Duka masih meliputi dunia Islam, terkait musibah robohnya alat crane di Masjidil Haram, Mekah. Ucapan duka cita tersebar dari seluruh penjuru dunia untuk korban yang meninggal dunia dalam musibah itu.

Tanpa mengurangi duka cita yang mendalam, praktisi metafisika Ki Gendeng Pamungkas menegaskan bahwa musibah robohnya crane di Masjidil Haram, di satu sisi, akan mengingatkan semua pihak akan kasus dugaan korupsi pengadaan mobil crane di Pelindo II.

Bahkan, menurut Ki Gendeng, musibah crane Mekah menjadi “petunjuk” dari Yang Maha Kuasa, bahwa kasus Crane Pelindo akan menjadi pintu pembuka “peristiwa besar”.

“Kasus crane di Mekah bisa jadi petunjuk dan isyarat kasus pembelian mobile crane di Pelindo yang sedang diselidiki kepolisian menjadi pintu masuk kasus besar,” kata Ki Gendeng Pamungkas dalam pernyataannya kepada intelijen (14/09).

Menurut Ki Gendeng, secara tidak langsung, Yang Maha Kuasa telah memberikan ‘petunjuk’ bahwa kasus di Pelindo II akan menjadi besar sebagaimana yang terjadi Mekkah. “Ini akan menjadi besar. Saya menunggu keberanian kepolisian,” papar Ki Gendeng.

Jum’at (11/09), hujan badai yang melanda Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, mengakibatkan robohnya alat berat crane. Crane menimpa ratusan umat Islam yang sedang menjalankan rangkaian ibadah Haji.

SUMBER

Ga Panasbungnya, Ga Dukun Panasbungnya... Ternyata isi Otaknya Sama Ya Bray