Gan, perhelatan Piala Presiden akhirnya memasuki fase final. Final ‘liga hiburan’ ini akan mempertemukan Sriwijaya FCdan Persib Bandung.

Kalau dilihat dari kedua klub yang akan bertanding, agak lebay memang persiapan yang saat ini digelar karena SEHARUSNYA pendukung Persija nggak ada di stadion. Tapi, nampaknya JakMania ini nggak rela tanahnya dipakai oleh musuh bebuyutannya sementara tim kesayangannya nggak masuk ke final.

Kalau menurut agan gimana sih sikap pendukung yang sportif?

Dan yang bikin miris, semalam itu ada aksi ‘bersih-bersih’ jalan yang digelar JakMania. Mereka melakukan aksi pelemparan terhadap sejumlah kendaraan yang diduga membawa Bobotoh dan Viking.

Sebagai orang awam yang nggak tahu menahu soal akar kebencian yang ada di antara pendukung Persib dan Persija, ane mao kasih sedikit opini, gan

Pemecah vs Pemersatu



Sepakbola bisa menjadi elemen pemecah sekaligus pemersatu bangsa. Jika semua pendukung klub kondisinya seperti Persib dan Persija, maka akan sering terjadi kerusuhan di berbagai daerah, gan. Para provokator yang menginginkan perpecahan bangsa akan memanfaatkan para supporteruntuk membuat kerusuhan masal.

Lantas kapan sepakbola berperan sebagai pemersatu bangsa? Jawabannya adalah saat masyarakat hanya memikirkan satu nama, Indonesia. Contohnya? Pada saat timnas Indonesia bertanding dalam perhelatan internasional, berbagai pendukung klub tumpah ruah meneriakkan yel-yel IN-DO-NE-SIA!!

Bocah ingusan



Setelah melihat tayangan di tipi terkait aksi penghadangan, rata-rata pelakunya itu bocah ingusan, gan. Entah apa motivasi mereka sampe-sampe melakukan tindakan nggak penting gitu. Bahkan mobil aparat yang hendak melerai juga terkena lemparan. Pendukung alay, ababil, dan sotoy inilah yang menjadi musuh dalam selimut.

Kalau kata bang Haji Rhoma mah darah muda, darahnya para remaja. Yang selalu merasa gagah, tak pernah mau mengalah.

Masih belum banyak pengalaman, jadi pemikirannya belum bagus. Segalanya diselesaikan pake otot, bukan otak.

Dua kali 45 menit



Harusnya, kalau para pendukung mau marah-marah dan saling ejek, lakukan itu hanya dalam kurun waktu dua kali 45 menit, gan. Artinya, silakan saling ejek dengan kata-kata yang wajar selama pertandingan berlangsung. Tapi, setelah pertandingan usai, maka semua rasa benci harus dihilangkan dari dalam diri. Jika hal ini bisa diterapkan, dijamin nggak akan ada lagi aksi anarkis terhadap supporterklub yang menjadi musuh bebuyutan.

Sekian dulu tret ane, gan. Kalau menurut agan gimana tuh terkait rusuh antar pendukung klub sepakbola yang kerap terjadi?

Jangan cuma jadi pembaca sunyi, ya! Komen agan sangat berarti buat menciptakan sebuah diskusi
So, ditunggu komennya, gan!

Jangan lupa ritual Kaskuser untuk dan bagi serta HINDARI pelemparan