- Beranda
- The Lounge
Kelakuan Terbaru Anggota Dewan (dewan berhak melanggar!)
...
TS
dimzou
Kelakuan Terbaru Anggota Dewan (dewan berhak melanggar!)
ada kejadian baru lg nih gan ttg kelakukan anggota dewan
makin parah aja, masa dia bilang anggota dewan berhak melakukan pelanggaran lalin
Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim: Langgar Lalu Lintas Tak Masalah
By Dian Kurniawanon 21 Sep 2015 at 15:24 WIB
Ketua Fraksi Golkar DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Liputan6.com, Surabaya - Mobil yang ditumpangi Ketua Fraksi Golkar DPRD Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak dengan sengaja telah menerobos rambu lalu lintas. Alhasil mobil yang dikendarainya itu menabrak sebuah motor milik wartawan televisi.
Kejadian bermula saat Sahat yang mengendarai Toyota Camry Hitam L 10 BS dari Jalan Indarapura Surabaya masuk ke gedung DPRD Jawa Timur. Dia masuk melewati pintu keluar yang dilarang melintas.
Setelah berada di lorong belakang gedung dewan, Sahat hendak memutar mobilnya. Namun saat mundur, mobil pria tambun itu malah menabrak motor Joko Hermanto, wartawan TVRI yang terparkir di depan kantin.
Atas kejadian itu, Sahat tak langsung meminta maaf kepada yang bersangkutan. Dia malah mengatakan tempat itu bukan untuk parkir motor.
"Ini bukan tempat parkir motor. Nanti akan saya suruh Sekwan (Sekretaris Dewan) untuk memberantas semua," ucap Sahat dengan nada keras, Senin (21/9/2015).
Saat disinggung mengenai mobil Sahat yang menerobos rambu lalu lintas, Sahat mengatakan bahwa anggota dewan berhak lewat mana saja. Tak terkecuali saat mobilnya masuk gedung DPRD melalui pintu keluar.
"Melanggar tidak masalah. Itu hak anggota dewan," ketus Sahat. Sahat juga membentak para awak media. Dia mempersilakan kejadian ini diberitakan lantaran dianggap tak berpengaruh bagi dirinya maupun partai.
"Silakan kalian tulis yang besar. Ini tidak akan berpengaruh terhadap saya dan partai, karena ini masalah kecil," tukas Sahat. (Ali/Sun)
Tabrak Motor Wartawan Anggota Dewan Marah-Marah
Selasa, 22 September 2015 | 04:47 WIB
SURABAYA (Surabaya Pagi) - Kelakuan Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak menerobos rambu larangan masuk area parkir DPRD Jatim tidak patut ditiru. Aksi 'cowboy' anggota dewan dari Dapil 1 (Surabaya-Sidoarjo) ini bukanlah pertama kali menerobos tanda larangan masuk menuju area parkir.
Apes nian nasib Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim kali ini, mobil Toyota Camry warna hitam nopol L 10 BS tersebut menyenggol salah satu sepeda motor milik Joko jurnalis televisi yang tengah parkir hingga terjatuh.
Peristiwa tersebut berawal ketika anggota Komisi C DPRD Jatim ini hendak mencari tempat parkir. Namun saat masuk ke areal parkir sisi barat Gedung DPRD Jatim mobil wakil rakyat itu masuk dari arah Utara ke Selatan yang notabene kendaraan dilarang masuk dari arah tersebut.
Lantara melawan arus saat hendak parkir tiba-tiba mobil mewah jenis toyota camry ini mundur dan tiba-tiba menabrak motor yamaha jupiter dengan nomor polisi l-5890-gn/ milik Joko Hermanto, salah satu wartawan nasional yang sehari-hari bertugas di wilayah Surabaya Utara.
Meski Sahat Tua Simanjuntak secara pribadi dan atas nama partai Golkar meminta maaf atas arogansinya. Namun kelakuannya kini dikecam para jurnalis yang akan melaporkan ke Badan Kehormatan DPRD Jatim.
Apa yang dilakukan Sahat hanyalah salah satu contoh kecil arogansi wakil rakyat. Mereka selalu merasa bahwa mereka berada di atas hukum, seakan-akan hukum tidak berlaku bagi pembuat hukum itu sendiri. Status wakil rakyat seakan-akan membuat mereka punya “kekebalan diplomatik”, bebas berbuat apa saja, dan bila perlu membuat peraturan untuk melindungi dan melanggengkan kelakuannya itu.
