Merdeka.com - LadyJEK, layanan ojek berbasis online, mengklaim pihaknya saat ini sudah memiliki sekitar 800 orang pengemudi. Sejauh ini, layanan LadyJEK baru mencakup kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
CEO LadyJEK, Brian Mulyadi, mengatakan banyak dari mahasiswi ataupun ibu rumah tangga yang ikut bergabung dengan LadyJEK. Kebanyakan dari mereka ikut bergabung dengan alasan untuk menambah biaya kuliah atau membantu ekonomi rumah tangga.
Pada pengemudi, LadyJEK menerapkan sistem bagi hasil yakni 85 persen penghasilan untuk sopir dan 15 persen untuk perusahaan. Saat ini LadyJEK memiliki tiga kantor cabang di Cengkareng, Bekasi dan Tangerang. Sedangkan, kantor pusat berada di Casablanca, Jakarta Selatan.
"Oh tidak ada kesulitan sama sekali (proses rekrutmen), data yang saya punya ada 700 sampai 800 orang yang mendaftar untuk menjadi driver LadyJek," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/10).
Head of Community Relation LadyJEK, Sylvira Ananda, menambahkan pihaknya secara khusus berharap pemerintah segera mengeluarkan regulasi untuk bisnis ojek berbasis online ini.
"Ojek online ini merupakan fenomena yang pemerintah belum bisa menyediakannya dan masyarakat sangat mendukung dengan adanya ojek online walaupun sebenarnya tidak ada dalam undang undang. Terkait faktor keamanan dan kenyamanan kami mengharapkan pemerintah bisa membuat regulasi yang terkait dengan keberadaan ojek online sebagai layanan angkutan umum," jelas Sylvira.
Bagi sopir, LadyJEK memberikan fasilitas pulsa Rp 100.000, sebuah ponsel pintar yang setiap minggu dicicil sebesar Rp 25.000, 1 buah jaket seragam LadyJEK, 2 helm LadyJEK.
Sumber