Aktivis Ratna Sarumpaet menilai Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
bukanlah orang yang sabar. Contohnya, saat
Ahok mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub)
Nomor 67 Tahun 2014 tentang pengendalian
pemotongan hewan kurban.
"Kualitas moral, kepemimpinanya dan cintanya ke
Indonesia hangus. Seperti memotong kurban di
jalan, dia bilang dia gubernur bersih tapi
kemudian melarang potong kurban, dia sombong,
nggak mau belajar dari kultur (budaya) orang
Jakarta," ujar Ratna dalam diskusi gerakan #
lawanAhok di Markas Pergerakan Jl. Tebet Timur
Dalam Raya No. 43 Jakarta Selatan, Sabtu (5/9)
sore.
Kata Ratna, sikap Ahok yang terlalu terburu-buru
harus menjadi bahan perhatian publik. "Orang
kaya gini nggak pantas jadi pemimpin," tukasnya.
"Ini warning ke kita untuk hati-hati memilih
pemimpin," kata Ratna.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak
bersikap kasar menghadapi cara bicara Ahok.
Karakter Ahok yang suka meledak-ledak
menurutnya harus menjadi perhatian khusus
warga Jakarta. Sehingga di Pilkada 2017 nanti
warga ibukota tidak lagi memberi kesempatan
kepada Ahok untuk duduk di kursi DKI 1.
"Bukan Ahok yang kita lawan, tapi karakternya.
Kita bertekad membuat orang ini tidak lagi
(menang) di 2017. Harus ada tokoh lain (yang
maju di Pilkada DKI)," tukas Ratna.
Sebagaimana diketahui, Ahok bantah melarang
warga memotong hewan kurban di sembarang
tempat, seperti di sekolah. Padahal, kebijakan itu
ia tandatangani saat masih menjabat sebagai Plt
Gubernur DKI. Katanya, usulan pelarangan itu
justru usulan dari Dinas Kelautan dan Pertanian
dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Dalam Ingub itu, Ahok instuksikan penyembelihan
hewan kurban dialihkan ke Rumah Pemotongan
Hewan (RPH) Cakung dan Pulogadung, Jakarta
Timur. Masih dari Ingub tersebut, Ahok juga
menginstruksikan agar Satpol PP menertibkan
lokasi penjualan dan pemotongan hewan kurban
yang tidak resmi.
link
Bener kata bu ratna, hohek mana pantes mimpin jakarta.
Yang penting jangan pernah pilih pemimpin yg didukung nastak, kerja kagak, cuma gede di pencitraan.