“ Yang saya sesalkan bukan malah ganti ruginya, tapi sikapnya arogan. Sudah tau salah tidak minta maaf malah marah-marah, dan mentang berkuasa. Bukan masalah etika,” ungkap Joko.
Dan saat dimintai keterangan oleh sejumlah awak media Sahat menegaskan bahwa lokasi sisi barat gedung DPRD Jatim ini bukan tempat parkir sepeda motor. Bahkan Sahat menegaskan meskipun kendaraan lain tidak boleh melintas dari pintu keluar sisi Utara ia selaku Ketua Fraksi Golkar boleh melintas dan itu merupakan pengecualian bagi pimpinan fraksi.
“ Itu hak dewan, dewan bebas lewat mana saja,” kata Sahat
Mengetahui sepeda motornya ditabrak, Joko pun menghampiri Sahat yang masih berada di dalam mobil dengan mengetuk pintu kaca sambil memberitahu bahwa sepeda motornya ditabrak hingga terjatuh.
“Ya, saya mau keluar!” saut Sahat dengan nada keras.
Reaksinya terhadap tindakannya tersebut pun tidak terpuji, dia justru menyalahkan pemilik sepeda motor yang parkir bukan pada tempatnya. ‘’Boleh lewat situ (menerobos tanda larangan masuk,red). Itu hak dewan boleh melanggar,” tegas Sahat sambil meminta jurnalis untuk memberitakan insiden tersebut.
Sahat dihadapan para jurnalis meminta kepada Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Jatim untuk menertibkan parkir sepeda motor bukan pada tempatnya.
“Ini bukan tempat parkir motor! Nanti akan saya suruh Sekwan berantas parkir sepeda motor,” katanya sambil mengacung-acungkan jari kepada para jurnalis yang tengah duduk di sekitar area parkir sepeda motor. -Alq
sumur
[URL="http://www.surabayapagi.com/index.php?read~Tabrak-Motor-Wartawan-Anggota-Dewan-Marah-Marah;3b1ca0a43b79bdfd9f9305b8129829628dd35dec8a5a8beac2112e1b0f06a50c"]sumur[/URL]
UPDATE
ternyata sebelumnya ybs juga menyatakan bahwa anggota dewan berhak tidak membayar pajak progresif
Prinsip Sahat, Tidak Bayar Pajak Progresif Itu Hak Anggota Dewan?
Rabu, 23 September 2015 06:18
Kapanlagi.com - Tak ada yang pernah menyangka bahwa Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Tingkat 1 Jatim Sahat Tua Simanjuntak ini punya perangai yang tidak bisa dijadikan panutan oleh masyarakat di sekitarnya. Bagaimana bisa, ada wakil rakyat melenggang di tengah kehidupan kita sebagai pejabat daerah namun memiliki sikap arogan atas orang-orang yang ia rasa berada di bawahnya ini.
Itu semua terbukti dari kejadian di Gedung DPRD Tingkat 1 Jatim, Surabaya (21/9). Di mana ia marah dan memaki-maki tak karuan setelah menabrak Verboden serta sebuah sepeda motor milik wartawan Joko Hermanto hingga roboh. Apalagi, Sahat juga memberikan pernyataan menggelikan yang di mana menurutnya bahwa melanggar itu tidak masalah karena sudah jadi hak anggota dewan.
Entahlah, apakah ia memang sedang banyak masalah? Namun, sikap seperti ini tampaknya tidak sekali saja ia perlihatkan. Sebab, dalam komentar netizen yang heboh menanggapi kabar itu ada yang menceritakan pengalaman dan kekesalannya atas sikap Sahat saat menggunakan pelayanan Samsat Drive Thruu Wilayah Surabaya Timur.
Inilah petugas Samsat Drive Thruu yang menceritakan pengalamannya dibentak dan diancam oleh Sahat Tua Simanjuntak gara-gara tak mau bayar pajak progresif ©Facebook
Saat itu menurut netizen yang mengaku sebagai Brigadir berinisial N ini menceritakan bahwa Sahat tidak terima kalau harus dikenakan pajak progresif karena memiliki kendaraan lebih dari satu. Padahal menurut petugas, mereka sudah bekerja berdasarkan Standar Operasional Prosedur dan data yang sudah tercantum dalam komputer Samsat.
Akan tetapi penjelasan sopan dari petugas tersebut malah dimentahkan oleh Sahat yang tidak mau membayar pajak progresif. Bukan hanya marah dan memaki-maki saja. Namun, bentakan serta ancaman pun dilontarkannya, di mana ia sendiri akan melaporkan petugas Samsat tersebut ke Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jatim.
