Udah pernah nonton filmnya Keanu Reeves yang ini? Kalau belum, tonton deh. Adegan aksinya keren banget, dan nggak terlalu menggunakan banyak efek CGI. Anehnya, ada satu adegan nggak penting yang malah menggunakan teknik CGI.

Pada bagian awal, Keanu menerima anak anjing yang lucu banget. Saking lucunya, dia langsung buang hajat.



Kalau menurutmu kotoran anjing itu nggak pada tempatnya, emang bener bro. Kotoran anjing tersebut emang merupakan hasil CGI. Menurut bagian commentary filmnya, kotoran anjing itu udah mengeluarkan biaya render sebesar $5000. Pihak sutradara mengatakan kalau mereka nggak boleh menggunakan cairan pencahar pada anjing. Makanya mereka memutuskan untuk menggunakan CGI.

Nah lo?

Kenapa nggak nunggu aja sampai anjingnya buang hajat? Kalau malas menunggu, kenapa nggak beli aja kotoran anjing mainan? Paling harganya cuma $4, dan mereka bisa menghemat biaya produksi sebesar $4.996. Bener kagak gan?

Waktu syuting Ghost Ride, Nicolas Cage berusia 43 tahun. Penampilannya udah oke. Tapi kalau kamu mau jadi tokoh superhero garang yang naik moge, ternyata perutmu harus lebih six-pack daripada biasanya. Nic udah berlatih keras supaya perutnya bisa six-pack, tapi pihak eksekutif beranggapan kalau perutnya ini masih belum cukup.



Di gambar sebelah kiri, adalah foto Nic di lokasi syuting. Di sebelah kanan, adalah foto Nic yang udah mengalami bedah CGI. Coba liat deh perutnya. apa nggak keliatan aneh? Kesannya malah perutnya itu ditempel dengan gel daging. Kesannya nggak alami banget. Padahal tubuh asli Nic aja udah cukup macho kok.

Film yang fokusnya ke arah seksual kayak Fifty Shades of Grey tentu perlu banyak trik kamera supaya tetap terlihat menarik. Mulai dari pencahayaan, editing, suasananya, dan juga dua aktor yang nggak boleh malu-malu. Tapi supaya film ini nggak dapet rating NC-17 atau X, pasangan ini harus mengenakan celana khusus untuk menyembunyikan area kemaluan mereka. Ketika adegannya mulai panas, disinilah peran CGI.



Pihak produser memutuskan untuk menggambar rambut kemaluan di sana. Berarti sebelumnya ada omongan untuk memutuskan seberapa banyak penggunaan CGI ini, dan gimana caranya supaya bisa mereka bisa menggambarnya dengan baik. Berarti ada seseorang yang tugasnya menggambar rambut kemaluan ini dong, supaya hasilnya terlihat seperti aslinya? WADEFAK

Dalam film ini, mereka harus menggunakan bayi CGI, bukannya menggunakan bayi asli. Itu karena dalam ceritanya, Bella melahirkan seorang bayi yang kuat yang merupakan persilangan antara manusia dan vampir bernama Renesmee. Bayi ini terlahir dengan kecerdasan manusia dewasa, dan punya kemampuan psikis untuk menanamkan memori seseorang kepada orang lain.

Sayangnya, efek CGI nya nggak berjalan dengan baik. Menggunakan teknik CGI untuk film yang menggunakan pemeran asli itu sangat-sangat aneh. Apalagi kalau objek yang digunakan adalah seorang bayi yang harusnya lucu dan imut-imut, malah jadi menyeramkan.

Bayinya pun tumbuh dengan sangat cepat, dan CGI pun tetap digunakan. Dan hasilnya pun malah jadi lebih aneh.



Mereka menggunakan CGI supaya mereka bisa nunjukin kalau ini adalah seorang anak yang "lain". Tapi hasilnya, yaah, gagal total.



Tapi, yang digunakan di atas adalah boneka mekanik asli loh yang dibubuhi sedikit efek CGI. Ngeri gan

Film-film karya sutradara David Fincher dikenal sebagai film berbudget besar. Fincher selalu menggunakan segala cara supaya filmnya selalu jadi trademark. Dia juga nggak ragu untuk menggunakan CGI. Ada yang berhasil, seperti di film Zodiac. Tapi sayangnya, film Social Network ini justru punya efek komputer hembusan nafas paling buruk.



Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendeskripsikan suhu udara, salah satunya adalah dengan menggunakan hembusan nafas. Tapi kalau kamu lihat, dua orang ini seakan-akan punya mulut super panas. Hembusan nafas dingin itu nggak keluar begitu aja kayak asap uap. Kalau kamu pernah ke daerah dingin, pasti tahu dong gimana sih hembusan nafas dingin yang alami. Kalau emang pengin menampilkan cuaca dingin, harusnya sih tinggal meminta mereka berakting menggigil aja, daripada maksa kayak gini.

Jangan keburu nafsu dulu kalau liat adegan tanpa busana di film Hollywood. Bisa aja yang kamu liat itu cuma efek CGI. Belakangan ini trend penggunaan CGI untuk adegan tanpa busana jadi itu jadi makin sering loh. Kalau artisnya nggak mau tampil tanpa busana, ya mereka nggak bakal tampil tanpa busana, atau minimal, cuma nampilin pantat. Tapi berkat kemajuan teknologi dan era digital, sekarang mereka bisa tampil tanpa busana dengan santai dan aman. Di film Jessica Alba "Machete", kamu bisa liat Before dan After penggunaan CGInya.

