Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ketek..basahAvatar border
TS
ketek..basah
Bos TopJek: Bangun TopJek, investasi kami cuma puluhan miliar rupiah

Co-founder TopJek Cempaka Adinda Devi. ©2015 Merdeka.com



Merdeka.com - Bisnis aplikasi transportasi yang sedang ramai di Ibukota, seperti jamur di musim penghujan, termasuk ojek online. Setelah muncul Go-Jek, GrabBike, dan Blu-Jek, kini hadir lagi bisnis ojek online serupa, yakni TopJek. TopJek ini didanai oleh dua orang Indonesia, salah satunya Cempaka Adinda Devi yang menjabat sebagai co-founder sekaligus Direktur TopJek.

Bisa dikatakan, bisnis aplikasi transportasi ini juga termasuk dalam bisnis yang 'padat modal', tak hanya membuat aplikasi semata, namun membangun infrastruktur pendukungnya. Tak berlebihan, jika bisnis ini bisa menelan dana ratusan miliar rupiah.

Lalu, berapa investasi membangun TopJek? Yang jelas, menurut Cempaka, investasi yang digelontorkan oleh pihaknya, tak sebesar perusahaan besutan Nadiem Makarim, Go-Jek. Dia menuturkan, jika perusahaan pelopor ojek online tersebut, modal awalnya hingga ratusan miliar rupiah.

"Soal itu saya gak bisa buka. Yang jelas saya ada share investasi di sini (TopJek red). Dan tentunya, modal awal kami gak sebesar Go-Jek lah. Go-Jek saya dengar itu hingga ratusan miliar rupiah. Kita gak sampai segitu, hanya puluhan miliar rupiah saja," ujar Cempaka yang ditemui di kantornya di wilayah Pasar Minggu, Jakarta, Kemarin, Kamis (8/10).

Kendati begitu, dengan tangan terbuka, pihaknya siap menerima jika ada investor yang ingin bergabung bersama perusahaannya. Perempuan lulusan London School of Public Relation (LSPR) ini pun optimis jika perusahaan yang baru dibentuknya akan terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Namun sayang, ia tidak mau menyebutkan target angka pertumbuhan bisnisnya tersebut.

Bahkan tidak menutup kemungkinan, ketika perusahaannya terus mengalami pertumbuhan, bisa jadi akan dilego ke beberapa investor. Hal inilah yang biasanya dilakukan oleh para startup perusahaan rintisan teknologi - ketika valuasi bisnisnya telah mencapai angka tertentu.

"Bisa jadi. Bisa jadi seperti itu. Tapi itu bukan tujuan kami. Tujuannya adalah mengembangkan bisnis ini secara pelan-pelan sehingga bisa terus tumbuh," katanya.

Sebagaimana diketahui, soal pembagian hasil antara TopJek dengan pengemudi ojek, tak berbeda dengan Go-Jek, yakni 80 persen untuk pengemudi ojek dan 20 persen bagi TopJek. Namun, di awal setelah launching selama sebulan, pihaknya akan memberikan pembagian hasil seperti GrabBike, 90 persen bagi pengemudi dan 10 persen untuk TopJek.

"Tapi, itu berlaku hanya sebulan saja setelah kami launching. Setelah itu, sistem bagi hasilnya kembali lagi ke konsep awal, yakni 80 persen pengemudi dan 20 persen untuk kami," imbuhnya.


sumur


"cuma" puluhan milyaar kok emoticon-Malu (S)
0
3.3K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.