Inilah kisah lengkapnya saat Ketua Fraksi Partai Golkar itu enggan membayar pajak progresif dan malah marah pada petugas ©Facebook
Walah, padahal itu kan masalah yang amat mendasar atas prinsip ketaatan membayar pajak. Apalagi logika yang diceritakan oleh petugas tersebut adalah benar adanya. Ketika memang enggan membayar pajak progresif kendaraan beroda 4. Cukuplah, sekiranya memiliki 1 mobil saja.
Yap, harusnya memang begitu. Lagi pula nih, yang namanya anggota dewan apalagi dengan embel-embel Ketua Fraksi Partai masa iya sih bayar pajak saja pakai keberatan. Bukankah hal seperti ini juga kewajiban setiap warga negara. Apa iya tidak membayar pajak progresif juga hak anggota dewan? Kalau wakil rakyat terus begini, apa kabarnya dengan hak rakyat? Bagaimana nih menurut pendapat cerdasmu soal anggota dewan yang seperti ini?
sumur
Ternyata sudah ada ganti ruginya
Tabrak Kendaraan Wartawan, Anggota DPRD Jatim Dinilai Arogan
SELASA, 22 SEPTEMBER 2015 | 21:13 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak, mengaku di-bully habis-habisan di media sosial setelah mobilnya menyenggol kendaraan wartawan hingga roboh. Sahat menilai komentar miring netizen tersebut sebagai pembunuhan karakter. "Padahal tidak terjadi apa-apa, hanya peristiwa kecil," kata Sahat ketika dihubungi Tempo, Selasa, 22 September 2015.
Sahat mengakui memang menabrak sepeda motor seorang wartawan di tempat parkir basement DPRD Jawa Timur. Peristiwa tersebut terjadi saat dia tengah memarkir mobil sedannya dengan nomor polisi L-10-BS. "Saya tidak menabrak, hanya menyenggol. Itu saat saya memundurkan mobil saya di basement," kata Sahat. Menurut Sahat dia sedang terburu-buru karena sidang paripurna akan dimulai sepuluh menit kemudian. "Saya masuk dari arah utara."
Menurutnya, di pintu masuk itu memang ada tulisan verboden atau terlarang. Kata dia, tulisan itu sebagai tanda bahwa tempat itu bukan parkir umum, melainkan khusus untuk anggota Dewan saja. "Saya akhirnya lewat basement itu untuk parkir," ujarnya.
Setelah mobilnya menyenggol sepeda motor, Sahat kemudian didatangi oleh beberapa wartawan yang sedang berkumpul di kantin. Sahat mengaku kaget karena awalnya dia tidak merasa menabrak sepeda motor. "Saya datangi siapa yang merasa saya senggol. Dia kemudian minta ganti rugi ke saya karena wartawan itu mengaku kena knalpotnya," katanya.
Sahat tak membantah berbicara meledak-ledak sehingga terlihat seperti orang emosi. Tapi menurutnya gaya berbicara seperti itu sudah menjadi ciri khasnya. "Kalau orang kenal saya pasti tahu kalau gaya bicara seperti itu," katanya. Sahat lalu menyuruh seorang asistennya untuk membayar ganti rugi. Sahat memberikan uang Rp 1 juta kepada wartawan itu. "Saya kasih Rp 1 juta dari Rp 2 juta untuk ganti ruginya."
Joko Hermanto, wartawan yang sepeda motornya di tabrak Sahat, berujar bahwa sebetulnya tidak mempermasalahkan kendaraannya roboh. Yang dia permasalahkan hanyalah arogansi Sahat sebagai anggota Dewan.
"Saya permasalahkan sifat arogannya yang tidak meminta maaf tapi malah membentak-bentak. Pak Sahat bahkan bilang jalur yang seharusnya dilarang itu bebas bagi Ketua Fraksi Golkar," ujarnya.
Joko tak membantah telah diberi ganti rugi Sahat untuk memperbaiki knalpotnya yang tepos dan slebornya tergoser. "Pak Sahat nawari ganti rugi Rp 1 juta apa Rp 2 juta. Waktu itu saya diam saja karena bingung harus bilang apa. Setelah itu Pak Sahat rapat dan kemudian asistennya ngasih uang saya Rp 1 juta," katanya.
