- Beranda
- The Lounge
Sadis, petani di Lumajang dibunuh di Balai Desa karena tolak tambang
...
TS
uzdex
Sadis, petani di Lumajang dibunuh di Balai Desa karena tolak tambang
Quote:
Merdeka.com - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mengutuk peristiwa penganiayaan dan pembunuhan terhadap dua orang petani warga Desa Selok Awar-Awar, Lumajang. Korban pembunuhan bernama Samsul alias Kancil (52) dan korban penganiayaan bernama Tosan (51).
Mereka dibunuh dan dianiaya di depan Balai Desa karena, pada 9 September 2015 lalu karena menggelar aksi damai untuk menolak proyek penambangan pasir di sekitar wilayah Pantai Watu Pecak, Lumajang. Proyek penambangan pasir tersebut-selain merusak jalan desa akibat tingginya aktivitas penambangan-akan mengakibatkan abrasi yang berdampak signifikan terhadap kerusakan lingkungan.
LBH Jakarta menilai bahwa peristiwa yang menimpa kedua orang korban merupakan pelanggaran HAM serius dan negara harus turut bertanggungjawab atas terjadinya peristiwa tersebut.
"Kami menyayangkan lambatnya antisipasi dari pihak pemerintah daerah dan terutama kepolisian. Tragedi yang menimpa Samsul dan Tosan seharusnya dapat dicegah apabila pemerintah dan kepolisian setempat lebih cepat bergerak dalam mendeteksi konflik di wilayah tersebut. Apalagi, penolakan warga setempat terhadap proyek penambangan pasir di wilayah pesisir mengindikasikan adanya potensi penyelewengan izin yang dapat berakibat pada terjadinya kerusakan lingkungan," ujar Alghiffari Aqsa, Direktur LBH Jakarta dalam siaran persnya, Senin (28/9).
"Selain mendorong pemerintah dan kepolisian setempat untuk segera mengusut peristiwa ini, kami juga berharap Komnas HAM dapat melakukan investigasi menyeluruh terkait pelanggaran hak-hak warga di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang. Potensi pelanggaran hak tersebut, antara lain: hak untuk hidup, hak atas rasa aman, hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, dan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat," tambah Alldo Fellix Januardy, pengacara publik LBH Jakarta.
Peristiwa kekerasan dan pembunuhan warga dan aktivis lingkungan akibat memprotes pembangunan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan bukan pertama kalinya terjadi. Tercatat, selama 5 tahun terakhir, terdapat beberapa kasus kekerasan yang terjadi, antara lain bentrokan warga Kebumen dengan prajurit TNI AD akibat proyek bisnis pasir (2011), konflik agraria di Bima, Nusa Tenggara Barat (2012), kekerasan terhadap warga penolak pembangunan PLTU Batang (2013), kekerasan oleh Polres Tumbak Manggarai dan TNI di Nusa Tenggara Timur terhadap warga yang menolak pembangunan tambang (2014), sampai peristiwa yang menimpa Samsul dan Tosan di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang.
Quote:
Original Posted By kronologis
Ini Kronologi Pembunuhan Sadis 'Salim Kancil'
28 September 2015 11:39 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Hasil investigasi Tim Advokasi Tolak Tambang Pasir Lumajang menemukan fakta sadisnya penyiksaan para preman tambang terhadap Salim dan Tosan, dua warga penolak tambang. Salim disiksa hingga tewas, sementara Tosan berhasil diselamatkan warga lainnya.
Dalam rilis tertulis tim advokasi yang terdiri dari Laskar Hijau, Walhi Jawa Timur, Kontras Surbaya, dan LBH Disabilitas disebutkan, sebelum tewas dipukul dengan batu dan balok kayu, Salim (46) atau akrab dipanggil 'Salim Kancil', sempat disetrum dan digergaji. Tim advokasi menyampaikan, saat 40-an preman datang menyerbu rumahnya, Sabtu (26/9), Salim sedang menggendong cucunya yang berusia 5 tahun.
