Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengakui tak mudah untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Arab Saudi yang memiliki sistem monarki atau kerajaan. Pihak kerajaan cenderung tertutup untuk menjaga posisinya di mata rakyat dan dunia.

Fahri menyesalkan tidak ada cara yang dilakukan pemerintah untuk bisa berkomunikasi dengan Arab Saudi. Jika diurut kata dia, wibawa pemerintahan Jokowi di mata Arab Saudi berada pada titik terendah.

"Kalau peringkat, Amerika Serikat dan Eropa itu pertama, kedua itu negara-negara manejer seperti Turki, Malaysia, Singapura, Pakistan, kemudian negara pekerja Afrika, sebagaian Asia, India. Nah kita paling bawah kelihatannya sehingga tidak ada komunikasi," ungkap Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Saat tragedi Mina, Fahri mengeluh karena pejabat di Kementerian Agama (Kemenag), Daker dan pejabat terkait lainnya tak bisa dihubungi. Dia menduga, para pejabat itu bungkam karena tidak tahu informasi terbaru dari Arab Saudi. "Kenapa Hari H pejabat tutup telefon karena juga enggak ngerti mau ngomong apa," ketusnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ikut dalam rombongan ke Makkah, Jazuli Juwaini mengamini kritikan Fahri.

Menurutnya, pemerintah harus proaktif dalam menangani berbagai kejadian di Arab Saudi. "Pemerintah Indonesia harus proaktif, jangan menunggu," tukasnya

http://news.okezone.com/read/2015/09...b-saudi-rendah