Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mbah.rewelAvatar border
TS
mbah.rewel
Murid SD Baca Puisi untuk Jokowi Sambil Menangis "Tolong Bapak Presidenku"
Murid SD Baca Puisi untuk Jokowi Sambil Menangis "Tolong Bapak Presidenku"

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - M Fawwas Musyaffa membacakan puisi yang ia tulis penuh perasaan, sambil berlinang air mata.
"Kami ingin sekolah kembali, kami ingin bermain bersama teman-teman kami dengan gembira tanpa rasa cemas akan bahaya asap. Kami rindu melihat indahnya langit biru, awan putih, merasakan udara segar yang menyehatkan paru-paru kami."

Puisi itu dibacakan M Fawwas di hadapan sekitar 80 teman sekolahnya saat aksi menolak asap di halaman SD Homeshooling Group (Hsg) Khoirul Ummah 40, Jalan Delima Pekanbaru, Rabu (30/9/2015). Sebelumnya, M Fawwas dan kawan-kawan menggelar shalat minta hujan (Istisqo) bersama para guru.

Sementara Zia Shakila membacakan surat yang ia tulis khusus untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berikut penggalannya:
“Akankah Bapak Presidenku Joko Widodo merasakan kepedihan, derita saya dan teman-teman ini. Rasa pedih di mata karena kabut asap di Riau ini. Rasa sakit di tenggorokan karena kabut asap ini. Bagaimana kami-kami ini menjadi anak yang cerdas kalau benih-benih penyakit menimpa kami semua. Kapan kami-kami ini bisa belajar seperti sedia kala?

“Tolong Bapak Presidenku, mengertilah sedikit dengan nasib anak-anak bangsa ini, agar kami semua menikmati kehidupan alam yang sehat dan indah, agar kami ceria seperti sedia kala.”

Zia kepada Tribun mengatakan, ia berharap agar Presiden Jokowi membaca suratnya dan juga surat yang dibikin teman-temannya. Surat yang ditulis tangan itu dikirim lewat pos. “Semoga suratnya sampai ke tangan Pak Presiden,” kata Zia.

Kepala Sekolah SD Hsg Khoirul Ummah, Usman mengemukakan, sudah lebih dari sebulan para murid tidak masuk sekolah karena kabut asap. "Kegiatan ini (aksi menolak asap) menggambarkan bagaimana mereka ingin kembali sekolah,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi yang nyata dan langsung agar anak-anak bisa kembali sekolah, bisa belajar, hingga dapat menata masa depan.

"Kepada Bapak Presiden agar bisa mengunjungi Pekanbaru, kunjungi sekolah-sekolah, biar dapat melihat langsung bagaimana kondisinya," kata Usman.

Aksi menolak asap murid-murid SD itu berlangsung di tengah kabut asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Rabu pagi. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada pukul 07.00 WIB, jarak pandang di Pekanbaru hanya berkisar 100 meter.

Jarak pandang di Pelalawan dan Rengat, Indragiri Hulu, bahkan lebih pendek lagi yakni berkisar 50 meter. Sedangkan di Kota Dumai terpantau 500 meter.

Pada Rabu pagi terpantau 201 titik panas (hotspot) yang mengepung Sumatera. "Titik panas terbanyak masih terdeteksi di Sumatera Selatan dengan 177 titik

Sementara itu Bangka Belitung 14 titik, Lampung Sembilan titik serta Bengkulu satu titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin. Di Riau sendiri tidak ditemukan adanya titik panas dalam empat hari terakhir.

Pekatnya kabut asap memaksa Sumadi mengungsikan istri dan bayinya yang berusia empat bulan, Gibran, ke tempat evakuasi di kantor Wali Kota Pekanbaru.

“Asap sudah masuk ke dalam rumah. Anak saya masih bayi, rentan sekali, apalagi saat ini kesehatannya sedang dipantau karena mengalami gizi buruk,” ujar warga Jl Karunia, Rumbai Pesisir, Pekanbaru, itu.

“Saya berharap bencana ini tidak terjadi terus-menerus,” kata pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan tersebut.
Santi, yang tengah hami enam bulan, juga sempat dievakuasi ke tempat evakuasi yang disediakan Pemko Pekanbaru bagi keluarga tak mampu di tengah bencana kabut asap.

“Tapi setelah saya pikir, saya pulang saja. Suami saya juga sedang sakit di rumah. Sakitnya bukan karena asap. Saya pulang saja. Tadi karena diajak pihak kecamatan jadi saya ikut saja," imbuhnya.

Tempat evakuasi ini awalnya ruang rapat utama di kantor Wali Kota Pekanbaru. Di sana tersedia peralatan kesehatan seperti tabung oksigen, obat-obatan dan tenaga medis. Ruangan itu juga dilengkapi tempat tidur, ayunan bayi, dan pendingin ruangan (AC).

“Yang diprioritaskan adalah bayi, di bawah usia satu tahun, dari keluarga miskin,” ujar Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT. (Tribun Pekanbaru Cetak)

puisi

Quote:


ngga takut di bully nih anak...emoticon-Takut (S)

tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
4.7K
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.