Kaskus

Entertainment

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kurniadihusengoAvatar border
TS
kurniadihusengo
KATARAK, KETIKA SEMUA TERLIHAT BURAM
Jika dulu katarak identik dengan penyakit lanjut usia, kini mereka yang muda bisa mengalaminya. Bahkan, jumlah penderita katarak terus bertambah. Menurut Kementerian Kesehatan RI, katarak menjadi penyebab utama kebutaan di negara kita. Kenali gejalanya dan ketahui cara mengatasinya.

Kita kerap mendengar berita tentang operasi katarak gratis yang diadakan oleh institusi tertentu. Program tersebut penting dan harus didukung, karena berpotensi menolong banyak orang yang terancam kebutaan.

Faktanya, penderita buta akibat katarak di Indonesia memang termasuk tinggi. Setiap tahun, 240.000 orang di Indonesia terancam mengalami kebutaan karena kataraknya tidak dioperasi.

Sebenarnya, apa itu katarak? Menurut Dr. Tri Rahayu, Sp.M, FIACLE, staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Mata FKUI/RSCM, katarak adalah kondisi ketika lensa mata menjadi keruh sehingga pandangan seperti berkabut.

Penjelasan yang sama disampaikan oleh Dr. Refarano Agustiawan, Sp.M, dari Jakarta Eye Center. Katarak adalah satu kondisi di mana terjadi kekeruhan di lensa mata.

Menurut spesialis mata yang biasa disapa Dr. Rano ini, lensa mata yang berada di belakang Iris merupakan salah satu organ tubuh yang tidak berpembuluh darah.

Berbeda dengan organ lain yang mendapat makanan dari pembuluh darah, lensa mata mendapat makanan dari pertukaran cairan di belakang lensa. Bila terjadi ketidakseimbangan, timbullah gangguan pada lensa, papar Dr. Rano.

Gejala katarak, menurut Dr. Tri, dimulai dari fase dini, dilanjutkan dengan fase menengah dan fase lanjut.

Pada fase dini, lensa baru mengalami penumpukan cairan, sehingga lensa menjadi cembung dan kemampuan lensa berlebih. Pada katarak, hal tersebut hanya menimbulkan gejala mata berubah menjadi lebih minus, jelas Dr. Tri.

Bisa jadi setelah kena Katarak, membaca dekat jadi lebih jelas, tapi melihat jauh jadi buram. Dengan berkembangnya Katarak lebih lanjut, maka lensa menjadi makin keruh, dan ini bisa menurunkan ketajaman penglihatan. Pada keadaan tertentu, Katarak juga menyebabkan keluhan silau, beber Dr. Tri.

Dr. Rano mengamini. Gejala Katarak ada bermacam-macam. Ada yang sering silau, atau semakin tua semakin sering ganti kacamata. Bisa juga, jika dulu lihat dekat harus pakai kacamata, sekarang kok tidak.

Namun, menurut Dr. Rano, dari berbagai gejala tersebut, yang paling umum adalah penglihatan yang menjadi seperti berasap atau berembun. Katarak termasuk kelompok penyakit mata yang tenang, artinya mata tidak merah dan penglihatan turun perlahan, bukan mendadak, ujar Dr. Rano.

Penyebab Katarak paling utama, ungkap Dr. Tri, adalah degenerasi. Itu sebabnya Katarak banyak terjadi pada usia tua, yang dikenal dengan nama Katarak Senilis. Penyebab lain adalah infeksi, komplikasi penyakit di mata seperti Glaukoma, dan radang yang lama di bola mata.

Katarak juga bisa diakibatkan oleh komplikasi penyakit sistemik seperti Diabetes, disebut Katarak Diabetika. Selain itu, Katarak bisa terjadi karena trauma, yang disebut Katarak Traumatika. Bayi baru lahir juga bisa terkena Katarak, namanya Katarak Kongenital, lanjut Dr. Tri.

Ia mengakui, bahwa meski ada berbagai jenis katarak seperti yang dijabarkan sebelumnya, Katarak paling umum dan dikenal masyarakat awam adalah Katarak Senilis, yakni Katarak yang terjadi karena faktor usia.

Meski demikian, kedua pakar ini tak memungkiri pergeseran usia penderita Katarak saat ini. Kalau dulu usia 80 tahun baru mulai Katarak, sekarang bergeser menjadi lebih muda.

Mengapa? Katarak merupakan bagian dari proses degenerasi yang terkait dengan faktor paparan ultraviolet/sinar matahari. Dengan, semakin rusaknya lapisan Ozon, paparan ultraviolet menjadi lebih besar. Saat ini, usia 50 tahun sudah bisa mengalami Katarak dan dianggap wajar, ungkap Dr. Tri.

Berapa pun usia penderita, Dr. Tri mengingatkan jika Katarak tak segera diatasi, kondisinya akan bertambah berat. Protein-protein lensa mata akan semakin padat. Kalau sampai terlalu matang, maka protein-protein itu bisa keluar karena Fermabilitas kantong lensa berubah dan menyebabkan peradangan pada bola mata.

Hal ini, menurut Dr. Tri, bisa menimbulkan Glaukoma Komplikata karena Katarak. Yang jelas, semakin lama penglihatan pasien akan semakin buram, dan itulah sebabnya Katarak harus segera dioperasi.

Sampai saat ini, tidak ada satu pun obat - baik tetes atau minum - yang bisa mengobati atau menghilangkan Katarak. Katarak hanya bisa diatasi dengan operasi, yang sangat tergantung pada kebutuhan pasien, tegas Dr. Tri.

Ada yang sudah sangat buram, tapi aktivitasnya tidak terlalu membutuhkan penglihatan yang tajam, maka operasi bisa ditunda. Tetapi, pada pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketajaman mata yang prima, maka Katarak yang masih sangat dini pun sudah harus dioperasi, papar Dr. Tri.

Baik Dr. Tri maupun Dr. Rano meluruskan salah kapra yang beredar di masyarakat seputar pengobatan Katarak.

Hanya operasi yang bisa mengatasi Katarak, dan edukasi ini harus disampaikan kepada masyarakat. Jika ada iklan tentang pengobatan Katarak tanpa operasi, itu tidak benar sama sekali, Dr. Tri menegaskan.

Ini termasuk pengobatan alternatif yang mengkalim bisa mengatasi Katarak tanpa operasi. Ini justru berbahaya. Pernah saya dengar, Katarak yang sudah matang malah ditotok sehingga lensanya tercebur ke dalam rongga bola mata, imbuh Dr. Tri.

Lebih jauh Dr. Tri mengingatkan, waspadai pula pengobatan Katarak yang menggunakan madu atau daun sirih, karena tidak ada efek positifnya. Yang ada, justru karena mereka berupa cairan Hipertonis, maka akan menyebabkan mata jadi pedih karena airnya tertarik keluar.

Jangan pernah menggunakan rebusan daun sirih untuk mengobati mata. Pada daun sirih bisa terdapat jamur dalam bentuk spora tidak aktif yang tidak bisa dihancurkan oleh perebusan sekaligus. Pada keadaan mata yang memiliki luka kecil yang tidak diketahui pasien, jamur rebusan daun sirih tersebut bisa menimbulkan infeksi, tandas Dr. Tri.

Terapi alternatif untuk Katarak adalah bohong. Kekeruhan lensa mata tidak bisa diobati dengan terapi alternatif, harus dengan operasi, tambah Dr. Rano.


Saat ini, operasi katarak sudah kian canggih dan sangat cepat. Dengan kemajuan teknologi, operasi minimal invasif tersebut dilakukan dengan membuat sayatan sangat kecil, yakni sekitar 2,5 milimeter. Risiko perdarahan sangat minimal, karena yang disayat adalah organ yang tak berpembuluh darah.

Selanjutnya, lensa mata yang sudah keruh dihancurkan dengan gelombang ultrasound, lalu disedot keluar. Setelah bersih, maka lensa itu diganti dengan lensa buatan. Total, operasi Katarak biasanya hanya berlangsung sekitar 15 menit.

Meski sebentar, operasi Katarak tetap dianggap serius karena ada potensi risiko infeksi sesudah operasi. Karena itu, persiapannya sama dengan operasi lain. Yang penting, pasien tidak boleh memiliki kondisi Diabetes yang tidak terkontrol, ujar Dr. Tri.

Pemulihan pun sangat cepat. Sehari setelah operasi, pasien sudah bisa beraktivitas normal. Ia hanya dilarang mengguyur mata selama 7 hari, dan menghindari tindakan yang menyebabkan risiko infeksi, seperti menggosok-gosok mata yang bisa menyebabkan lukanya terbuka.

Kabar baiknya, menurut Dr. Tri, Katarak tidak mungkin berulang karena pada saat operasi, massa lensanya sudah diambil, jadi tidak mungkin massa lensa itu muncul lagi. Mungkin, pada sebagian proporsi, kantong lensa bisa mengalami kekeruhan karena adanya pertumbuhan selapis sel-sel epitel dari lensa. Ini disebut Katarak Sekunder, dan pengobatannya cukup dengan laser.

Dr. Rano mengibaratkan Katarak dengan uban pada rambut.

Semua orang akan ubanan, begitu pula semua orang akan Katarak. Hanya saja, banyak faktor yang memengaruhi, kata Dr. Rano. Orang yang sering kena sinar matahari akan lebih cepat katarak, begitu pula penyandang Diabetes dan mereka yang gizinya jelek.

Yang pasti, Katarak tidak bisa dicegah karena ini proses alami, tapi kita bisa memperlambat terjadinya Katarak dan mencegahnya terjadi pada usia muda. Misalnya, dengan menggunakan kacamata anti-UV dan mengonsumsi makanan bergizi dengan banyak makan sayur dan buah-buahan.

Cegah Katarak dengan proteksi mata dari paparan sinar matahari, gunakan topi dan kacamata hitam yang protektif terhadap UV, dan pastikan Anda memiliki asupan antioksidan tinggi yang menghambat proses Katarak degenerasi, pesan Dr. Tri.

- Dr. Tri Rahayu, Sp.M, FIACLE -
- Dr. Refarano Agustiawan, Sp.M -
0
4.4K
22
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
924.4KThread88.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.