"Mengetahui ada yang datang berbondong dan menunjukkan gelagat tidak baik Salim membawa cucunya masuk. Gerombolan tersebut langsung menangkap Salim dan mengikat dia dengan tali yang sudah disiapkan," tulis tim advokasi dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (28/9).
Tim advokasi melanjutkan, para preman kemudian menyeret Salim dan membawa dia menuju Balai Desa Selok Awar-Awar yang berjarak 2 kilometer dari rumahnya. Sepanjang perjalanan menuju Balai Desa, gerombolan ini terus menghajar Salim dengan senjata-senjata yang mereka bawa, disaksikan warga yang ketakutan dengan aksi ini.
"Di Balai Desa, tanpa mengindahkan bahwa masih ada banyak anak-anak yang sedang mengikuti pelajaran di PAUD, gerombolan ini menyeret Salim masuk dan terus menghajarnya," tulis tim advokasi.
Tim advokasi melanjutkan, di Balai desa, gerombolan ini sudah menyiapkan alat setrum yang kemudian dipakai untuk menyetrum Salim berkali-kali. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga membawa gergaji dan dipakai untuk menggorok leher Salim. Namun, upaya mereka seolah tidak melemahkan Salim.
Melihat kenyataan Salim masih sehat, tulis tim advokasi dalam rilisnya, dalam keadaan balai desa yang masih ramai, gerombolan tersebut kemudian membawa Salim yang masih dalam keadaan terikat melewati jalan kampung menuju arah makam yang lebih sepi.
"Di tempat ini mereka kemudian mencoba lagi menyerang salim dengan berbagai senjata yang mereka bawa. Baru setelah gerombolan ini memakai batu untuk memukul, Salim ambruk ke tanah," tulis tim advokasi.
Mendapati itu, menurut keterangan tim advokasi, mereka kemudian memukulkan batu berkali-kali ke kepala Salim. Di tempat inilah kemudian Salim meninggal dengan posisi tertelungkup dengan kayu dan batu berserakan di sekitarnya.
Sebelum membantai Salim, para preman juga menyerang rumah Tosan, warga penolak tambang lainnya. Menurut keterangan tim advokasi, Tosan didatangi segerombolan orang menggunakan kendaraan bermotor sekitar pukul 07.30.
"Mereka membawa pentungan kayu, pacul, celurit, dan batu. Tanpa banyak bicara mereka lalu menghajar Tosan di rumahnya, Tosan berusaha menyelamatkan diri dengan menggunakan sepeda namun segera bisa dikejar oleh gerombolan ini," tulis tim advokasi.
Tim advokasi menyampaikan, Tosan lalu ditabrak dengan motor di lapangan tak jauh dari rumahnya. Tak berhenti di situ, gerombolan ini kembali mengeroyok Tosan dengan berbagai senjata yang mereka bawa sebelumnya.
"Tosan bahkan ditelentangkan di tengah lapangan dan dilindas motor berkali-kali. Gerombolan ini menghentikan aksinya dan pergi meninggalkan Tosan setelah satu orang warga bernama Ridwan datang dan melerai," tulis tim advokasi.
Salah satu anggota tim advokasi A'ak Abdullah melaporkan, saat ini, kampung tempat kejadian masih mencekam. "Warga dan keluarga korban masih dalam suasan duka dan rawan terpancing untuk membalas dendam," ujar Aak dihubungi melalui saluran telepon, Senin (28/9).
Ini Kronologi Pembunuhan Sadis 'Salim Kancil'
28 September 2015 11:39 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Hasil investigasi Tim Advokasi Tolak Tambang Pasir Lumajang menemukan fakta sadisnya penyiksaan para preman tambang terhadap Salim dan Tosan, dua warga penolak tambang. Salim disiksa hingga tewas, sementara Tosan berhasil diselamatkan warga lainnya.
Dalam rilis tertulis tim advokasi yang terdiri dari Laskar Hijau, Walhi Jawa Timur, Kontras Surbaya, dan LBH Disabilitas disebutkan, sebelum tewas dipukul dengan batu dan balok kayu, Salim (46) atau akrab dipanggil 'Salim Kancil', sempat disetrum dan digergaji. Tim advokasi menyampaikan, saat 40-an preman datang menyerbu rumahnya, Sabtu (26/9), Salim sedang menggendong cucunya yang berusia 5 tahun.
