- Beranda
- Sejarah & Xenology
PERSAMAAN BUDAYA MINAHASA DAN DAYAK [NO SARA]
...
TS
nyiurmelambai
PERSAMAAN BUDAYA MINAHASA DAN DAYAK [NO SARA]
MINAHASA & DAYAK
BAJU PERANG, PERISAI, PEDANG DAN TOMBAK
yang paling mirip adalah bentuk perisai
minahasa
dayak
RUMAH ADAT
minahasa (walewangko)
untuk rumah adat Minahasa ada sedikit perbedaan sebelum dan sesudah abad ke 18. Sebelum abad ke 18 orang Minahasa tinggal di rumah seperti rumah dayak atau dalam bahasa Minahasa disebut Walewangko (wale=rumah, wangko=besar) dan tinggal dalam keluarga besar, artinya anak dari anak akan terus tinggal dalam rumah besar yang terus ditambah besar sesuai jumlah keluarga.
dayak (rumah betang)
PRAJURIT
minahasa
(foto : Hendra.W.Kairupan)
(ilustrasi: http://dwiejudhasatria.blogspot.com/)
dayak
(ilustrasi: http://dwiejudhasatria.blogspot.com/)
BUDAYA POTONG KEPALA(mamuis & ngayau)
Perburuan kepala di Sulawesi masih berlangsung hingga kedatangan orang Eropa. Alfred Russel Wallace, naturalis tersohor asal Inggris, yang mengunjungi Manado pada 10 Juni 1859, mendapatkan cerita itu langsung dari penduduk lokal (Minahasa). Kepala manusia dipakai untuk menghiasi makam dan rumah. “Mereka berburu kepala manusia layaknya suku Dayak di Kalimantan... Ketika seorang kepala suku meninggal, dua potong kepala manusia yang baru dipenggal digunakan sebagai penghias makamnya... Tengkorak manusia merupakan hiasan yang paling disukai untuk rumah kepala suku,” tulis Wallace dalam catatannya, dimuat dalam Indonesia Timur Tempo Doeloe 1544-1992 karya George Miller.
ASAL NENEK MOYANG
PEGUNUNGAN WULUR MAATUS (minahasa)
PEGUNUNGAN MERATUS (dayak)
MOTIF KAIN
minahasa
Kain ikat dari sebelum 1910. (Koleksi Geheugen van Nederland)
dayak
BAJU PERANG, PERISAI, PEDANG DAN TOMBAK
yang paling mirip adalah bentuk perisai
minahasa
dayak
RUMAH ADAT
minahasa (walewangko)
untuk rumah adat Minahasa ada sedikit perbedaan sebelum dan sesudah abad ke 18. Sebelum abad ke 18 orang Minahasa tinggal di rumah seperti rumah dayak atau dalam bahasa Minahasa disebut Walewangko (wale=rumah, wangko=besar) dan tinggal dalam keluarga besar, artinya anak dari anak akan terus tinggal dalam rumah besar yang terus ditambah besar sesuai jumlah keluarga.
Spoiler for setelah abad 18:
dayak (rumah betang)
PRAJURIT
minahasa
(foto : Hendra.W.Kairupan)
(ilustrasi: http://dwiejudhasatria.blogspot.com/)
dayak
(ilustrasi: http://dwiejudhasatria.blogspot.com/)
BUDAYA POTONG KEPALA(mamuis & ngayau)
Perburuan kepala di Sulawesi masih berlangsung hingga kedatangan orang Eropa. Alfred Russel Wallace, naturalis tersohor asal Inggris, yang mengunjungi Manado pada 10 Juni 1859, mendapatkan cerita itu langsung dari penduduk lokal (Minahasa). Kepala manusia dipakai untuk menghiasi makam dan rumah. “Mereka berburu kepala manusia layaknya suku Dayak di Kalimantan... Ketika seorang kepala suku meninggal, dua potong kepala manusia yang baru dipenggal digunakan sebagai penghias makamnya... Tengkorak manusia merupakan hiasan yang paling disukai untuk rumah kepala suku,” tulis Wallace dalam catatannya, dimuat dalam Indonesia Timur Tempo Doeloe 1544-1992 karya George Miller.
ASAL NENEK MOYANG
PEGUNUNGAN WULUR MAATUS (minahasa)
PEGUNUNGAN MERATUS (dayak)
MOTIF KAIN
minahasa
Kain ikat dari sebelum 1910. (Koleksi Geheugen van Nederland)
dayak
dellesology dan proto1 memberi reputasi
2
36.2K
24
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
6.5KThread•10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya