Situasi politik di Indonesia yang memanas dalam beberapa hari belakangan, terutama setelah Komjen Pol. Budi Waseso kala memimpin Bareskrim Polri melakukan serangkaian penggeledahan untuk mengungkap korupsi yang terjadi di BUMN.

Namun, Dirut PT Pelindo II, RJ Lino mengadu kepada para menteri seperti Sofyan Djalil, Rini Soemarno dan bahkan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) untuk dibackup dari buasnya Bareskrim Polri dibawah pimpinan Komjen Pol. Budi Waseso.

Syukurlah mantan Kapolda Gorontalo itu tidak gentar dengan tekanan para pejabat tersebut, dan memutuskan untuk terus melajutkan penuntasan kasus korupsi di tubuh BUMN pelabuhan tersebut.

Sejurus, akhirnya kemarin beredar kabar bahwa surat penggeseran Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso (Buwas) sebagai Kepala BNN. Buwas pun harus menyerah pada keputusan politik. Sangat disayangkan.

Seperti diberitakan, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku mengenal sosok Komjen Buwas. Di mata JK, Buwas adalah sosok yang baik dan bersih.

"Dia sangat baik dan saya selalu dukung. Orangnya baik sekali dalam menjalankan tugas, bersih," puji JK di kantor wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (4/09/2015).

Dalam perbincangan dengan redaksi, peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Agus Priyanto menilai pernyataan yang dilontarkan JK ada benarnya.

"Karena bersih itulah, ia (red. Buwas) berani bongkar skandal-skandal korupsi yang melibatkan orang-orang kuat di Republik termasuk yang sekaliber menteri dan bahkan mungkin presiden atau wakil presiden," ujar Agus.

Agus sendiri menilai rekam jejak Komjen Buwas sudah nyaris setara dengan legenda kepolisian di era 1960-70an, Jenderal Hoegeng. Seperti diketahui Hoegeng adalah seorang polisi yang sederhana, jujur dan berani.

Mirip dengan Buwas, ia juga tidak pernah pandang bulu, tak peduli siapa backing-nya, dalam memberantas korupsi. Hanya, karena keberanian dan kejujurannya tersebut juga, Hoegeng akhirnya dicopot sebagai Kapolri oleh penguasa Orde Baru yang memang korup.

Namun, Agus yang juga eks Sekjen LMND ini juga memiliki masukan untuk Presiden, yang seharusnya merasa diuntungkan secara politik dengan keberadaan Buwas sebagai komandan reserse pemerintah.

Setidaknya menurutnya hal ini ditunjukkan dengan ujug-ujug bergabungnya PAN ke koalisi pemerintah, menghancurkan formasi politik oposisi KMP.

"Kami mendengar kabar, bahwa terdapat hubungan antara penggeledahan yang dilakukan Bareskrim Polri di Pertamina Foundation dengan aktivitas Kementerian Kehutanan pada era kepemimpinan Zulkifli Hasan. Benarkah kabar ini?" tanya Agus.

Agus menutup perbincangan dengan mengkampanyekan Buwas sebagai Kapolri selanjutnya. Buwas dinilainya sebagai ksatria yang paling tepat untuk mewujudkan mimpi pemberantasan korupsi seperti termuat dalam Nawacita.


Sumber


Mantab!!!

Dukung Buwas Menjadi Kapolri