- Beranda
- The Lounge
Ingin Terlihat Di Mata Atasan, Pake Cara Ini Aja
...
TS
tresnology
Ingin Terlihat Di Mata Atasan, Pake Cara Ini Aja
Quote:
Spoiler for Repost Gak Neh:
Quote:
Quote:
Spoiler for Alhamdulillah #2:
Hatur thanks to every ganbro sisneng kaskuser dan momod mimin, semoga saling menginspirasi diantara kita
Bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan – apalagi perusahaan besar – memiliki tantangan tersendiri ganbro sisneng, dan salah satunya adalah persaingan dengan rekan sekerja. Persaingan di sini kagak melulu seputar promosi karena ada beberapa profesi yang memang kagak memiliki jenjang karir misalnya profesi-profesi di bidang kreatif (seni) seperti fotografer, video editor, penata musik, penulis skenario, kamerawan, dsb mungkin ente bisa menambahkan lagi. Untuk profesi-profesi macem itu biasanya yang ada adalah semacam senioritas dan pengakuan atas eksistensi mereka (penghargaan, piala, dll termasuk tunjangan).
"Persaingan dengan rekan sekerja bisa berarti siapa yang lebih tinggi gajinya, siapa yang mendapatkan fasilitas lebih baik dibanding rekan satu timnya, termasuk siapa yang lebih didengar pendapatnya oleh atasan"
Dilihat, dihargai, dan dipuji oleh atasan udah pasti jadi kepinginan setiap karyawan ya gak ganbro dan sisneng?. Etapi masalahnya, ente nih bukanlah satu-satunya karyawan di perusahaan dimana ente bekerja. Mungkin aja ente tu adalah 1 dari 5 karyawan, 1 dari 10 karyawan, atau bahkan lebih dari itu 1 dari ratusan karyawan. La tentu saja rekan kerja ente juga kepingin “terlihat” oleh atasan ente atuh. Nah, begimana cara ente agar “terlihat” di mata atasan di antara rekan-rekan kerja ente? Ya ini ganbro sisneng, cekidot aja, semoga bermanfaat untuk ente2
Spoiler for warning:
Mesti ente ingat, cara-cara yang ditulis ini bukan menjilat atasan apalagi berprinsip ABS alias “Asal Bapak Senang”. Di sini prinsipnya adalah memperlakukan atasan sebagai sesama profesional karena atasan juga manusia yang patut dihormati sewajarnya saja. ayey
Pake Trik Simple Ini aja Supaya Terlihat Di Mata Atasan
Quote:
1. Jangan Takut Atasan
Apa yang ente lakuin ketika berpapasan dengan atasan?
Pura-pura gak melihat? Pura-pura sibuk? Atau malahan menghindar?
Saran ane, jangan lakukan semua itu.
Ketika berpapasan dengan atasan, ane sik biasa menyapa dengan sekadar ucapan, “Pak” sambil sedikit menganggukkan kepala dan tersenyum tulus. Kata pak Ary Ginanjar (pendiri ESQ) yaitu simetris 3 cm ke kiri dan kanan.
Kesan yang kita berikan pada atasan adalah :
“Saya menghormati Anda sebagai atasan karena profesionalitas, bukan karena saya takut pada Anda.” ayey
Bahkan kita tuh gak perlu repot-repot untuk berdiri demi menghormati atasan ketika kita sedang duduk, kecuali jika yang bersangkutan membawa tamu yang akan dikenalkannya pada kita. Pengertian “duduk” di sini tentu adalah posisi duduk yang baik, bukannya nongkrong – apalagi sambil mengangkat satu kaki .
"Atasan yang baik lebih seneng dihormati daripada dihindari" ayey!!!
2. Berbicara Seperlunya dan Merendahkan Suara
Etapi ya ganbro sisneng beberapa atasan tak ingin terlalu dekat dengan bawahannya.
Cara menghadapi atasan seperti ini mah dengan bicara seperlunya aja.
Meski ane sering menyapa atasan, bukan berarti ane sering bicara dengannya. Ane mah cuma bicara kalo yang bersangkutan membuka pembicaraan terlebih dulu (biasanya jika kebetulan berada satu lift atao ruangan).
Dan ketika berbicara dengan atasan, ane merendahkan nada suara dan tak perlu berusaha mengakrabkan diri dengan atasan. Ini merupakan upaya ane menjaga jarak dengan atasan, dengan ini ente bakal gak dicap sebage penjilat apalagi pengenyot , dan supaya si atasan merasa kita profesional, dan kita gak keceplosan bicara gan, yang ada ntar malah ilfeel noh atasan .
"Atasan yang baik senang diajak diskusi dan diberi saran, bukan diomongin di belakangnya". Ayeeeey
3. Bekerja Profesional
Enaini nih tips utama kalo mau terlihat pro di mata atasan. Ya dengan bekerja secara profesional ganbro sisneng. Bekerja profesional di sini bukan berarti kita menyediakan waktu 24 jam untuk perusahaan, dikate kita mesin pabrik? . Bekerja profesional menurut ane adalah :
"Bekerja optimal di jam kerja dan menyelesaikannya ketika jam kerja selesai"
Ane selalu berusaha sekeras mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jam kerja – tanpa mengorbankan jam istirahat dan jam pulang. Bila perlu, ane tidak mengobrol selama jam kerja, enamun bukan berarti kita menjadi orang yang gila kerja loh, mitamit.
Paham gak ganbro sisneng? hmmm
Sederhananya, pokoknya kalau sudah jam kerja ya kerja, kalau masuk jam istirahat ya istirahat, jangan ditunda. Kalau sudah masuk jam pulang ya pulang.
Kadang ada beberapa teman yang berkata pada saya,
“Lu kerja rajin amat?”.
Dan biasanya ane jawab,
“Ane nggak mau pulang telat.”
Menurut ane inilah falsafah “Teng-Go” yang sesungguhnya, bekerja tepat waktu dan pulang tepat waktu.
"Atasan yang baik senang melihat karyawan profesional, ada di saat dia membutuhkan, dan gak kabur2an". Ayey
4. Jangan Sungkan Bernegosiasi
Terkadang atasan meminta kita melakukan pekerjaan yang di luar job desc nih gan, atau memberikin pekerjaan ketika jam kerja udah hampir kelar ataw injury time.
Nah, kalo dah bgono, apa yang sebaiknya dilakukin yak?
Menerima sambil ngomel2 atau menolak dengan tegas?
Nah, ketika kita dihadapkin pada kondisi tersebut, mendingan jangan sungkan ganbor sisneng untuk melakukan negosiasi dengan atasan. Biasanya ane mah memasang wajah terkejut dan bilang pada atasan bahwa kebetulan ane dah ada janji sepulang kerja (biasanya ane bilang sudah ada janji sekitar jam 7-8 malam) .
Ini emang agak tricky ganbro sisneng, tapi kita gak salah, toh pekerjaan yang diberikin sebenarnya bukan job desc kita dan atau pekerjaan tersebut diberikan ketika jam kerja sudah hampir berakhir. ada hak dan ada kewajibin ganbro sisneng
Di sini akhirnya kita bisa melakukin tawar-menawar dengan atasan, misalnya target kerjaan yang kagak seluruhnya harus kelar, atau keringanan supaya besok bisa datang agak terlambat, dll, yah tergantung kondisi aje ganbro sisneng.
Dan mentok-mentoknya, biasanya atasan akan berceloteh,
“Ya sudah, terserah kamu saja. Pokoknya besok pagi kerjaan ini sudah harus selesai.”
Satu nih yang harus dicatet,
Jangan pernah menolak pekerjaan dari atasan dan jangan pernah meminta kompensasi berupa uang atau fasilitas. "Orang ikhlas selalu dikenang"
Untuk pekerjaan di luar job desc sih, biasanya ane bilang bisa melakukannya tapi mungkin hasilnya kagak sebagus mereka yang profesional di bidangnya. Nah, ini merupakan cara “halus” ane agar atasan berpikir untuk mengalihkan pekerjaan tersebut kepada ahlinya atau tetap memberikannya pada ane dengan resiko hasil yang didapat bisa-bisa tidak sesuai harapan.
Dan sekadar catatan ganbro sisneng, trik ini cuman digunakin seperlunya aje supaya atasan kagak curiga…
"Atasan yang baik dapat menerima negoisasi dari bawahannya, karna agar mengingatkan setiap orang punya hak dan kewajiban, sehingga meningkatkan leadership dan pemahaman terhadap tim nya" ayeah
5. Jangan Segan Bertanya
Nah ini ni ganbro sisneng yang selalu bikin kita bagai kodok dibalik tempurung, tersembunyi dari pandangan atasan, "malu bertanya esat di karir" hohoho
Ini pengalaman ane waktu masih jadi karyawan baru. Perusahaan menjanjikan setelah lewat masa percobaan selama 3 bulan, akan diangkat menjadi karyawan tetap. etapi setelah bulan keempat, status ane belum berubah.
Meski para senior nyarankin untuk bersabar, ane memutuskin menghadap manajer departemen untuk menanyakan kejelasan status ane. Dan akhirnya pada bulan kelima ane sudah mendapatkan status sebagai karyawan tetap.
Berani bertanya itu penting gan, selain agar ente eksis dan dianggap aktif di mata atasan, juga supaya ente bisa tau informasi segala tentang kantor dan status ente, dapat terkonfirmasi dengan sejelas2nya ganbro sisneng.
"Atasan yang baik, senang mendapat pertanyaan dari bawahannya, karna selain agar mengetahui kondisi dan permasalahan lingkungan internal kantornya, juga sebagai strategi agar dapat memotivasi karyawannya agar dapat meningkatkan produktivitas karyawannya". Ayeyah
Spoiler for Jangan Takut:
Apa yang ente lakuin ketika berpapasan dengan atasan?
Pura-pura gak melihat? Pura-pura sibuk? Atau malahan menghindar?
Saran ane, jangan lakukan semua itu.
Ketika berpapasan dengan atasan, ane sik biasa menyapa dengan sekadar ucapan, “Pak” sambil sedikit menganggukkan kepala dan tersenyum tulus. Kata pak Ary Ginanjar (pendiri ESQ) yaitu simetris 3 cm ke kiri dan kanan.
Kesan yang kita berikan pada atasan adalah :
“Saya menghormati Anda sebagai atasan karena profesionalitas, bukan karena saya takut pada Anda.” ayey
Bahkan kita tuh gak perlu repot-repot untuk berdiri demi menghormati atasan ketika kita sedang duduk, kecuali jika yang bersangkutan membawa tamu yang akan dikenalkannya pada kita. Pengertian “duduk” di sini tentu adalah posisi duduk yang baik, bukannya nongkrong – apalagi sambil mengangkat satu kaki .
"Atasan yang baik lebih seneng dihormati daripada dihindari" ayey!!!
2. Berbicara Seperlunya dan Merendahkan Suara
Spoiler for Bicara seperlunya:
Etapi ya ganbro sisneng beberapa atasan tak ingin terlalu dekat dengan bawahannya.
Cara menghadapi atasan seperti ini mah dengan bicara seperlunya aja.
Meski ane sering menyapa atasan, bukan berarti ane sering bicara dengannya. Ane mah cuma bicara kalo yang bersangkutan membuka pembicaraan terlebih dulu (biasanya jika kebetulan berada satu lift atao ruangan).
Dan ketika berbicara dengan atasan, ane merendahkan nada suara dan tak perlu berusaha mengakrabkan diri dengan atasan. Ini merupakan upaya ane menjaga jarak dengan atasan, dengan ini ente bakal gak dicap sebage penjilat apalagi pengenyot , dan supaya si atasan merasa kita profesional, dan kita gak keceplosan bicara gan, yang ada ntar malah ilfeel noh atasan .
"Atasan yang baik senang diajak diskusi dan diberi saran, bukan diomongin di belakangnya". Ayeeeey
3. Bekerja Profesional
Spoiler for Profesionalisme:
Enaini nih tips utama kalo mau terlihat pro di mata atasan. Ya dengan bekerja secara profesional ganbro sisneng. Bekerja profesional di sini bukan berarti kita menyediakan waktu 24 jam untuk perusahaan, dikate kita mesin pabrik? . Bekerja profesional menurut ane adalah :
"Bekerja optimal di jam kerja dan menyelesaikannya ketika jam kerja selesai"
Ane selalu berusaha sekeras mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jam kerja – tanpa mengorbankan jam istirahat dan jam pulang. Bila perlu, ane tidak mengobrol selama jam kerja, enamun bukan berarti kita menjadi orang yang gila kerja loh, mitamit.
Paham gak ganbro sisneng? hmmm
Sederhananya, pokoknya kalau sudah jam kerja ya kerja, kalau masuk jam istirahat ya istirahat, jangan ditunda. Kalau sudah masuk jam pulang ya pulang.
Kadang ada beberapa teman yang berkata pada saya,
“Lu kerja rajin amat?”.
Dan biasanya ane jawab,
“Ane nggak mau pulang telat.”
Menurut ane inilah falsafah “Teng-Go” yang sesungguhnya, bekerja tepat waktu dan pulang tepat waktu.
"Atasan yang baik senang melihat karyawan profesional, ada di saat dia membutuhkan, dan gak kabur2an". Ayey
4. Jangan Sungkan Bernegosiasi
Spoiler for nego:
Terkadang atasan meminta kita melakukan pekerjaan yang di luar job desc nih gan, atau memberikin pekerjaan ketika jam kerja udah hampir kelar ataw injury time.
