Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unknownoneAvatar border
TS
unknownone
Tragedi Mina, Jokowi Didesak NU & Muhammadiyah untuk Protes
SELASA, 29 SEPTEMBER 2015



TEMPO.CO, Jakarta: Dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, mendesak Presiden Joko Widodo meminta penjelasan kepada pemerintah Arab Saudi terkait dengan tragedi Mina yang memakan korban jiwa jemaah haji Indonesia. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, permintaan penjelasan itu perlu ditulis dalam sebuah nota protes.

“Tidak boleh menundukkan kepala atau cium tangan, nanti malah semakin diinjak,” kata dia, Senin 28 September 2015.

Said mengatakan Jokowi seharusnya bisa mencontoh Presiden RI ke-2, Soeharto, dalam menyikapi tragedi terowongan Al-Mu’aisim di Mina pada 1990, yang menewaskan 1.426 anggota jemaah haji—sebanyak 649 di antaranya asal Indonesia. Saat itu Soeharto tak segan melayangkan nota protes kepada Raja Fahd bin Abdul Aziz. “Dulu, ketika tragedi terowongan Mina, Pak Harto protes keras. Itu didengar oleh kerajaan,” ujar Said.

Menurut Said, agak sulit bagi pemerintah Indonesia untuk mengharapkan petugas Saudi bersikap terbuka dan membuka akses dalam pencarian anggota jemaah yang masih hilang. “Pemerintah Arab Saudi kan kerajaan, ya memang akan selalu tertutup,” kata dia.


Selanjutnya, antara takdir Allah dan penjelasan kenapa tragedi Mina terjadi...


Desakan Muhammadiyah disuarakan Abdul Mukti, salah satu Ketua Pimpinan Pusat. Menurut Mukti, pemerintah Saudi harus bisa menjelaskan musabab terjadinya peristiwa yang merenggut jiwa ratusan anggota jemaah haji itu. “Mutlak itu. Kalau itu takdir Allah, seharusnya sudah bisa dijelaskan mengapa hal itu bisa terjadi,” kata dia. “Bukan karena takdir Allah justru semuanya ditutup.”

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebelumnya mengatakan pencarian korban terhalang kebijakan pemerintah Saudi. Petugas haji kesulitan mencari informasi di rumah sakit dan persemayaman jenazah. Arab Saudi pun belum mengeluarkan data korban insiden Mina. “Akses untuk dapat informasi tidak mudah, baik secara formal maupun informal,” ujar Lukman, dua hari lalu.


Hingga Senin 28 September, korban tewas asal Indonesia yang berhasil diidentifikasi mencapai 41 orang. Jumlah itu bisa bertambah karena 80 anggota jemaah masih tak diketahui nasibnya.

Karena itu, pemerintah Indonesia meminta Saudi agar memberikan kemudahan untuk menelusuri seluruh rumah sakit di Mekah dan menyediakan akses informasi untuk memastikan identitas korban. “Kami terus meminta pemerintah Saudi memberikan akses seluas-luasnya untuk melakukan pengecekan,” kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Meski demikian, pemerintah belum akan melayangkan protes seperti yang ditempuh pemerintah Iran. “Kami belum memikirkan ke arah sana,” ujar Menteri Lukman. Saat ini, kata dia, pemerintah sedang memusatkan perhatian untuk menemukan dan mengidentifikasi korban.



MAHARDIKA SATRIA HADI | ANANDA TERESIA

Source:
http://www.tempo.co/read/fokus/2015/...h-untuk-protes

emoticon-Hot News emoticon-Hot News emoticon-Hot News
Diubah oleh unknownone 29-09-2015 09:56
0
1.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.