Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unknownsideAvatar border
TS
unknownside
"I am 404!" (Part 1: Pilot)
"Saya adalah 404!".

Sebentar.. sebentar, sepertinya gw terlalu cepat untuk menceritakan ke arah sana. Sebelumnya maaf teman2, gw menceritakan ini sebagai anonymous alias pakai id klonengan. Kalian akan paham setelah membaca semua bualan gw ini. Panggil saja gw Briana. Ini nama salah satu penyanyi yg gw suka. emoticon-Wink

Semua berawal dari 23 tahun silam. Saat itu terdengar suara tangisan bayi sehat berbobot 3 kg. Itu bukan gw. Itu adek gw. Seketika semua orang yang menunggu di depan ruangan redup dan kecil itu mengucap syukur kepada Tuhan. Kecuali gw. Gw waktu itu msh seorang gadis kecil berumur 10 tahun jujur belum mengerti konsep tentang Tuhan. Eh bahkan sampai sekarangpun sebenarnya gw jg belum sepenuhnya mengerti.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa itu adalah hari paling bahagia dalam keluarga gw. Sayang sekali secara singkat pula kebahagiaan itu berakhir. Hanya dalam 10 menit ucapan2 "Alhamdulillah" berubah menjadi "Innalillah". Saat Ayah gw begitu gugupnya hingga tidak sengaja menjatuhkan adek gw hingga kepalanya membentur bagian tepi tempat tidur dan berhenti bernafas. Semua orang histeris. Ibu pingsan. Kakek dan nenek tak henti-hentinya memaki ayah. Gw menangis karena melihat semua orang menangis.
Yang gw belum tau saat itu adalah suasana kelam seperti itu akan semakin sering terjadi di keluarga gw semenjak kejadian itu.

Seminggu setelahnya Ibu meninggalkan kami, dan tak pernah kembali hingga sekarang. Ayah? Dia menjadi pria tua menyedihkan yang setiap hari mabuk dan berjudi bola.
Keuangan keluarga semakin hancur. Ayah berhenti bekerja sebagai guru matematika. Setiap hari dia menggunakan ilmunya untuk menghitung probabilitas peluang dia memenangkan judi togel atau bola. Saat semua perhitungannya tidak sesuai rencana, dia mulai melihat keberadaan gw sebagai mesin pencari uang. Dia "menjual" gw yg saat itu masih SMP untuk bekerja sebagai pemandu karaoke di kota kami.
"Tips2 dari tamunya lumayan.. bisa buat kamu bersenang-senang sama teman2 kamu". Begitulah kalimat yg diucapkan seorang ayah yang sudah lebih mirip sebagai penadah anak2 pengemis jalanan bagi gw.
Mau tidak mau gw "menuntut ilmu" di siang hari, dan "dituntut tamu" di malam hari. Tapi saat itu pendirian gw tegas. Gw ga mau kalo tamu mengajak melakukan tindakan melewati batas. Kalo sekedar peluk-peluk asal tipsnya lumayan gapapa gw biarin. Juga dengan syarat asal tamunya bukan om2 bau yang jarang mandi.

Keadaan semakin memburuk saat ayah berkenalan dengan pacar baru dan sabu. Awalnya mereka sembunyi-sembunyi kalau mau melakukan hal yg tidak2 di rumah kami. Tapi lama kelamaan mereka cuek dan terang-terangan melakukannya bahkan walaupun mereka sadar gw sedang ada di rumah dan bisa mendengar suara2 memalukan itu.
Tapi untuk sabu kuakui saat itu tidak terlalu buruk juga. Sering gw nyolong2 sabu ayah sedikit sedikit hanya untuk menunda air mata yang selalu meminta untuk jatuh sepanjang hari.

