- Beranda
- Berita dan Politik
(Terima kasih Agus Marto) Cadev anjlok USD 3,6 miliar
...
![mater1777](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/04/16/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
mater1777
(Terima kasih Agus Marto) Cadev anjlok USD 3,6 miliar
Hasil kerja BI nih demi rupiah
Dari Merdeka
Bayar utang asing dan stabilkan Rupiah, cadev anjlok USD 3,6 miliar
Merdeka.com - Bank Indonesia mengeluarkan data terbaru mengenai posisi cadangan devisa Indonesia. Per September 2015, cadangan devisa tercatat tinggal USD 101,7 miliar. Angka ini menurun USD 3,6 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus 2015 sebesar USD 105,3 miliar.
Dalam siaran pers resminya, Bank Indonesia menyebut, penurunan cadangan devisa disebabkan oleh penggunaan dalam rangka pembayaran utang luar negeri pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Hal tersebut dinilai sejalan dengan komitmen Bank Indonesia yang telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir September 2015 masih cukup membiayai 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Nih ongkos mempertahankan rupiah nih.
Dari Okezone
Rupiah Rp13.900, BI: Kami Tetap Intervensi
JAKARTA - Meskipun nilai tukar rupiah telah menguat, Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak akan berhenti untuk melakukan intervensi.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan non-delivery forward, Rabu (7/10/2015) menguat 312 poin atau 2,19 persen. Bloomberg mencatat, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.911 - Rp14.180 per USD.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menegaskan BI akan selalu ada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Tirta menjelaskan, keberadaan BI di pasar guna menjaga naik turunnya nilai tukar rupiah tidak terlalu tajam.
"BI terus menerus ada di pasar, supaya fluktuasi smooth, intervensi masih tetap tapi lebih kecil, kalau biasanya besar," ucapnya di iBCM, Rabu (7/10/2015).
Lebih lanjut Tirta mengatakan, jika pergerakan nilai tukar terlalu tajam akan membingungkan pasar. Untuk itulah BI berperan menjaga nilai tukar dan tetap berada di pasar.
"Intervensi untuk smoothing pergerakan nilai tukar, karena kalau fluktuatif bisa membingungkan pasar. Itu yang kita lakukan, kalau ada potensi pelemahan lagi kita intervensi," imbuhnya.
Padahal sudah diwanti wanti tuh kalau efek intervensi itu hampir tak terasa
Dari Kompas
Intervensi Rupiah dengan Cadangan Devisa bagai "Menggarami Lautan"
JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Bank Indonesia (BI) menjaga nilai tukar rupiah dengan menggelontorkan cadangan devisa di pasar valas dinilai akan sia-sia bila kepercayaan pasar ke pemerintah sangat minim. Upaya BI itu dianalogikan layaknya seseorang yang terus menerus menabur garam di laut.
"Bank Indonesia itu kewenangannya sangat terbatas dan instrumennya juga sangat terbatas apalagi kalau BI dipaksa maka nanti yang dilakukan pasti hanya intervensi pasar. Intervensi pasar itu kita hanya punya 103 miliar dollar AS, dan itu hanya akan menggarami lautan kalau tidak adanya kepercayaan pasar," ujar Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef), Enny Sri Hartati di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Menurut Enny, BI tak akan bisa kerja sendiri. Pemerintah kata dia harus membantu bank sentral itu dengan memperbaiki neraca pembayaran. Namun, dia mengakui perbaikan neraca pembayaran cukup membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Oleh karena itu ucap dia, satu-satunya jalan mengerem pelemahan rupiah adalah dengan meningkatkan kepercayaan pasar.
"Yang bisa dilakukan dalam jangka pendek untuk bisa mendorong stabilisasi nilai tukar itu hanya kepercayaan. Jadi kan begini secara fundamental oke memang itu memicu pelemahan rupiah tapi yang membuat rupiah sangat tertekan dan mengalami fluktuasi yang cukup tinggi itu adalah spekulan," kata Enny.
Nilai tukar rupiah masih berada di bawah tekanan dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot, Jumat (25/9/2015). Mata uang Garuda dibuka melemah ke posisi Rp 14.706 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya pada 14.684.
Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.05 WIB, rupiah masih terpuruk di posisi Rp 14.707 per dollar AS, setelah sempat bergerak ke kisaran 14.685.
Quote:
Dari Merdeka
Bayar utang asing dan stabilkan Rupiah, cadev anjlok USD 3,6 miliar
Merdeka.com - Bank Indonesia mengeluarkan data terbaru mengenai posisi cadangan devisa Indonesia. Per September 2015, cadangan devisa tercatat tinggal USD 101,7 miliar. Angka ini menurun USD 3,6 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus 2015 sebesar USD 105,3 miliar.
Dalam siaran pers resminya, Bank Indonesia menyebut, penurunan cadangan devisa disebabkan oleh penggunaan dalam rangka pembayaran utang luar negeri pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Hal tersebut dinilai sejalan dengan komitmen Bank Indonesia yang telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir September 2015 masih cukup membiayai 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Nih ongkos mempertahankan rupiah nih.
Quote:
Dari Okezone
Rupiah Rp13.900, BI: Kami Tetap Intervensi
JAKARTA - Meskipun nilai tukar rupiah telah menguat, Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak akan berhenti untuk melakukan intervensi.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan non-delivery forward, Rabu (7/10/2015) menguat 312 poin atau 2,19 persen. Bloomberg mencatat, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.911 - Rp14.180 per USD.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menegaskan BI akan selalu ada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Tirta menjelaskan, keberadaan BI di pasar guna menjaga naik turunnya nilai tukar rupiah tidak terlalu tajam.
"BI terus menerus ada di pasar, supaya fluktuasi smooth, intervensi masih tetap tapi lebih kecil, kalau biasanya besar," ucapnya di iBCM, Rabu (7/10/2015).
Lebih lanjut Tirta mengatakan, jika pergerakan nilai tukar terlalu tajam akan membingungkan pasar. Untuk itulah BI berperan menjaga nilai tukar dan tetap berada di pasar.
"Intervensi untuk smoothing pergerakan nilai tukar, karena kalau fluktuatif bisa membingungkan pasar. Itu yang kita lakukan, kalau ada potensi pelemahan lagi kita intervensi," imbuhnya.
Padahal sudah diwanti wanti tuh kalau efek intervensi itu hampir tak terasa
Quote:
Dari Kompas
Intervensi Rupiah dengan Cadangan Devisa bagai "Menggarami Lautan"
JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Bank Indonesia (BI) menjaga nilai tukar rupiah dengan menggelontorkan cadangan devisa di pasar valas dinilai akan sia-sia bila kepercayaan pasar ke pemerintah sangat minim. Upaya BI itu dianalogikan layaknya seseorang yang terus menerus menabur garam di laut.
"Bank Indonesia itu kewenangannya sangat terbatas dan instrumennya juga sangat terbatas apalagi kalau BI dipaksa maka nanti yang dilakukan pasti hanya intervensi pasar. Intervensi pasar itu kita hanya punya 103 miliar dollar AS, dan itu hanya akan menggarami lautan kalau tidak adanya kepercayaan pasar," ujar Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef), Enny Sri Hartati di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Menurut Enny, BI tak akan bisa kerja sendiri. Pemerintah kata dia harus membantu bank sentral itu dengan memperbaiki neraca pembayaran. Namun, dia mengakui perbaikan neraca pembayaran cukup membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Oleh karena itu ucap dia, satu-satunya jalan mengerem pelemahan rupiah adalah dengan meningkatkan kepercayaan pasar.
"Yang bisa dilakukan dalam jangka pendek untuk bisa mendorong stabilisasi nilai tukar itu hanya kepercayaan. Jadi kan begini secara fundamental oke memang itu memicu pelemahan rupiah tapi yang membuat rupiah sangat tertekan dan mengalami fluktuasi yang cukup tinggi itu adalah spekulan," kata Enny.
Nilai tukar rupiah masih berada di bawah tekanan dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot, Jumat (25/9/2015). Mata uang Garuda dibuka melemah ke posisi Rp 14.706 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya pada 14.684.
Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.05 WIB, rupiah masih terpuruk di posisi Rp 14.707 per dollar AS, setelah sempat bergerak ke kisaran 14.685.
0
3K
Kutip
24
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Berita dan Politik](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-10.png)
Berita dan Politik![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya