu serangan adalah mempertanyakan apakah calon tersebut muslim atau nonmuslim?. Isu ini selalu dihembuskan untuk menyerang lawan politik, tujuannya adalah merebut opini publik (suara) agar memilihnya. Sungguh ini sebuah perilaku yang kurang terpuji bagi tim pemenangan.

Dimas sempat mendapatkan “serangan hitam” saat pertama kali mendaftarkan diri sebagai cawali Depok akhir Agustus 2015 silam. Padahal secara defakto maupun dejero (KTP), Dimas Oky Nugroho ini adalah seorang muslim sejati, yang menjunjung tinggi ajaran agama sejak ia masih kecil sampai sekarang. Sebab, ia lahir dari lingkungan keluarga muslim yang taat.

Seorang toleran yang merangkul

Dimas adalah sosok pemimpin yang merangkul, baik merangkul pemeluk agama lain, merangkung pemuda dari berbagai kalangan sampai merangkul para pejabat dan masyarakat secara adil dan bijak. Pengalamannya didunia kampus, kerja, dan pendampingan politik menjadikan dia paham bagaimana memposisikan diri terhadap persoalan agama, politik maupun sosial.

Sebab, Dimas merupakan sosok muda yang mampu merangkul semua kalangan, calon pemimpin yang mengutamakan persatuan bangsa dari pada kepentingan golongan. Dimas ada seorang akademis yang tidak menafikan bahwa di Indonesia ini ada lima agama yang diakui oleh Negara, dan ia wajib menjaganya dan merawatnya, agar masyarakat dapat hidup berdampingan, rukun dan santosa.

Seorang muda yang visioner

Dimas ada seorang muda yang berprestasi, terbukti sejak ia duduk dibangku perkulihanan dia menjabat sebagai ketua BEM Universitas Airlangga. Dan pada usia 25 tahun baru beberapa tahun ia bekerja, ia langsung di daulat oleh Pemimpin Kompas Group Bapak Jacob Oetama memberikan Dimas kepercayaan sebagai Kepala Biro Jawa Timur di TV 7 Jawa Timur. Tak lain hal ini karena daya inovasi dan kreatifitas Dimas yang luar biasa.



Nah Depok hari ini membutuhkan seorang pendobrak yang dapat membawa perubahan Depok secara nyata. Butuh pemimpin muda yang kaya akan ide-ide segar, daya inovasi yang “kekinian” tapi tetap tidak melupakan kebudayaan lokal. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman di Bumi Perkemahan Cibubur, Minggu 13 September 2015 kemarin. "Prinsipnya buat PKS kita ingin memunculkan pemimpin-pemimpin muda yang potensial dari manapun,”

Nah Dimas ini adalah adalah pemimpin muda yang potensial. Di usia yang ke-37 ini dia sudah diusung oleh perwakilan partai mendapat kepercayaan penuh untuk menjadi pemimpin di kota Depok. Tentunya Dimas bukan sembarang pemuda, tapi pemuda yang telah melalui scanning ketat, sehingga ia layak maju di pilkada 2015, Desember esok.

Seorang aktivis sosial yang peduli

Sepakat bahwa, pemimpin itu selalu harus punya wawasan luas juga perlu aktivitas kerja yang lebih. Artinya ia harus turun langsung kelingkungan dan masyarakat, agar mengetahui langsung apa permasalahan dan segera memberikan solusi tepatnya. Nah kemampuan seperti ini hanya dimiliki oleh seorang aktivis terutama aktivis sosial. Yakni seseorang yang telah mempunya pengalaman lapangan dan mempunya gagasan yang segar. Nah seorang dimas telah membuktikan itu dengan membentuk sebuah lembaga yang dia beri nama “SI Perubahan” .

SIPerubahan, atau Sukarelawan Indonesia Untuk Perubahan ini adalah Wadah menjadi jejaring sinergi tokoh-tokoh muda dengan latar belakang bervariasi, antara lain akademisi, pimpinan komunitas kreatif, dan pimpinan organisasi kemasyarakatan. Ini adalah bentuk nyata inisiasi seorang pemuda kelahiran 07 Februari 1978 untuk membuat sebuah gerakan menanggulangi permasalahan masyarakat akar rumput. Bisa dibayangkan jika ia dipercaya masyarakat Depok untuk menjadi Wali kota Depok dapat dipastikan akan tercetus gebrakan-gebrakan baru yang akan membawa nama baik kota Depok.

*Penulis adalah Masyarakat Sipil Depok yang Menginginkan Kota Depok lebih Baik dari Sebelumnya