Suatu hari saat jadwal memandu karaoke, gw kedatangan tamu beberapa bocah dengan umur sekitar SMA yang memesan tempat. Pakaian mereka serba hitam dan penuh gambar serta tulisan seram. celana mereka sobek-sobek tak beraturan, rambut mereka gw tebak kalo dia ditanya kapan terakhir keramas pasti dia jwb udah lupa. Di masa itu tempat karaoke masih tergolong tempat hiburan mewah. Baru kali ini gw kedatangan tamu seperti ini. Biasanya kebanyakan om2 rapi atau malah mahasiswa-mahasiswi heboh yang dari pakaiannya kelihatan bahwa mereka dari kelas masyarakat menengah ke atas.
Gw saat itu agak takut dan curiga kalo mereka bakal membuat keributan disana dan tak mau bayar. Gw udah siap2 mau mengatakan klo ruangan udah penuh, tapi sudah keduluan mereka menanyakan,

"Mbak, aku karo kanca2ku lg pisan iki ng karaokean e. seng paling murah pinten nggih mbak?" (mbak, kami baru pertama kali ke tempat karaoke. Ruangannya yg paling murah berapa ya?)
Sambil tersenyum malu dan agak grogi mereka menanyakan itu. Ya. Mereka menggunakan bahasa jawa halus. Hal terakhir yg gw tebak bakal mereka ucapkan jika melihat dandanan mereka.

"Seng 20ewuan wonten mbak?"
(yang 20ribuan ada mbak?) Sambil dia keluarkan beberapa uang seribuan ribuan yg sudah lusuh dan beberapa uang receh dengan total yg gw tebak adalah 20rb.

Gw yg dr td bengong pun mulai sadar dan menjawab, "oiya ada mas. 20ribuan per jam nya"

"Eh tapi duite cm 19.800 mbak. kasih diskon lah mbak ya. hehe". Kata dia sambil senyum2 malu.

"Buat latian nyanyi ini mbak soalnya besok mau manggung di alun2 tp vokalisnya mendadak sakit td siang. Barusan dapat vokalis baru tapi mau nyewa studio buat latian udah penuh semua. makanya kita latian di tempat karaoke aja"
Akhirnya gw iyain aja toh cm kurang 200rupiah.
"Eh tp kalian mau nyanyi lagu apa? lagu2 rock yg keras2 ga ada di sini lho". Gw pastiin ke mereka dulu agar jika nanti mereka tdk menemukan lagunya mereka tdk ngamuk2.

Dengan pedenya mereka menjawab "Oh kita udah bawa kaset sendiri kok mbak" Sambil menunjukkan kaset CD bertulis salah satu band punkrock tenar asal pulau Dewata.

Gw pun tdk bisa menahan ketawa. "Hihihi.. karaoke itu lagunya udah ada di daftar kita mas. jadi kalian nggak bisa bawa kaset sendiri dr rumah."

"Walaaah.. kalo lagunya S*d yg bu**n p******n sama "k**a r**k c**y ada mbak?"

"Oh ada kok". Gw tau lagu itu ada karena para mahasiswa yg datang kesini sering menyanyikannya. Saat itu band ini sangat booming dan banyak didewakan oleh anak2 muda. Gw pun memandu mereka untuk menghidupkan player di ruangan karaoke dan mengajari mereka cara memilih lagu karena sudah jelas mereka tdk tau cara menggunakannya.

Setelah lagu mulai dan mereka menyanyi, gw pun tinggalkan mereka karena mereka pasti ga akan memberikan gw tips.

Selanjutnya akan gw ceritakan saat gw semakin liar setelah "mulai" berkenalan dengan fans base band punkrock yang gw ceritakan di atas. Rambut gw potong seperti cowok, dada gw tekan memakai korset agar tidak menonjol. Sudah umum setiap hari kami mabuk2an dan berkeliaran di jalanan mengikuti kemanapun idola kami manggung, bahkan sampai ke pulau seberang pun. Hingga suatu saat terjadi hal yang tdk akan gw lupakan, yaitu saat gw kehilangan kegadisan oleh teman2 berandalan gw di atas truk yang kami tumpangi untuk pergi menonton konser di Jawa Tengah.

Sampai sini gw rasa kalian mulai paham kenapa gw memilih merahasiakan identitas. Kenapa gw memilih untuk tidak kalian temukan. Kenapa gw memilih sebagai 404, error not found.

(Bersambung. Sudah waktunya gw siap2 berangkat kerja) emoticon-Kiss (S)
0
1K
6
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.