Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mr.landscapeAvatar border
TS
mr.landscape
Gunung Rinjani dan Gunung Tambora Dalam Satu Minggu
Pengalaman ane kali ini saat mendaki Gunung Rinjani dan Gunung Tambora dalam waktu seminggu bareng teman-teman dan orang-orang baru. Melelahkan? Jelas! Mana ada sie naek gunung yang gak capek.

Tapi semua kelelahan itu terbayar tuntas saat kaki menapak langkah demi langkah menuju satu titik yang disebut puncak. Keindahan alam yang diciptakan Tuhan membentang didepan mata dengan begitu gagahnya. Matahari terbit dari ufuk timur menambah pesona alam ibarat negeri di atas awan.

Spoiler for Pemandangan Porter Rinjani:

Hari pertama kami mulai dengan mendaki Gunung Rinjani melalui Desa Sembalun. Dimulai di pagi hari kamipun menargetkan hari ini harus finish di Plawangan Sembalun. Perjalanan yang kami tempuh kurang lebih 8 jam. Hanya sesekali beristirahat di pos-pos yang telah disediakan.

Spoiler for Pemandangan Porter Rinjani 2:

Sampai di Plawangan Sembalun, kamipun membangun tenda dan bersiap-siap untuk memasak. Malamnya kami isi dengan bercengkerama dan bercanda. Tapi ingat, tetap sopan, karena kita berada di alam, maka sudah sepatutnya kita menjaganya baik dari polusi sampah bahkan polusi suara sekalipun.

Spoiler for Pemandangan Dari Plawangan Sembalun:

Hari kedua kami bangun pukul 02.00 WITA dini hari. Yup, perjalanan ke puncak memang harus dimulai sekitar jam itu. Karena ke puncak memakan waktu 4-5 jam. Jadi begitu sampai di Puncak Gunung Rinjani, matahari akan terbit dan itu sungguh suatu pemandangan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Spoiler for Negeri Diatas Awan:

Di puncak selama kurang lebih satu jam, kamipun turun kembali menuju tenda, kemudian sarapan, packing, dan bersiap-siap menuju Danau Segara Anak. Perjalanan ke Danau Segara Anak dari Plawangan Senaru adalah perjalanan menurun melalui bebatuan. Dari Plawangan Sembalun ke Danau Segara Anak, kami tempuh dari pagi sampai sore hari. Sesampainya di Danau, Subhanallah. Maha Suci Allah dengan keindahan alam yang diciptakan-Nya.

Spoiler for Danau Segara Anak:

Usai membangun tenda, kamipun menuju tempat pemandian air panas yang merupakan sumber mata air belerang di Danau Segara Anak. Tidak ada yang bisa menandingi spa relaksasi yang ditawarkan oleh alam secara langsung. Lelah dan penat sejak kemaren hilang oleh aliran air belerang yang membasahi tubuh.

Spoiler for Narsis Di Danau Segara Anak:

Bermalam di Danau Segara Anak memberikan pengalaman tersendiri yang menyenangkan. Duduk sambil mengelilingi api unggun dan memandang bintang-bintang, sungguh akan menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup.

Keesokan harinya, hari ketiga, kamipun bersiap-siap untuk kembali. Perjalanan kembali kami tidak melalui jalur yang kami lewati sebelumnya. Dari Danau Segara Anak kamipun menuju rute menanjak menuju Plawangan Senaru. Dari Plawangan Senaru kemudian menuju Desa Senaru. Total waktu yang kami butuhkan kurang lebih 8 jam.

Sesampainya di Desa Senaru, kendaraan jemputan telah menanti kami untuk kembali ke Kota Mataram.

Apakah cukup sampai disitu? Tidak. Hanya istirahat semalam, esok paginya kamipun melanjutkan perjalanan menuju Dompu, Pulau Sumbawa. Dari Lombok ke Dompu waktu yang kami butuhkan adalah 12 jam. Sesampainya di Dompu sore hari, istirahat semalam untuk bersiap-siap melakukan pendakian Gunung Tambora keesokan paginya.

Spoiler for Suasana di Pos 2 Jalur Pancasila Gunung Tambora:

Melalui Desa Tambora di Jalur Pancasila, perjalanan kami lanjutkan. Tidak seperti gunung Rinjani, jalur trekking di Gunung Tambora relatif lebih ringan, tidak terlalu menanjak. Seharian ini kami berjalan menyusuri jalan setapak sempit menuju pos V untuk bermalam dan beristirahat. Sesampainya di pos V, kamipun membuka tenda dan memasak. Tidak ingin lama-lama begadang, kami istirahat cepat karena esok pukul 03.00 WITA dini hari kami akan melanjutkan perjalanan menuju Puncak Gunung Tambora.

Spoiler for Suasana Pendakian di Gunung Tambora:

Dan, sunrise di puncak Tambora. Sayang awan dan kabut di bagian timur masih cukup banyak sehingga sunrise tidak terlihat begitu maksimal. Puncak tambora sangat luas. Kalo mau dijadikan lapangan sepakbola bisa dijadikan 15 lapangan disana dengan lubang kaldera di tengah-tengahnya. Tidak terbayang kaldera tersebut 200 tahun yang lalu saat Gunung Tambora meletus seperti neraka dunia.

Spoiler for Narsis Di Puncak Gunung Tambora:

Puas menikmati puncak dan berfoto-foto disana, kamipun kembali dan sampai di Desa Tambora sore harinya.

Buat teman-teman yang ingin merasakan pengalaman yang sama, siapkan fisik kalian ya, dan gabung DISINI.
0
13.6K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANCKASKUS Official
1.9KThread1.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.