Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dorobtuAvatar border
TS
dorobtu
MENSOS USUL POTONG SYARAF LIBIDO PELAKU CABUL
Merdeka.com - Menteri Sosial
Khofifah Indar Parawansa benar-
benar geram dengan kasus
kekerasan seksual terhadap anak
dan perempuan yang semakin
marak akhir-akhir ini. Dia kembali
mewacanakan agar hukuman pelaku
cabul diperberat dengan memotong
saraf libidonya.

"Hukuman terhadap pelaku
diperberat dengan dipotong saraf
libidonya bukan disunat lagi, tapi
menggunakan zat kimia tertentu,
agar usai menjalani hukuman tidak
jadi pemangsa (predator) lagi dan
korban baru bisa dihindari," ujar
Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa.

Hal itu dikatakan Khofifah di acara
tumpengan bersama korban
pedofilia dan keluarganya di Jalan
Pejuang RW 04/5, Gading Timur,
Jakarta Utara, Jumat (9/10) malam
seperti rilis yang diterima
merdeka.com.

Sementara untuk pencegahan, kata
Khofifah, Kementerian Sosial
(Kemensos) terus melakukan
langkah-langkah untuk pencegahan
(preventif) dari kemungkinan
berbagai masalah tindak kekerasan
terhadap anak hingga level paling
bawah, yaitu RT/RW.

Menanggapi wacana pemotongan
safar libido, Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) menilai, hal itu
tidak masuk akal. Bahkan, Ketua
Umum Pengurus Besar Ikatan
Dokter Indonesia (PB IDI) Zaenal
Abidin mempersilakan agar Khofifah
yang langsung memotongnya jika
mau.

"Siapa yang mau potong? Asal
menterinya (Khofifah) sendiri yang
mau potong boleh. Peraturan
kesehatan, dokter tidak boleh
mencederai seseorang," ucap
Zaenal kemarin.

Zaenal menuturkan, imbauan
pemerintah itu justru akan menjadi
polemik. Pasalnya, tidak ada
regulasi yang mengatur hukuman
itu.

"Karena kan ada hukum dan
peraturan yang berlaku. Saya tidak
pernah melihat atau mendengar
atau melakukan memotong alat
seksual orang," ungkapnya.

Menurutnya, jika dokter diberikan
mandat oleh pemerintah untuk
memotong pasti akan ada nalurinya
untuk menyambungkannya kembali.
Maka dari itu, pihaknya menyerahkan persoalan ini kepada
pemerintah, namun tidak
melibatkan profesi dokter.

"Jadi selalu saya ingatkan bahwa
pemerintah jika ingin membuat
statemen terutama untuk
mematikan orang, merusak orang,
maka silakan saja tapi jangan
melibatkan dokter," tandasnya.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek
mengaku bingung dengan adanya
wacana pemutusan saraf libido
yang diwacanakan.

"Iya betul, saya sendiri agak
bingung. Tapi beliau (khofifah)
bilang di luar negeri ada obat
yang dapat langsung menurunkan
itu. Jadi bukan vasektomi," kata
Nila beberapa waktu lalu.

Menurut Nila, sebelum wacana itu
menjadi sebuah kebijakan, penting
sekali untuk mengkaji lebih lanjut.
Sebab kejahatan seksual
penyebabnya bermacam-macam.

"Tetapi kan harus dipertimbangkan
kalau itu anak muda penyebabnya
apa, kemudian indikasinya apa.
Indikasinya misalnya dia melakukan
pemerkosaan dan patut dihukum
seperti itu, tetapi itu masih jauh
kok," jelasnya.

Dari segi kesehatan, Nila juga
belum mengetahui secara pasti apa
obat bila pelaku kekerasan seksual
dipotong saraf libidonya. Yang
jelas, tegas dia, pihaknya akan
mengkaji lebih lanjut persoalan
tersebut.

"Saya agak bingung kalau ada
obatnya. Katanya di Inggris atau
Eropa ada obatnya. Obatnya apa
saya juga masih bingung," terang
Nila.

"Kita coba lah dikaji, tapi kalau
kita melihat kalau ada pemerkosaan
seperti ini agak keterlaluan ya.
Tapi kalau saya sih akan tarik ke
hulu saja, sebenarnya kemiskinan
juga masuk ke dalam ini, cara
kehidupan dengan rumah yang
sedemikian itu lah yang harus
dipikirkan," tandasnya.

sumber

kagak bisa keras emoticon-Takut (S)

Diubah oleh dorobtu 11-10-2015 03:32
0
1.8K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.