Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ketek..basahAvatar border
TS
ketek..basah
Dolar AS Rp 14.700, BI: Kalau Tanpa Intervensi Entah Seperti Apa
Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus melakukan berbagai kebijakan di sisi moneter agar nilai tukar rupiah tidak terpuruk. Dolar Amerika Serikat (AS) sempat menguat hingga ke posisi Rp 14.700.

Deputi Gubernur BI Hendar mengatakan, BI selaku otoritas moneter sudah melakukan tugasnya dengan baik agar stabilitas rupiah tetap terjaga.

Menurutnya, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini juga dialami mata uang negara lainnya bahkan depresiasinya lebih dalam.

"Saya tidak bisa dibayangkan jika BI tidak menjaga (intervensi), entah seperti apa, makanya perlu di-compare dengan negara lain (pelemahannya)," ujar dia saat konferensi pers di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Hendar menjelaskan, memang saat ini pasokan valuta asing (valas) yang ada di BI minim.

Untuk itu, berbagai kebijakan yang dikeluarkan BI, utamanya soal rupiah diharapkan bisa membuat gerak rupiah lebih percaya diri.

"Ketersediaan rupiah dalam jangka pendek berkurang. Jangan sampai buat rupiah lebih murah karena likuiditas jangka pendeknya berkurang," katanya.

Meski demikian, Hendar mengaku, pasar keuangan dalam negeri masih cukup konfiden. Di pasar SBN, masih tercatat ada net inflow arus dana masuk.

"Di pasar SBN masih net inflow, confident masih cukup terjaga walaupun memang kondisi sekarang lebih buruk dari tahun sebelumnya," terang dia.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, kondisi rupiah saat ini memang tidak seimbang, permintaan jauh lebih tinggi dibandingkan pasokan. Ini membuat rupiah terus tertekan.

"Pasar valas kita situasinya saat ini adalah lebih banyak demand-nya dibandingkan suplainya, itu perlu ditambah suplai dolar baik di spot maupun forward," sebut dia.

Belum lagi, lanjut Mirza, ketidakpastian bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan tingkat suku bunganya semakin membuat rupiah terperosok.

"Sekarang itu situasinya di mana supply and demand nggak balance (seimbang), apalagi uncertainty (ketidakpastian) the Fed belum tahu kapan pastinya naik. Tapi sampai saat ini situasi pasar keuangan kita masih terjaga," tandasnya.

sumur
0
2.1K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.