Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Galiha7xAvatar border
TS
Galiha7x
Sebuah Renungan Dari Seorang Suami
Lima tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanyaSebuah Renungan Dari Seorang Suamitanya, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam surgawi, baik-baik
sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang
anak yang masih begitu kecil.
Begitulah yang kurasakan, karena selama ini
saya merasa bahwa saya telah gagal, tidak
bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani anak saya, dan gagal untuk menjadi
ayah dan ibu untuk anak saya.
Pada suatu hari, ada urusan penting di
tempat kerja, aku harus segera berangkat ke
kantor, anak saya masih tertidur. Ohhh…
aku harus menyediakan makan untuknya.
Karena masih ada sisa nasi, jadi aku
menggoreng telur untuk dia makan. Setelah
memberitahu anak saya yang masih
mengantuk, kemudian aku bergegas
berangkat ke tempat kerja. Peran ganda
yang kujalani, membuat energiku benar-
benar terkuras.
Suatu hari ketika aku pulang kerja aku
merasa sangat lelah, setelah bekerja
sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk
dan mencium anakku, saya langsung masuk
ke kamar tidur, dan melewatkan makan
malam. Namun, ketika aku merebahkan
badan ke tempat tidur dengan maksud
untuk tidur sejenak menghilangkan
kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada
sesuatu yang pecah dan tumpah seperti
cairan hangat!
Aku membuka selimut dan….. di sanalah
sumber ‘masalah’nya … sebuah mangkuk
yang pecah dengan mie instan yang
berantakan di seprai dan selimut!
Ya Alloh..! Aku begitu marah, aku
mengambil gantungan pakaian, dan
langsung menghujani anak saya yang
sedang gembira bermain dengan
mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia
hanya menangis, sedikitpun tidak meminta
belas kasihan, dia hanya memberi
penjelasan singkat:
“Ayah, tadi aku merasa lapar dan tidak ada
lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi
aku ingin memasak mie instan. Aku ingat,
ayah pernah mengatakan untuk tidak
menyentuh atau menggunakan kompor gas
tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka
aku menyalakan mesin air minum ini dan
menggunakan air panas untuk memasak
mie.
Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk
saya … Karena aku takut mie’nya akan
menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di
bawah selimut supaya tetap hangat sampai
ayah pulang. Tapi aku lupa untuk
mengingatkan ayah karena aku sedang
bermain dengan mainan saya … Saya minta
maaf Ayah … “
Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku
… tetapi, saya tidak ingin anak saya melihat
ayahnya menangis maka aku berlari ke
kamar mandi dan menangis dengan
menyalakan shower di kamar mandi untuk
menutupi suara tangis saya. Setelah
beberapa lama, aku hampiri anak saya,
memeluknya dengan erat dan memberikan
obat kepadanya atas luka bekas pukulan
dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk
tidur.
Kemudian aku membersihkan kotoran
tumpahan mie di tempat tidur. Ketika
semuanya sudah selesai dan lewat tengah
malam, aku melewati kamar anakku, dan
melihat anakku masih menangis, bukan
karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena
dia sedang melihat foto ibu yang
dikasihinya.
Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya
mencoba, dalam periode ini, untuk
memusatkan perhatian dengan memberinya
kasih sayang seorang ayah dan juga kasih
sayang seorang ibu, serta memperhatikan
semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku
sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus
dari Taman Kanak-kanak. Untungnya,
insiden yang terjadi tidak meninggalkan
kenangan buruk di masa kecilnya dan dia
sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.
Namun… belum lama, aku sudah memukul
anakku lagi, saya benar-benar menyesal….
Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku
dan memberitahukan bahwa anak saya
absen dari sekolah. Aku pulang kerumah
lebih awal dari kantor, aku berharap dia
bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada
dirumah, aku pergi mencari di sekitar
rumah kami, memangil-manggil namanya
dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah
toko alat tulis, sedang bermain komputer
game dengan gembira. Aku marah,
membawanya pulang dan menghujaninya
dengan pukulan-pukulan.
