Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

siluetAvatar border
TS
siluet
RJ. LINO, manusia setengah dewa, aset 6.5 T jadi 40T tanpa APBN
Satu pukulan Lino untuk 130 tahun
Posted by Administrator
Senin, 10 September 2012
Manufacturing Hope 42

Inilah bukti bahwa birokrasi kita tidak jadi faktor penghambat. Kata-kata itu diucapkan dengan semangat oleh RJ Lino, Direktur Utama PT Indonesia Port Corporation, nama baru PT Pelindo II (Persero).

Nadanya seperti promosi. Juga seperti melawan arus besar yang hidup di masyarakat. Tapi Lino memberikan bukti.

Mungkin Lino sendiri kaget bahwa proyek besar yang dia prakarsai itu akhirnya bisa berjalan. Tidak gagal, misalnya, karena ruwetnya birokrasi. Padahal proyek yang dia gagas dan dia perjuangkan ini bukan proyek sembarangan. Besar skalanya, besar urusannya, dan besar biayanya. Inilah proyek pelabuhan baru Tanjung Priok yang akan menelan biaya Rp 40 triliun.

Lino, dengan ucapannya yang agak bombastis itu sebenarnya bukan hanya ingin memuji birokrasi, tapi juga ingin mengkhotbahkan prinsip bahwa seberat apa pun persoalan asal diurus sungguh-sungguh akan berhasil.

Jadi, kuncinya di sungguh-sungguh itu.

Banyak orang mengatakan sudah bersungguh-sungguh tapi tidak juga berhasil. Untuk orang seperti ini, rasanya perlu diukur kadar kesungguhannya itu. Seperti juga emas, sungguh-sunggu itu ada beberapa macam. Ada sungguh-sungguh yang 24 karat, tapi ada yang 22 karat, 20 karat, dan bahkan ada yang hanya 18 karat. Jangan-jangan ada sungguh-sungguh yang tidak berkarat sama sekali.

Lino tentu termasuk yang sungguh-sungguhnya 24 karat. Kalau hanya 20 karat tidak mungkin dia berhasil. Untuk menggambarkan beratnya merintis proyek ini, saya bisa mengatakannya dengan satu kalimat: mungkin hanya proyek Jembatan Selat Sunda yang lebih sulit dari ini.

Inilah proyek yang kalau jadi nanti bisa mengubah peta logistik nasional. Inilah SATU proyek yang kalau jadi nanti nilainya lebih besar dari apa yang sudah dibangun di Tanjung Priok selama 130 tahun.

Inilah proyek yang akan membuat pelabuhan di Indonesia sejajar dengan pelabuhan-pelabuhan besar di dunia. Kalau pun tidak menang, kita tidak akan kalah lagi dari Malaysia atau Singapura. Inilah pelabuhan yang dalamnya sampai 16 meter sehingga kapal terbesar di dunia pun bisa bersandar di Jakarta.

Inilah The New Tanjung Priok.

Dunia perkapalan memang punya kecenderungan baru; kian tahun kian besar saja ukuran kapal yang dibuat. Ini untuk mengejar efisiensi angkutan barang. Kian besar kapalnya kian banyak yang bisa diangkut. Dan kian murah biaya angkutannya. Akibatnya kian banyak saja kapal yang tidak bisa mampir ke Indonesia.

Indonesia pun kian terkucil. Pelabuhan-pelabuhan Indonesia hanya bisa jadi feeder untuk pelabuhan-pelanbuhan besar di negara lain.

Sekarang ini misalnya sudah ada kapal yang begitu besarnya sehingga bisa mengangkut 18.000 kontainer. Pelabuhan kita kian jauh dari itu. Pelabuhan sebesar Tanjung Perak Surabaya pun hanya mampu menerima kapal 3.000 kontainer. Medan, Makassar, dan Batam hanya bisa menerima kapal 1.000 kontainer. Betapa jauhnya kapasitas yang harus kita loncati.

Lino tergolong CEO BUMN yang pantang menyerah. Dia tembus semua kesulitan. Dia gedor semua pintu. Dia hadapi semua persoalan. Wajar jika di ajang Anugerah BUMN tahun lalu di mendapat gelar CEO BUMN Paling Inovatif.

Tapi Lino juga beruntung. Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof Armida Alisyahbana, dan terutama Menteri Perhubungan EE Mangindaan, berada dalam satu barisan. Bahkan Presiden dan Wakil Presiden memonitor terus proyek ini.

Masalah terakhir yang sangat melegakan adalah ketika Menhub EE Mangindaan memberikan hak konsesi selama 70 tahun. Dengan keluarnya keputusan itu tidak ada lagi masalah birokrasi yang dinanti. Kini semuanya tinggal menjadi tanggung jawab Lino. Mulai dari bagaimana membangun fisiknya hingga bagaimana mencari uangnya yang sebesar gajah bengkak itu.

Proyek ini memang tidak menggunakan dana dari negara sama sekali. Tidak ada dana dari APBN. Begitu kuatnya keinginan agar proyek ini segera terealisasikan (tahap satua harus sudah bisa diresmikan tahun 2014), sebelum hak konsesi didapat pun semua persiapan sudah diselesaikan. Dengan demikian begitu semua perizinan beres proyek langsung bisa dimulai.

Minggu ini kontrak pekerjaan sudah bisa ditandatangani antara Lino dan Bambang Triwibowo Dirut PT PP (Persero) Tbk. PP adalah BUMN yang sudah sangat berpengalaman membangunm pelabuhan. Saya akan minta begitu hari itu tanda tangan kontrak dilakukan, besoknya PT PP sudah harus mulai bekerja.

Lantaran letak pelabuhan baru ini di tengah laut (untuk mendapatkan kedalaman yang cukup), maka Lino juga menggagas perlunya jalan tol baru yang langsung menuju pelabuhan ini. Sekaligus ikut mengatasi padatnya lalu lintas truk di kawasan Priok. Proyek jalan tol sepanjang 7 km inilah yang Jumat lalu juga disepakati untuk langsung saja dibangun oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Proyek ini juga melibatkan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) karena harus menggunakan tanah miliknya.

Begitu pelabuhan baru dan jalan tol baru mulai dikerjakan, empat perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pelabuhan mulai menjalankan program peningkatan kapasitas di beberapa pelabuhan utama.

Dengan demikian pelabuhan seperti Medan, Batam, Surabaya, dan Makassar akan berubah menjadi pelabuhan yang bisa dimasuki kapal 3.000 kontainer. Mereka juga akan membuat pelabuhan baru yang langsung berukuran besar di Sorong.

Semua perubahan tersebut tentu perlu segera diantisipasi oleh kalangan bisnis, terutama bisnis perkapalan. Misalnya saja sampai saat ini belum ada pengusaha kapal kita yang memiliki kapal kelas 3.000 kontainer. Tentu sekarang perlu menyiapkan diri agar kelak bisa benar-benar menjadi tuan rumah di negeri sendiri.(*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Catatan : Tulisan ini dibuat di BB sambil tiduran disela-sela pemeriksaan kesehatan di rumah sakit SGH setelah flu yang tidak sembuh-sembuh sejak pulang dari Mekkah dan Baghdad, dua pekan lalu.

Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino mengaku disupport habis Menteri BUMN Dahlan Iskan. “Makanya saya lawan semua,” katanya menanggapi aksi Serikat Pekerja Pelindo II (SPPI II) yang memintanya mundur dari jabatan sebagai Dirut. RJ Lino mengaku tidak takut ancaman pegawai Pelindo II. Dia mengaku mendapat dukungan pemerintah, terutama Menteri BUMN Dahlan Iskan. "Seratus orang pegawai Pelindo II keluar ya saya ganti, saya punya orang. Semua menteri dan pengusaha support saya habis, lihat saja selama ini pengusaha dan konsumen enggak ada yang komplain," ujar Lino saat open house perayaan Natal dikediaman Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Jakarta, Rabu (25/12) seperti dikutip situs berita Merdeka.com. Karena itu, Lino pun berani sesumbar. Jika karyawan ingin menjatuhkannya, harus datang menemui Dahlan Iskan dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Kalau demo saya, demo ke presiden dan pak dahlan" katanya. Mundur Dalam kesempatan lain, RJ Lino pun mengatakan lebih baik mundur jika Direktur Personalia dan Umum Cipto Pramono yang dipaksanya mengundurkan diri kembali lagi ke Pelindo II. "Saya orangnya begini. Sangat memegang integritas. Kalau orang itu sudah melanggar kepercayaan, saya sudah tidak bisa menoleransi. Otomatis saya tidak bisa lagi bekerja dengan dengan dia. Kalau memang Pak Cipto harus bertahan, saya saja yang keluar," jelasnya dalam RDP dengan Komisi VI DPRR RI, pertengahan Desember lalu, seperti dikutip jpnn.com RJ Lino pun kukuh dengan keputusannya memecat pegawai tersebut. Menurut dia, itu sudah bagian dari kesepakatannya ketika diminta menjadi Dirut Pelindo II. "Ketika saya diangkat, saya minta agar bisa memilih direksi sendiri, bukan pemerintah," ungkapnya. Karena itu, dia merasa sudah punya hak untuk mengutak-atik jajaran direksinya. Terkait dengan pemecatan Dirpum, Lino menjelaskan kejadian yang membuatnya kehilangan kepercayaan. Salah satunya, pada peringatan ulang tahun perusahaan, Dirpum meresmikan even kompetisi internal dan berdiri sepanggung dengan Ketua Serikat Pekerja (SP) Kirnoto. Bagaimana kelanjutan cerita Pelindo II The Series: Dirut Pelindo II RJ Lino yang dituntut mundur Serikat Pekerja? Tulisan berikutnya akan mengupas lengkap tentang Somasi Yang Dilayangkan Prof Dr Yusril Ihza Mahendra sebagai Kuasa Hukum SPPI II kepada Dirut Pelindo II terkait dengan aksi pemecatan kepada 33 orang pegawai. [bersambung




Follow us on web
twitter
facebook
gplus
rss

You are here: Home / Nasional
Profil RJ Lino; Sukses Kembangkan SDM Pelindo II Hingga Ancaman Mundur
Friday, Aug 28, 2015 | 34 views biodatabiografiPelindo IIprofilRichard Joost LinoRJ Lino


Aktualita.co  – Nama Richard Joost Lino atau akrab disebut RJ Lino bukanlah orang yang asing dalam Pelindo II. Namanya harum berkat prestasinya memajukan  PT. Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) terkait strateginya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Pelindo II.



Bagi RJ Lino, proyek-proyek besar bernilai trilyun rupiah yang dikerjakan oleh Pelindo II sangat tergantung pada  project human rosources. Untuk mewujudkan harapannya itu, ia  mengirimkan 100 pegawai Pelindo II untuk mengambil program master degree di luar negeri seperti Belanda, Belgia, Inggris, Swedia, dan Cina.

Kebijakan lainnya, yang dianggap berhasil membawa Pelindo II meraih keuntungan adalah kebijakan pengembangan sistem teknologi komunikasi dan informasi yang terpusat dan terintegrasi, yang dalam penilaian orang telah menyebabkan “(t)he company’s better  performance”.

Capaian panjang dirinya di Pelindo II, membuat RJ Lino yang berkarir sebagai Presiden Direktur PT. Pelindo II (Persero) Tbk. sejak 2009 telah mendapatkan sejumlah penghargaan diantaranya meraih peringkat kelima instansi dengan indeks integritas tertinggi dalam survey yang diadakan oleh Komisi Pemberantasan korupsi (KPK). Sebelumnya, PT. Pelindo II meraih posisi ke-28 untuk kategori pelayanan fasilitas pelabuhan dan posisi ke-32 untuk pelayanan jasa labuh tambat.

Bahkan pada tahun 2013 lalu,  Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan memuji R.J. Lino sebagai pemimpin yang sekali langkahnya setara dengan rentang waktu 130 tahun perjalanan Pelabuhan Tanjung Priok

Asal mula dirinya bekerja di Pelindo II saat dipercaya menjadi manajer proyek pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok atas dana Bank Dunia pada tahun 1978 – 1979. Setelah itu, pada tahun 1990, RJ Lino pun mulai bekerja di Pelindo II.

RJ Lino dengan kemampuannya, bahkan berhasil Ketika bertugas sebagai Managing Director of Port Guigang, Guangxi, Cina. Ia berhasil menjalin kerja sama dengan pemerintah lokal dalam mengakuisisi sebuah pelabuhan dan menyelesaikan persetujuan jual-beli. Karena itu pula, Lino berkesempatan dan berhasil memasarkan pelabuhan Guigang kepada pemerintah Provinsi Guangdong, Hong Kong, Senzhen, dan provinsi-provinsi land lock (Yunan, Guizhou, dan Sichuan). Dalam konteks ini, Lino telah memperlihatkan kinerja internasionalnya.

Tapi kini, berita tentang lelaki yang masa kecilnya dipanggil Manneke” (Bld: anak kecil) ini kini menjadi sorotan bukan lagi terkait kepiawaiannya mengelola Pelindo II. Dia menjadi berita karena mengancam akan mengundurkan diri karena penggeledahan yang dilakukan oleh polisi pada Jumat (28/8). Akibat hal itu, dirinya yang kini menjadi sorotan media merasa terpojok.

Tak tanggung-tanggung, alumni Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung pada 1978 ini meminta kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Sofyan Djalil untuk menyelesaikan persoalan penggeledahan ini ke Presiden Joko Widodo‎ pada hari ini, Jumat (28/08). Jika tidak maka ia akan mengundurkan diri dari jabatannya pada besok hari, Sabtu (29/8).

Entah, hal tersebut merupakan ancaman darinya atau ia benar-benar akan mundur. Polisi melakukan penggeledahan terkait kasus 10 mobile crane yang tidak dipakai meski sudah dibeli sejak tahun 2012 lalu.

“Perusahaan ini (Pelindo II) untung banyak, katakanlah ‎ada satu atau dua bisnis yang kurang berhasil itu hal yang biasa dalam bisnis, aset perusahaan yang saya pimpin ini dulu Rp 6,5 triliun, sekarang sudah mencapai Rp 40 triliun, berarti tambah kaya dan untungnya banyak, jadi mengapa ada satu atau dua alat seperti itu harus dipersoalkan,” kesal Lino.

Biodata Richard Joost Lino
Nama Lengkap : Richard Joost Lino
Tempat Tanggal Lahir : Ambon,  7 Mei 1953

Riwayat Pekerjaan :
2009-sekarang               : Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II   (Persero)
2005-2008                     : Project Director AKR Naning, China
1992-2005                     : Senior Port Planner PT Dwipantara Transconsult, Jakarta
1990-1992                     : Senior Advisor PT Terminal Batubara Indah 1988-1990: Head of Civil Engineering Subdirectorate Pelindo II
1984-1988                     : Head of Planning Subdiroctare Pelindo II.
1983-1984: Head of Planning and Development Department Technical Division, Pelabuhan Tanjung Priok
1980-1982                     : Head of Civil Engineering Department Technical Division Pelabuhan Tanjung Priok
1978-1978                     : Manager of Technical Department Tanjung Priok Port Development Project (World Bank)
1976-1977                     : Technical Staf at Planning Department Directorate General of Sea Communications

Pendidikan :
1989                             : Master of Business Administration, Institute for   Education and Development of Management (IPPM) Jakarta

1981                             : Project Management Course, Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia, Amerika Serikat

1980                             : Senior Course on Port and Harbour Engineering, Tokyo, Jepang
1979                             : International Course on Sediment Transport in Estuarine and Coastal Engineering, Coastal Research Centre, Poona, India

1978                             : Diploma in Hydraulic Engineering, The International Institute for Hydroulic and Enviromental Engineering, Delft, Belanda

1976                             : Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB)

Penghargaan :
– The Best Chief Executive Officer oleh majalah Tempo akhir 2012

– Best Inovative CEO 2011 dan 2012 oleh majalah BUMN Track.



Lucu memang si budi waseso, CEO BUMN adalah orang orang pro bergaji selangit di swasta, untuk selevel mereka, nileb duit adalah aib, bukan takut ditangkap, tapi jauh dari nilai nilai yg mereka anut.

Kalo dilihat dari uang yg dihasilkan, RJ lino ini setara 10.000 manusai seperti buwas, doing nothing, sok menyelamtkan uang negara, padahal menghambat kinerja bumn yg berarti merugikan negara, memberangus kpk dgn masalah kartu keluarga, tidak tahu apa itu arti kebijakan dalam korporasi, menghabiskan APBN untuk hal yg tidak perlu.
Indonesia tidak butuh manusia seperti buwas.
0
19.6K
148
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.