EDWIN FAJERIAL
sumur
demikian gan, semoga bisa cepat sadar dan kembali menjalankan amanahnya
jangan lupa
makin parah aja, masa dia bilang anggota dewan berhak melakukan pelanggaran lalin
Spoiler for berita:
Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim: Langgar Lalu Lintas Tak Masalah
By Dian Kurniawanon 21 Sep 2015 at 15:24 WIB
Ketua Fraksi Golkar DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Liputan6.com, Surabaya - Mobil yang ditumpangi Ketua Fraksi Golkar DPRD Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak dengan sengaja telah menerobos rambu lalu lintas. Alhasil mobil yang dikendarainya itu menabrak sebuah motor milik wartawan televisi.
Kejadian bermula saat Sahat yang mengendarai Toyota Camry Hitam L 10 BS dari Jalan Indarapura Surabaya masuk ke gedung DPRD Jawa Timur. Dia masuk melewati pintu keluar yang dilarang melintas.
Setelah berada di lorong belakang gedung dewan, Sahat hendak memutar mobilnya. Namun saat mundur, mobil pria tambun itu malah menabrak motor Joko Hermanto, wartawan TVRI yang terparkir di depan kantin.
Atas kejadian itu, Sahat tak langsung meminta maaf kepada yang bersangkutan. Dia malah mengatakan tempat itu bukan untuk parkir motor.
"Ini bukan tempat parkir motor. Nanti akan saya suruh Sekwan (Sekretaris Dewan) untuk memberantas semua," ucap Sahat dengan nada keras, Senin (21/9/2015).
Saat disinggung mengenai mobil Sahat yang menerobos rambu lalu lintas, Sahat mengatakan bahwa anggota dewan berhak lewat mana saja. Tak terkecuali saat mobilnya masuk gedung DPRD melalui pintu keluar.
"Melanggar tidak masalah. Itu hak anggota dewan," ketus Sahat. Sahat juga membentak para awak media. Dia mempersilakan kejadian ini diberitakan lantaran dianggap tak berpengaruh bagi dirinya maupun partai.
"Silakan kalian tulis yang besar. Ini tidak akan berpengaruh terhadap saya dan partai, karena ini masalah kecil," tukas Sahat. (Ali/Sun)
Spoiler for berita:
Tabrak Motor Wartawan Anggota Dewan Marah-Marah
Selasa, 22 September 2015 | 04:47 WIB
SURABAYA (Surabaya Pagi) - Kelakuan Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak menerobos rambu larangan masuk area parkir DPRD Jatim tidak patut ditiru. Aksi 'cowboy' anggota dewan dari Dapil 1 (Surabaya-Sidoarjo) ini bukanlah pertama kali menerobos tanda larangan masuk menuju area parkir.
Apes nian nasib Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim kali ini, mobil Toyota Camry warna hitam nopol L 10 BS tersebut menyenggol salah satu sepeda motor milik Joko jurnalis televisi yang tengah parkir hingga terjatuh.
Peristiwa tersebut berawal ketika anggota Komisi C DPRD Jatim ini hendak mencari tempat parkir. Namun saat masuk ke areal parkir sisi barat Gedung DPRD Jatim mobil wakil rakyat itu masuk dari arah Utara ke Selatan yang notabene kendaraan dilarang masuk dari arah tersebut.
Lantara melawan arus saat hendak parkir tiba-tiba mobil mewah jenis toyota camry ini mundur dan tiba-tiba menabrak motor yamaha jupiter dengan nomor polisi l-5890-gn/ milik Joko Hermanto, salah satu wartawan nasional yang sehari-hari bertugas di wilayah Surabaya Utara.
Meski Sahat Tua Simanjuntak secara pribadi dan atas nama partai Golkar meminta maaf atas arogansinya. Namun kelakuannya kini dikecam para jurnalis yang akan melaporkan ke Badan Kehormatan DPRD Jatim.
Apa yang dilakukan Sahat hanyalah salah satu contoh kecil arogansi wakil rakyat. Mereka selalu merasa bahwa mereka berada di atas hukum, seakan-akan hukum tidak berlaku bagi pembuat hukum itu sendiri. Status wakil rakyat seakan-akan membuat mereka punya “kekebalan diplomatik”, bebas berbuat apa saja, dan bila perlu membuat peraturan untuk melindungi dan melanggengkan kelakuannya itu.
“ Yang saya sesalkan bukan malah ganti ruginya, tapi sikapnya arogan. Sudah tau salah tidak minta maaf malah marah-marah, dan mentang berkuasa. Bukan masalah etika,” ungkap Joko.
Dan saat dimintai keterangan oleh sejumlah awak media Sahat menegaskan bahwa lokasi sisi barat gedung DPRD Jatim ini bukan tempat parkir sepeda motor. Bahkan Sahat menegaskan meskipun kendaraan lain tidak boleh melintas dari pintu keluar sisi Utara ia selaku Ketua Fraksi Golkar boleh melintas dan itu merupakan pengecualian bagi pimpinan fraksi.
“ Itu hak dewan, dewan bebas lewat mana saja,” kata Sahat
Mengetahui sepeda motornya ditabrak, Joko pun menghampiri Sahat yang masih berada di dalam mobil dengan mengetuk pintu kaca sambil memberitahu bahwa sepeda motornya ditabrak hingga terjatuh.
“Ya, saya mau keluar!” saut Sahat dengan nada keras.
Reaksinya terhadap tindakannya tersebut pun tidak terpuji, dia justru menyalahkan pemilik sepeda motor yang parkir bukan pada tempatnya. ‘’Boleh lewat situ (menerobos tanda larangan masuk,red). Itu hak dewan boleh melanggar,” tegas Sahat sambil meminta jurnalis untuk memberitakan insiden tersebut.
Sahat dihadapan para jurnalis meminta kepada Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Jatim untuk menertibkan parkir sepeda motor bukan pada tempatnya.
“Ini bukan tempat parkir motor! Nanti akan saya suruh Sekwan berantas parkir sepeda motor,” katanya sambil mengacung-acungkan jari kepada para jurnalis yang tengah duduk di sekitar area parkir sepeda motor. -Alq
sumur
[URL="http://www.surabayapagi.com/index.php?read~Tabrak-Motor-Wartawan-Anggota-Dewan-Marah-Marah;3b1ca0a43b79bdfd9f9305b8129829628dd35dec8a5a8beac2112e1b0f06a50c"]sumur[/URL]
UPDATE
ternyata sebelumnya ybs juga menyatakan bahwa anggota dewan berhak tidak membayar pajak progresif
Spoiler for update:
Prinsip Sahat, Tidak Bayar Pajak Progresif Itu Hak Anggota Dewan?
Rabu, 23 September 2015 06:18
Kapanlagi.com - Tak ada yang pernah menyangka bahwa Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Tingkat 1 Jatim Sahat Tua Simanjuntak ini punya perangai yang tidak bisa dijadikan panutan oleh masyarakat di sekitarnya. Bagaimana bisa, ada wakil rakyat melenggang di tengah kehidupan kita sebagai pejabat daerah namun memiliki sikap arogan atas orang-orang yang ia rasa berada di bawahnya ini.
Itu semua terbukti dari kejadian di Gedung DPRD Tingkat 1 Jatim, Surabaya (21/9). Di mana ia marah dan memaki-maki tak karuan setelah menabrak Verboden serta sebuah sepeda motor milik wartawan Joko Hermanto hingga roboh. Apalagi, Sahat juga memberikan pernyataan menggelikan yang di mana menurutnya bahwa melanggar itu tidak masalah karena sudah jadi hak anggota dewan.
Entahlah, apakah ia memang sedang banyak masalah? Namun, sikap seperti ini tampaknya tidak sekali saja ia perlihatkan. Sebab, dalam komentar netizen yang heboh menanggapi kabar itu ada yang menceritakan pengalaman dan kekesalannya atas sikap Sahat saat menggunakan pelayanan Samsat Drive Thruu Wilayah Surabaya Timur.
Inilah petugas Samsat Drive Thruu yang menceritakan pengalamannya dibentak dan diancam oleh Sahat Tua Simanjuntak gara-gara tak mau bayar pajak progresif ©Facebook
Saat itu menurut netizen yang mengaku sebagai Brigadir berinisial N ini menceritakan bahwa Sahat tidak terima kalau harus dikenakan pajak progresif karena memiliki kendaraan lebih dari satu. Padahal menurut petugas, mereka sudah bekerja berdasarkan Standar Operasional Prosedur dan data yang sudah tercantum dalam komputer Samsat.
Akan tetapi penjelasan sopan dari petugas tersebut malah dimentahkan oleh Sahat yang tidak mau membayar pajak progresif. Bukan hanya marah dan memaki-maki saja. Namun, bentakan serta ancaman pun dilontarkannya, di mana ia sendiri akan melaporkan petugas Samsat tersebut ke Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jatim.