Dia diam saja lalu mengatakan, “Aku minta
maaf, Ayah”. Selang beberapa lama aku
selidiki, ternyata ia absen dari acara
“pertunjukan bakat” yang diadakan oleh
sekolah, karena yg diundang adalah siswa
dengan ibunya. Dan itulah alasan
ketidakhadirannya karena ia tidak punya
ibu…..
Beberapa hari setelah penghukuman
dengan pukulan rotan, anakku pulang ke
rumah memberitahu saya, bahwa
disekolahnya mulai diajarkan cara membaca
dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih
banyak mengurung diri di kamarnya untuk
berlatih menulis, yang saya yakin, jika istri
saya masih ada dan melihatnya ia akan
merasa bangga, tentu saja dia membuat
saya bangga juga!
Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu
tahun telah lewat. Saat ini musim
dingin,dan hari raya idul fitri pun telah
tiba. tapi astagfirulloh, anakku membuat
masalah lagi. Ketika aku sedang
menyelasaikan pekerjaan di hari-hari
terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos
menelpon. Karena pengiriman surat sedang
mengalami puncaknya, tukang pos juga
sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka
pun jadi kurang bagus.
Mereka menelpon saya dengan marah-
marah, untuk memberitahu bahwa anak
saya telah mengirim beberapa surat tanpa
alamat. Walaupun saya sudah berjanji
untuk tidak pernah memukul anak saya lagi,
tetapi saya tidak bias menahan diri untuk
tidak memukulnya lagi, karena saya merasa
bahwa anak ini sudah benar-benar
keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti
sebelumnya, dia meminta maaf : “Maaf,
Ayah”. Tidak ada tambahan satu kata pun
untuk menjelaskan alasannya melakukan
itu.
Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk
mengambil surat-surat tanpa alamat
tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah,
dengan marah saya mendorong anak saya
ke sudut mempertanyakan kepadanya,
perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada
dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-
tangisnya, adalah : “Surat-surat itu untuk
ibu…..”. Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. ….
tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan
terus bertanya kepadanya: “Tapi kenapa
kamu memposkan begitu banyak surat-
surat, pada waktu yg sama?”
Jawaban anakku itu : “Aku telah menulis
surat buat ibu untuk waktu yang lama, tapi
setiap kali aku mau menjangkau kotak pos
itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku
tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi
baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak
pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku
mengirimkannya sekaligus”. Setelah
mendengar penjelasannya ini, aku
kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak
tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa
yang harus aku katakana ….
Aku bilang pada anakku, “Nak, ibu sudah
berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika
kamu hendak menuliskan sesuatu untuk
ibu, cukup dengan membakar surat
tersebut maka surat akan sampai kepada
ibu. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi
lebih tenang, dan segera setelah itu, ia
bisa tidur dengan nyenyak. Saya berjanji
akan membakar surat-surat atas namanya,
jadi saya membawa surat-surat tersebut ke
luar, tapi…. saya jadi penasaran untuk
tidak membuka surat tersebut sebelum
mereka berubah menjadi abu.

Sebuah Renungan Dari Seorang Suami
Dan salah satu dari isi surat-suratnya
membuat hati saya hancur……
Spoiler for Quotes:

Setelah membaca surat itu, tangisku tidak
bisa berhenti karena saya tidak pernah bisa
menggantikan kesenjangan yang tak dapat
digantikan semenjak ditinggalkan oleh istri
saya ….
Untuk para suami, yang telah dianugerahi
seorang istri yang baik, Untuk para istri,
yang telah dianugerahi seorang suami yang
baik atau untuk calon ibu atau bapak, yang
penuh kasih sayang terhadap anak-anaknya
selalu berterima-kasihlah setiap hari padanya. Dia telah rela menghabiskan sisa
umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu,
memanjakanmu, membimbingmu dan selalu
setia menunggumu, menjaga dan
menyayangi dirimu dan anak-anakmu.

emoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewek
0
1.9K
7
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Taman Bacaan CCPB
Taman Bacaan CCPBKASKUS Official
976Thread1.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.