Nah, kalo dah bgono, apa yang sebaiknya dilakukin yak?
Menerima sambil ngomel2 atau menolak dengan tegas?
Nah, ketika kita dihadapkin pada kondisi tersebut, mendingan jangan sungkan ganbor sisneng untuk melakukan negosiasi dengan atasan. Biasanya ane mah memasang wajah terkejut dan bilang pada atasan bahwa kebetulan ane dah ada janji sepulang kerja (biasanya ane bilang sudah ada janji sekitar jam 7-8 malam) .
Ini emang agak tricky ganbro sisneng, tapi kita gak salah, toh pekerjaan yang diberikin sebenarnya bukan job desc kita dan atau pekerjaan tersebut diberikan ketika jam kerja sudah hampir berakhir. ada hak dan ada kewajibin ganbro sisneng
Di sini akhirnya kita bisa melakukin tawar-menawar dengan atasan, misalnya target kerjaan yang kagak seluruhnya harus kelar, atau keringanan supaya besok bisa datang agak terlambat, dll, yah tergantung kondisi aje ganbro sisneng.
Dan mentok-mentoknya, biasanya atasan akan berceloteh,
“Ya sudah, terserah kamu saja. Pokoknya besok pagi kerjaan ini sudah harus selesai.”
Satu nih yang harus dicatet,
Jangan pernah menolak pekerjaan dari atasan dan jangan pernah meminta kompensasi berupa uang atau fasilitas. "Orang ikhlas selalu dikenang"
Untuk pekerjaan di luar job desc sih, biasanya ane bilang bisa melakukannya tapi mungkin hasilnya kagak sebagus mereka yang profesional di bidangnya. Nah, ini merupakan cara “halus” ane agar atasan berpikir untuk mengalihkan pekerjaan tersebut kepada ahlinya atau tetap memberikannya pada ane dengan resiko hasil yang didapat bisa-bisa tidak sesuai harapan.
Dan sekadar catatan ganbro sisneng, trik ini cuman digunakin seperlunya aje supaya atasan kagak curiga…
"Atasan yang baik dapat menerima negoisasi dari bawahannya, karna agar mengingatkan setiap orang punya hak dan kewajiban, sehingga meningkatkan leadership dan pemahaman terhadap tim nya" ayeah
5. Jangan Segan Bertanya
Spoiler for Tanya:
Nah ini ni ganbro sisneng yang selalu bikin kita bagai kodok dibalik tempurung, tersembunyi dari pandangan atasan, "malu bertanya esat di karir" hohoho
Ini pengalaman ane waktu masih jadi karyawan baru. Perusahaan menjanjikan setelah lewat masa percobaan selama 3 bulan, akan diangkat menjadi karyawan tetap. etapi setelah bulan keempat, status ane belum berubah.
Meski para senior nyarankin untuk bersabar, ane memutuskin menghadap manajer departemen untuk menanyakan kejelasan status ane. Dan akhirnya pada bulan kelima ane sudah mendapatkan status sebagai karyawan tetap.
Berani bertanya itu penting gan, selain agar ente eksis dan dianggap aktif di mata atasan, juga supaya ente bisa tau informasi segala tentang kantor dan status ente, dapat terkonfirmasi dengan sejelas2nya ganbro sisneng.
"Atasan yang baik, senang mendapat pertanyaan dari bawahannya, karna selain agar mengetahui kondisi dan permasalahan lingkungan internal kantornya, juga sebagai strategi agar dapat memotivasi karyawannya agar dapat meningkatkan produktivitas karyawannya". Ayeyah
Quote:
Naitu tadi celotehan ane agar kita2 yang berprofesi sebagai staf dapat terlihat, dianggep, dan disegani oleh atasan kita. Dari teori McClelland tentang motivasi bahwa kebutuhan manusia adalah mendapat pandangan dan pengakuan dari orang yang dia hormati, begitu pula seseorang yang membutuhkan untuk dihargai jasanya. Kalau ingin dihargai, maka perlihatkanlah bakat dan profesionalisme ente, jangan disembunyiin, Atasan perlu tahu karyawan mana yang dapat memberikan value bagi perusahaan agar dapat sama2 mendayung perahu perusahaan ke arah Visi yang tepat. Lets show our competence!!!!
Quote:
Spoiler for sumur:
Quote:
Celotehan Kaskuser
Spoiler for the comment:
under selection & construction, meeting dulu
Diubah oleh tresnology 15-09-2015 02:49
0
62K
Kutip
365
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.8KThread•89.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya