Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deri1120Avatar border
TS
deri1120
Ambisi Jokowi Agar Padi, Jagung, dan Kedelai Bebas dari Impor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi deadline atau batas terakhir pada Kementerian Pertanian untuk dapat mencapai swasembada pangan khususnya beras, jagung, dan kedelai dalam waktu tiga tahun, atau ‎di 2018. Diharapkan setelah 3 tahun, tak ada lagi impor ketiga komoditas pangan bisa ditekan serendah-rendahnya.

Untuk mencapai hal tersebut, beberapa langkah strategis dirancang Kementan, yang dirangkum dalam upaya khusus (Upsus) swasembada pangan, dengan fokus pada 7 komoditas utama yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, daging, dan gula.

Khusus untuk tiga tahun ke depan, Kementan membentuk tim Upsus padi, jagung, kedelai (pajale) yang tugasnya menggenjot produksi 3 komoditas pangan tersebut. Caranya, melalui berbagai upaya seperti perbaikan jaringan irigasi, perluasan areal tanam, mekanisasi dengan alat-alat pertanian modern, bantuan sarana produksi (banih, pupuk, pestisida), dan lainnya.

Kementan juga menggandeng TNI AD yang kemudian menerjunkan personel badan pembina desa (babinsa) untuk turut turun ke sawah bersama petani. Selain itu, eksekusi meningkatkan produksi disusun lebih teknis sesuai kendala yang dihadapi di lapangan, sehingga tak sepenuhnya menuruti roadmap atau kerangka yang telah disusun di atas kertas.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementan, Gardjita Budi mengatakan, dirinya optimistis dengan produksi beras, jagung, dan kedelai. Namun dari ketiga ini yang menjadi fokus utama kementeriannya adalah beras, khususnya tahun ini.

"Kami berusaha sebanyak-banyaknya padi, jagung dan kedelai dipenuhi dari produksi dalam negeri. Impor kalau untuk ketiga komoditas tersebut harus terukur dan selektif betul. Sejauh ini produksi kedelai untuk dijadikan tempe hanya dari kedelai lokal memang belum mencukupi. Substitusi kedelai masih kecil skalanya untuk serealia sumber protein habati," Gardjita Budi pekan lalu, kepada detikFinance.

Sementara itu,. Direktur Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sumardjo Gatot Irianto, yang saat ini juga menjadi Koordinator Upsus Pajale, berupaya mengatasi kendala di lapangan dan habis-habisan menangani peningkatan produksi padi di tahun ini. Hasilnya, ada tambahan luas tanam hingga 400.000 hektar.

"Kami punya penambahan luas tanam padi sampai 400 ribu hektar periode Oktober-Maret. April-September diprediksi bisa tambah lagi 200.000 hektar. Ini tabungan kita. Padi saya yakin optimistis tahun ini surplus sesuai ARAM (angka ramalan) BPS bahkan lebih. Kami selesaikan satu-satu. Ini padi dulu, tahun depan kami selesaikan jagung dan kedelai. Saya suruh menangani padi, jagung, kedelai di tahun yang sama ya kewalahan, kami harus realistis. Padi ketemu caranya di tahun pertama dan tinggal melanjutkan, baru urus kedelai dan jagung,” terang Gatot.

Berikut data Bappenas soal jumlah produksi dalam negeri yang diperlukan untuk mencapai kedaulatan pangan dari 2014 hingga 2019:


Padi 70,6 juta ton (2014) menjadi 82 juta ton (2019)
Jagung 19,2 juta ton (2014) menjadi 24,1 juta ton (2019)
Kedelai 0,9 juta ton (2014) menjaddi 2,6 juta ton (2019)
Gula 2,6 juta ton (2014) menjadi 3,8 juta ton (2019)
Daging 452,7 ribu ton (2014) menjadi 755,1 ribu ton (2019)
Ikan 12,4 juta ton (2014) menjadi 18,8 juta ton (2019)
Garam 2,5 juta ton (2014) menjadi 4,5 juta ton (2019)

http://finance.detik.com/read/2015/0...f991104topnews

Kalau impor, bayarnya pakai dolar, mahal











[quote]
Diubah oleh deri1120 04-06-2018 07:27
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
2.6K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.