Hanya demi adegan tanpa busana yang cuma lewat beberapa detik, budget sebuah film malah membengkak.



Adegan tanpa busana CGI juga ada dalam film "The Change-Up". Menurut Olivia Wilde, dia nggak tampil topless, tapi menggunakan sebuah payudara sintetis yang menutupi dadanya. Lalu ketika pakaian ini terlihat, maka mereka menghapusnya dan menambah puting susu supaya terlihat lebih realistis.

Coba deh mikir. Kalau artisnya nggak mau/nggak dibayar untuk tampil telanjang di layar, komputer bisa membuat penonton percaya kalau mereka artisnya tanpa busana. Jadi, apa bedanya? Apa karena nggak mau dilihat tanpa busana oleh 26 orang kru film selama 8 jam per hari?



Adegan ini juga sama. Leslie ann menggunakan payudara sintetis. Tapi tetap aja, mereka tampil tanpa busana kan? Lah kalau emang nggak mau tampil tanpa busana, ngapain juga mereka dibuat seolah-olah tampil tanpa busana? Kalau emang nggak mau tampil tanpa busana, ya udah tolak aja, nggak usah deh pake payudara sintetis segala.

Efek CGI emang belum digunakan pada tahun 1939, tapi penggunaan special effect udah berlangsung sejak lama. Di film Gonte With the Wind, mata karakter Scarlett O'Hara bewarna hijau di novelnya. Tapi sang artis Vivien Leigh punya mata biru cerah.

Sutradara David Selznick berusaha tetap mengikuti novelnya, jadi para kru pun menggunakan teknik pre-CGI untuk mengubah warna mata Leigh supaya jadi hijau. Dan ini dilakukan sepanjang durasi filmnya yang empat jam.



Patut diingat, selalu ada perbedaan antara novel dan filmnya. Begitu juga film ini. Motivasi yang dijelasin di novel ini ternyata nggak muncul di filmnya. Beberapa urutan adegannya ditukar-tukar. Beberapa karakter penting pun nggak muncul, termasuk dua orang anak Scarlett. Yah, tapi setidaknya, warna matanya sama. Bener nggak?

Stephen Spielberg punya beberapa koleksi film klasik yang membuatnya sangat terkenal. Karena itu ketika film klasik itu dirilis ulang, maka tentu ada sedikit perubahan yang dilakukan supaya kesan jadulnya hilang. Coba cek film "E.T.". Ketika filmnya dirilis ulang, Stephen Speilberg telah mempunyai seorang anak. Jadi mungkin, dia memutuskan untuk mengubah shogtun yang ada di tangan para polisi menjadi sebuah walkie-talkie. Tapi mungkin setelah itu, dia bertobat sebelum versi blu-ray nya dirilis.

Hal yang sama juga terjadi pada film "Indiana Jones and the Raiders of the Lost Ark", tapi kali ini nggak ada hubungannya sama keselamatan anak. Yang ada hanyalah seorang tentara Nazi yang terjun dari tebing. Background yang dulunya adalah lukisan tangan, ...



... ternyata nggak cukup keren untuk versi HD nya. Makanya, digunakanlah efek CGI.



Sayangnya, efek CGI nya terlalu jelas, dan malah membentuk sebuah topografi yang aneh dan nggak natural. Spielberg pun akhirnya bertobat lagi, dan pada versi blu-raynya, adegan ini pun menggunakan adegan aslinya.

Star Wars. Film yang penuh dengan efek CGI pastinya. Kalau nggak gitu, gimana mereka bisa nampilin adegan perang yang epik?
Tapi untuk sebuah pir? Waduh.



Buah pir yang diangkat dengan kekuatan Force Anakin yang melayang ke arah Padme, emang bukan buah asli. Itu adalah buah hasil efek komputer, yang dibuat seolah-olah meluncur ke sebuah garpu. Dan hasilnya, cara Padme menggigit buahnya pun kayak anak kecil yang baru makan es krim pertama kalinya. Padahal, cukup beli satu buah pir, mengikatnya di tali, lalu diedit-edit dikit. Jadi deh, bahkan lebih natural.

Keputusan penggunaan CGI biasanya diputuskan pada awal pembuatan film. Di sebelah kiri adalah make percobaan up monster untuk "I Am Legend".
Serem banget kan? Tapi yang akhirnya digunakan adalah zombie yang kayak muncul di game PS2 (kanan).
Begitu juga dengan film Percy Jackson: Sea of Monsters.



Walaupun penggunaan animatronic Cyclops ini keren banget, tapi semuanya ini akhirnya tergantikan oleh efek CGI.



Jurassic Park mampu bertahan karena pintarnya cara menggunakan efek fisik dan komputer. Tapi Hollywood kadang nggak pernah kompromi. Coba liat deh kostum monster The Thing ini.



Keren kagak gan??

Tapi pihak eksekutif nggak setuju, karena katanya anak-anak nggak bakal suka. Jadilah efek CGI pun kembali mengalahkan efek kostum robotik.



Oke, filmnya yang tayang di tahun 2011 nggak sukses. Tapi apa kostum aslinya bisa membuatnya tertolong? Ndak sih. Tapi kenapa kostum keren kayak gitu harus disia-siakan? Apa semuanya yang nggak mungkin ada di dunia ini harus dibuat dengan CGI?

Lama-lama semua film sekarang ini isinya cuma full CGI. Kita butuh film nyata. Aksi nyata. Ledakan nyata, yang bikin semuanya tampak real dan realistis. Setuju nggak?