"Mengetahui ada yang datang berbondong dan menunjukkan gelagat tidak baik Salim membawa cucunya masuk. Gerombolan tersebut langsung menangkap Salim dan mengikat dia dengan tali yang sudah disiapkan," tulis tim advokasi dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (28/9).
Tim advokasi melanjutkan, para preman kemudian menyeret Salim dan membawa dia menuju Balai Desa Selok Awar-Awar yang berjarak 2 kilometer dari rumahnya. Sepanjang perjalanan menuju Balai Desa, gerombolan ini terus menghajar Salim dengan senjata-senjata yang mereka bawa, disaksikan warga yang ketakutan dengan aksi ini.
"Di Balai Desa, tanpa mengindahkan bahwa masih ada banyak anak-anak yang sedang mengikuti pelajaran di PAUD, gerombolan ini menyeret Salim masuk dan terus menghajarnya," tulis tim advokasi.
Tim advokasi melanjutkan, di Balai desa, gerombolan ini sudah menyiapkan alat setrum yang kemudian dipakai untuk menyetrum Salim berkali-kali. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga membawa gergaji dan dipakai untuk menggorok leher Salim. Namun, upaya mereka seolah tidak melemahkan Salim.
Melihat kenyataan Salim masih sehat, tulis tim advokasi dalam rilisnya, dalam keadaan balai desa yang masih ramai, gerombolan tersebut kemudian membawa Salim yang masih dalam keadaan terikat melewati jalan kampung menuju arah makam yang lebih sepi.
"Di tempat ini mereka kemudian mencoba lagi menyerang salim dengan berbagai senjata yang mereka bawa. Baru setelah gerombolan ini memakai batu untuk memukul, Salim ambruk ke tanah," tulis tim advokasi.
Mendapati itu, menurut keterangan tim advokasi, mereka kemudian memukulkan batu berkali-kali ke kepala Salim. Di tempat inilah kemudian Salim meninggal dengan posisi tertelungkup dengan kayu dan batu berserakan di sekitarnya.
Sebelum membantai Salim, para preman juga menyerang rumah Tosan, warga penolak tambang lainnya. Menurut keterangan tim advokasi, Tosan didatangi segerombolan orang menggunakan kendaraan bermotor sekitar pukul 07.30.
"Mereka membawa pentungan kayu, pacul, celurit, dan batu. Tanpa banyak bicara mereka lalu menghajar Tosan di rumahnya, Tosan berusaha menyelamatkan diri dengan menggunakan sepeda namun segera bisa dikejar oleh gerombolan ini," tulis tim advokasi.
Tim advokasi menyampaikan, Tosan lalu ditabrak dengan motor di lapangan tak jauh dari rumahnya. Tak berhenti di situ, gerombolan ini kembali mengeroyok Tosan dengan berbagai senjata yang mereka bawa sebelumnya.
"Tosan bahkan ditelentangkan di tengah lapangan dan dilindas motor berkali-kali. Gerombolan ini menghentikan aksinya dan pergi meninggalkan Tosan setelah satu orang warga bernama Ridwan datang dan melerai," tulis tim advokasi.
Salah satu anggota tim advokasi A'ak Abdullah melaporkan, saat ini, kampung tempat kejadian masih mencekam. "Warga dan keluarga korban masih dalam suasan duka dan rawan terpancing untuk membalas dendam," ujar Aak dihubungi melalui saluran telepon, Senin (28/9).
Quote:
Original Posted By tersangka
18 Orang Jadi Tersangka Pembunuh Salim Kancil di Lumajang
TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail mengatakan telah menetapkan 18 tersangka terkait dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Sampai saat ini, kami sudah mengamankan dan menetapkan 18 tersangka dalam kasus tersebut," kata Fadly, Senin, 28 September 2015.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, diduga menjadi korban penganiayaan, Sabtu, 26 September 2015. Aksi kekerasan ini menimbulkan satu korban tewas dan satu orang kritis. Korban tewas adalah Salim, 52 tahun, warga Dusun Krajan II.
