Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hayden.cAvatar border
TS
hayden.c
[JOKOWI EFFECT] Pemerintah Pro Pertumbuhan, Pasar Saham Bergairah
Pemerintah Pro Pertumbuhan, Pasar Saham Bergairah

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi diperkirakan bakal mendongkrak kinerja emiten di bursa saham.

Analis PT Daewoo Securities Indonesia, Renaldi Effendy, mengatakan bulan Maret 2015 akan menjadi bulan yang bergairah bagi bursa saham. "Dinamika kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sejak awal tahun menjadi pertimbangan pasar untuk mengoleksi saham."

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia periode 2 Januari-27 Februari telah menguat 4,3 persen. IHSG bahkan terus mencetak rekor tertingginya di kisaran 5.450-5.470. Sepanjang periode tersebut, total dana asing yang masuk ke bursa saham lokal telah mencapai Rp 10,7 triliun.

Menurut Renaldi, berikut beberapa alasan yang mendukung peluang penguatan IHSG pada bulan ini. Pertama adalah penurunan harga semen untuk pasar retail sebesar Rp 3 ribu per sak. "Penurunan harga semen bisa mengurangi tekanan inflasi dan meningkatkan gairah pada sektor properti."

Kedua adalah efek pemangkasan suku bunga bank sentral. Bank Indonesia telah memangkas suku bunga 25 basis point ke 7,5 persen, disusul suku bunga fasilitas deposito sebesar 25 basis point ke level 5,5 persen.

Ketiga yaitu disahkannya APBN Perubahan oleh DPR. Dalam anggaran pemerintah, belanja sektor infrastruktur tahun 2015 adalah sebesar Rp 290,3 triliun atau meningkat 52 persen dibanding tahun sebelumnya. "Strategi mendorong pertumbuhan lewat stimulus infrastruktur akan membuat ekonomi lebih atraktif," kata Renaldi.

Ia menyarankan pelaku pasar untuk memperhatikan emiten-emiten yang terkait dengan kebijakan di atas. Untuk perbankan, andalannya adalah saham Bank BRI dan Bank BNI. Di sektor barang konsumsi, saham Gudang Garam (GGRM) dan Indofood Sukses Makmur (INDF) bisa diperhatikan.

"Jangan lewatkan saham PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan Bumi Serpong Damai (BSDE) di sektor konstruksi dan properti," ujar Renaldi.

Analis PT First Asia Capital, Ivan Kurniawan, mengatakan data manufaktur Cina yang tumbuh di atas zona kontraksi juga berpeluang mendorong gerak IHSG, terutama pada saham-saham komoditas. "Saham batubara dan CPO akan mendapatkan efek positif dari bangkitnya ekonomi Cina."

Cina merupakan mitra dagang pasar komoditas Indonesia. Perbaikan ekonomi Cina diharapkan mampu mendorong permintaan ekspor. Di sisi lain, melambatnya inflasi juga akan menimbulkan dorongan pada saham berbasis konsumsi dan retail.

Meski demikian, Ivan mengatakan momentum positif ini hanya berlangsung sementara karena investor masih menghadapi pelemahan kurs rupiah. Kurs rupiah ditransaksikan semakin mendekati level 13 ribu per dolar. "Kondisi ini bisa mengganjal IHSG karena pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh impor bahan baku," kata Ivan

source

emoticon-thumbsup emoticon-thumbsup emoticon-thumbsup
0
5K
58
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.