gmrapihjayaAvatar border
TS
gmrapihjaya
BI: Cadangan Devisa Meningkat US$ 3 miliar Berkat Utang
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/...-berkat-utang/

BI: Cadangan Devisa Meningkat US$ 3 miliar Berkat Utang

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2015 sebesar US$ 114,2 miliar, meningkat US$ 3 miliar dari posisi Desember 2014 yang sebesar US$ 111,9 miliar. Penguatan cadangan devisa salah satunya dari penarikan utang pemerintah sebesar US$ 4 miliar melalui penerbitan obligasi dolar AS (global bond).

Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacob mengatakan selain karena lelang global bond, peningkatan cadangan devisa juga berkat meningkatnya simpanan deposito valuta asing perbankan di BI dan peningkatan hasil ekspor migas pemerintah.

"Serta adanya penerimaan Pemerintah lainnya dalam valuta asing yang melebihi pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah," ujar Peter dalam rilis resmi BI yang dikutip, Sabtu (7/2).

Posisi cadangan devisa per akhir Januari 2015 ini, menurut Peter, dapat mendanai 6,8 bulan kegiatan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Posisi ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai level cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," ujar Peter.

Januari lalu pemerintah telah melelang dua varian obligasi berdenominasi dolar AS, yakni seri RI0125 dan RI0145. Nominal yang diterbitkan untuk masing-masing obligasi tersebut sebesar US$ 2 miliar dari total pemesanan (order-book) mencapai US$19,3 miliar. Dengan demikian terjadi kelebihan permintaan (oversubscription) sebanyak 4,8 kali.


"Pemerintah telah menarik seluruh dana hasil penerbitan global bond senilai US$ 4 miliar dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve," ujar Direktur Jenderal Pengelola Utang Robert Pakpahan Januari lalu.

RI0125 merupakan obligasi valas bertenor 10 tahun atau jatuh tempo pada 15 januari 2025. Sedangkan jangka waktu jatuh tempo untuk RI0145 pada 15 Januari 2045 atau bertenor 30 tahun. Dari kedua SUN tersebut terlihat paling banyak diminati oleh investor AS, yakni 48 persen untuk global bond seri RI0125 dan 53 persen untuk seri RI0145. (ags/ags)

Quote:


Pemerintah Rela Surat Utang Diborong China Demi Cadev

http://ekbis.sindonews.com/read/1023...dev-1436782005

JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan, tawaran Surat Utang Negara (SUN) Indonesia untuk diborong Bank Sentral China, dalam rangka menambah cadangan devisa (cadev) dan membendung gejolak perekonomian dunia.

Terlebih, cadangan devisa Indonesia saat ini susut dari USD110 miliar menjadi USD108 miliar saat melakukan intervensi agar rupiah stabil di posisi Rp13.300 per USD. Sementara posisi cadangan devisa China per Maret 2015 mencapai USD3,73 triliun.

"Nah, dalam rangka memperkuat ketahanan kita menambah cadev, menjaga gejolak dunia. Kita undang mereka untuk ikut lelang, ya mereka sekarang sedang melakukan proses internal," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/7/2015).

Mantan Wakil Menteri Keuangan ini berharap, pemerintah dapat meraih permodalan untuk beberapa proyek dalam negeri dengan tawaran pembelian SUN kepada China. Terlebih, Negeri Tirai Bambu ini juga belum pernah berpartisipasi dalam embeli SUN Indonesia.

"Mereka ikut lelang SUN kita kaya peserta yang lain. Kenapa? karena ternyata sudah banyak bank sentral lain yang sudah beli SUN kita gitu. Tapi mereka (China) kan belum ada," imbuhnya.

Selain itu, sambung Bambang, penawaran SUN kepada Bank Sentral China tersebut akan lebih aman jika terjadi gejolak perekonomian dunia. Pasalnya, mereka tidak akan lari begitu saja saat gejolak perekonomian menghantam dunia.

"Jadi, kalau ada suden reversal mereka tidak akan lari duluan. Kalau yang lari duluan kan yang spekulatif. Nah, kita intinya ingin memperbaiki struktur kepemilikan asing di SUN kita," kata dia.

Dengan dibeli oleh Bank Sentral China, kepemilikan asing terhadap SUN Indonesia akan lebih terstruktur lantaran surat utang Indonesia tidak dimiliki investor spekulatif.

"Kalian kan suka nanya, ini kepemilikan asing sudah sekian persen apa enggak bahaya? Sebenarnya bukan  persentasenya, tapi strukturnya. Karena bisa persentasenya kecil tapi semua spekulasi, bisa lari semua. Kita kan ada tiga, bank sentral dan pemerintah, investor jangka panjang, dan ketiga sepekulatif. Kita akan memperkuat dua yang pertama," pungkasnya.

Sekadar informasi, Kemenkeu beberapa waktu lalu telah mengajukan penawaran kepada Bank Sentral China untuk pembelian surat berharga negara (SBN) Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat China belum pernah terlibat dalam lelang pembelian surat utang, sementara cadangan devisa yang bernilai besar tersedia di sana.

0
6.5K
161
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.