Inilah kisah lengkapnya saat Ketua Fraksi Partai Golkar itu enggan membayar pajak progresif dan malah marah pada petugas ©Facebook
Walah, padahal itu kan masalah yang amat mendasar atas prinsip ketaatan membayar pajak. Apalagi logika yang diceritakan oleh petugas tersebut adalah benar adanya. Ketika memang enggan membayar pajak progresif kendaraan beroda 4. Cukuplah, sekiranya memiliki 1 mobil saja.
Yap, harusnya memang begitu. Lagi pula nih, yang namanya anggota dewan apalagi dengan embel-embel Ketua Fraksi Partai masa iya sih bayar pajak saja pakai keberatan. Bukankah hal seperti ini juga kewajiban setiap warga negara. Apa iya tidak membayar pajak progresif juga hak anggota dewan? Kalau wakil rakyat terus begini, apa kabarnya dengan hak rakyat? Bagaimana nih menurut pendapat cerdasmu soal anggota dewan yang seperti ini?
sumur
Ternyata sudah ada ganti ruginya
Spoiler for update:
Tabrak Kendaraan Wartawan, Anggota DPRD Jatim Dinilai Arogan
SELASA, 22 SEPTEMBER 2015 | 21:13 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak, mengaku di-bully habis-habisan di media sosial setelah mobilnya menyenggol kendaraan wartawan hingga roboh. Sahat menilai komentar miring netizen tersebut sebagai pembunuhan karakter. "Padahal tidak terjadi apa-apa, hanya peristiwa kecil," kata Sahat ketika dihubungi Tempo, Selasa, 22 September 2015.
Sahat mengakui memang menabrak sepeda motor seorang wartawan di tempat parkir basement DPRD Jawa Timur. Peristiwa tersebut terjadi saat dia tengah memarkir mobil sedannya dengan nomor polisi L-10-BS. "Saya tidak menabrak, hanya menyenggol. Itu saat saya memundurkan mobil saya di basement," kata Sahat. Menurut Sahat dia sedang terburu-buru karena sidang paripurna akan dimulai sepuluh menit kemudian. "Saya masuk dari arah utara."
Menurutnya, di pintu masuk itu memang ada tulisan verboden atau terlarang. Kata dia, tulisan itu sebagai tanda bahwa tempat itu bukan parkir umum, melainkan khusus untuk anggota Dewan saja. "Saya akhirnya lewat basement itu untuk parkir," ujarnya.
Setelah mobilnya menyenggol sepeda motor, Sahat kemudian didatangi oleh beberapa wartawan yang sedang berkumpul di kantin. Sahat mengaku kaget karena awalnya dia tidak merasa menabrak sepeda motor. "Saya datangi siapa yang merasa saya senggol. Dia kemudian minta ganti rugi ke saya karena wartawan itu mengaku kena knalpotnya," katanya.
Sahat tak membantah berbicara meledak-ledak sehingga terlihat seperti orang emosi. Tapi menurutnya gaya berbicara seperti itu sudah menjadi ciri khasnya. "Kalau orang kenal saya pasti tahu kalau gaya bicara seperti itu," katanya. Sahat lalu menyuruh seorang asistennya untuk membayar ganti rugi. Sahat memberikan uang Rp 1 juta kepada wartawan itu. "Saya kasih Rp 1 juta dari Rp 2 juta untuk ganti ruginya."
Joko Hermanto, wartawan yang sepeda motornya di tabrak Sahat, berujar bahwa sebetulnya tidak mempermasalahkan kendaraannya roboh. Yang dia permasalahkan hanyalah arogansi Sahat sebagai anggota Dewan.
"Saya permasalahkan sifat arogannya yang tidak meminta maaf tapi malah membentak-bentak. Pak Sahat bahkan bilang jalur yang seharusnya dilarang itu bebas bagi Ketua Fraksi Golkar," ujarnya.
Joko tak membantah telah diberi ganti rugi Sahat untuk memperbaiki knalpotnya yang tepos dan slebornya tergoser. "Pak Sahat nawari ganti rugi Rp 1 juta apa Rp 2 juta. Waktu itu saya diam saja karena bingung harus bilang apa. Setelah itu Pak Sahat rapat dan kemudian asistennya ngasih uang saya Rp 1 juta," katanya.
EDWIN FAJERIAL
sumur
Spoiler for ane jd inget polisi ini:
demikian gan, semoga bisa cepat sadar dan kembali menjalankan amanahnya
jangan lupa
0
41.8K
Kutip
501
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.1KThread•91KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya