KALTENG – Kebutuhan sumber air di hutan Kalimatan Tengah sangat mendesak. Hal ini terkait penyediaan air untuk memadamkan api yang tersebar di berbagai titik kebakaran di hutan yang menghasilkan asap berbahaya bagi kesehatan warga.

Koordinator Tim Darurat Asap ACT Diding Fahruddin mengakui, kebutuhan sumur-sumur di banyak titik di hutan Kalteng sangat mendesak, karena upaya pemadaman kebakaran hutan selama ini sangat terkendala minimnya sumber air.

“ Titik api yang berada jauh di dalam hutan masih belum tersentuh pemadaman. Proses pemadaman di titik api bagian dalam hutan terkendala tidak adanya sumber air,"ujar Ading yang memimpin aksi pemadaman di hutan di Kabupaten Pulau Pisau, Kalteng, Senin (19/10).

Diding menambahkan, usaha keras yang dilakukan ACT bersama berbagai elemen lainnya membutuhkan banyak dukungan dari masyarakat luas, terutama dalam rangka pembuatan banyak sumur yang disebar ke berbagai titik di dalam hutan.

"Kami membutuhkan banyak sumur di setiap radius 100 meter untuk proses pemadaman dengan jangkauan lebih ke dalam bagian hutan," ujarnya.

Air dari sumur-sumur tersebut nantinya akan di tarik menggunakan mesin portable untuk melakukan pemadaman dengan jangkauan yang lebih luas lagi terutama ke bagian dalam hutan.

Dalam dua hari belakangan ini tim ACT sudah merealisasikan dua sumur dan akan ditambah lagi. Kebutuhan sumur yang mendesak membuat tim ACT bahu-membahu bersama tim relawan dari Rumah Zakat dan Sekolah Relawan untuk mempercepat realisasi program sumurisasi untuk penanganan kabut asap.

Banyaknya titik api yang belum bisa terjangkau membuat kabut asap pekat di Kota Palangkaraya dalam tiga hari terakhir semakin membahayakan kesehatan, asap pekat yang berwarna kuning ini membuat mata perih dan nafas menjadi sesak. (ading)

Sumber