Sedangkan korban kritis adalah Tosan, 51 tahun, warga Dusun Persil. Kedua korban kekerasan ini dikenal sebagai warga penolak tambang pasir di pesisir Pantai Watu Pecak. Keduanya dihajar di tempat terpisah berjarak tiga kilometer satu sama lain.
Fadly menuturkan jumlah tersangka kemungkinan bisa bertambah sesuai dengan hasil penyidikan dan penyelidikan anggotanya yang ada di lapangan. Ke-18 tersangka mempunyai peran yang berbeda. "Masing-masing mempunyai peran yang berbeda-beda, mulai mengajak, memerintahkan, memukul, melempar, hingga menyetrum korban," ucap Fadly.
Menurut Fadly, pihaknya telah menangkap otak dan penggerak kejadian tersebut. "Di antara 18 orang yang kami amankan, ada otak dan penggeraknya," katanya. Fadly tidak menyebutkan siapa otak dan penggerak penganiayaan dan pembunuhan itu. "Kami lihat nanti lebih lanjut, siapakah aktor intelektualnya. Apa yang di ada di antaranya 18 orang tersebut atau berkembang ke yang lain," katanya.
Fadly berujar, pihaknya berkonsentrasi menangani kasus tersebut. Dia meminta agar masyarakat mempercayakan kasus ini kepada polisi. "Kami akan bekerja semaksimal mungkin untuk terus mengungkap sampai tuntas," ucapnya.
Terkait dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan ini, polisi mengamankan 36 orang di Polres Lumajang. Sebanyak 18 dari 36 orang tersebut kemudian dijadikan tersangka.
18 Orang Jadi Tersangka Pembunuh Salim Kancil di Lumajang
TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail mengatakan telah menetapkan 18 tersangka terkait dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Sampai saat ini, kami sudah mengamankan dan menetapkan 18 tersangka dalam kasus tersebut," kata Fadly, Senin, 28 September 2015.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, diduga menjadi korban penganiayaan, Sabtu, 26 September 2015. Aksi kekerasan ini menimbulkan satu korban tewas dan satu orang kritis. Korban tewas adalah Salim, 52 tahun, warga Dusun Krajan II.
Sedangkan korban kritis adalah Tosan, 51 tahun, warga Dusun Persil. Kedua korban kekerasan ini dikenal sebagai warga penolak tambang pasir di pesisir Pantai Watu Pecak. Keduanya dihajar di tempat terpisah berjarak tiga kilometer satu sama lain.
Fadly menuturkan jumlah tersangka kemungkinan bisa bertambah sesuai dengan hasil penyidikan dan penyelidikan anggotanya yang ada di lapangan. Ke-18 tersangka mempunyai peran yang berbeda. "Masing-masing mempunyai peran yang berbeda-beda, mulai mengajak, memerintahkan, memukul, melempar, hingga menyetrum korban," ucap Fadly.
Menurut Fadly, pihaknya telah menangkap otak dan penggerak kejadian tersebut. "Di antara 18 orang yang kami amankan, ada otak dan penggeraknya," katanya. Fadly tidak menyebutkan siapa otak dan penggerak penganiayaan dan pembunuhan itu. "Kami lihat nanti lebih lanjut, siapakah aktor intelektualnya. Apa yang di ada di antaranya 18 orang tersebut atau berkembang ke yang lain," katanya.
Fadly berujar, pihaknya berkonsentrasi menangani kasus tersebut. Dia meminta agar masyarakat mempercayakan kasus ini kepada polisi. "Kami akan bekerja semaksimal mungkin untuk terus mengungkap sampai tuntas," ucapnya.
Terkait dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan ini, polisi mengamankan 36 orang di Polres Lumajang. Sebanyak 18 dari 36 orang tersebut kemudian dijadikan tersangka.
Sedih banget gan.. Padahal almarhum berjuang buat nyelametin lingkungan.
sumber
0
7.3K
Kutip
75
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.3KThread•91.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya