Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saiyo13Avatar border
TS
saiyo13
Studi Lanjut atau Kerja? | Berbagi Pengalaman
Cerita ini saya unggah pada situs Lapor Presiden:
https://www.laporpresiden.id/9308/st...jut-atau-kerja
Mohon votingnya agar Bapak Presiden tertarik untuk membaca laporan ini. Terima kasih.

Kepada Yth.
Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo
Di tempat

Perkenalkan, saya M. Al Rizqi Dharma Fauzi, pemuda Indonesia kelahiran Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sekarang saya sedang mengemban amanah di bangku kuliah suatu Universitas Negeri dan telah mencapai semester 7.

Entah apakah cerita/curahan hati saya ini berada di tempat yang benar atau tidak. Tapi saya yakin ada banyak pemuda lainnya yang memiliki "kegalauan" yang sama dengan saya.

Saya telah berhasil memenangkan beberapa kompetisi bergengsi skala nasional di negeri tercinta ini, antara lain: Medali Perunggu OSN Kimia (2011), Medali Perak ON MIPA Kimia (2013 dan 2014), Medali Emas ON MIPA (2015), serta beberapa perlombaan lainnya yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Saya pun alhamdulilah berhasil mempertahankan IPK Cumlaude hingga detik ini. Bapak bisa search nama lengkap saya di Google untuk verifikasi data saya.

Saya yakin bebekal pengalaman organisasi dan penghargaan - penghargaan yang pernah saya raih, akan membantu saya baik dalam hal mencari pekerjaan maupun mencari studi lanjut. Namun, dari sinilah masalah saya berasal. Saya pernah mengalami stress luar biasa dengan dua pilihan yang akan menjadi cerita inti kehidupan saya setelah lulus: Lanjut S2+S3 atau Kerja (lalu lanjut S2'ketika tiba saatnya). 2 tahun pilihan ini terus menghantui saya.

Masalah utama yang saya ingin utarakan adalah:
1. Jika saya berhasil meraih gelar tinggi pada pendidikan saya, apakah saya akan dihargai di negeri saya sendiri akan penemuan2 yang akan saya temukan kelak?

2. Jika saya kembali ke negeri ini setelah selesai studi lanjut, akankah saya mendapatkan pekerjaan yang mensejahterakan saya baik sebagai Dosen maupun Peneliti?

3. Yang terpenting: seberapa besar penghargaan negeri ini untuk anak bangsanya yang bersusah payah menggapai ilmu di negeri orang?

Tiga poin diatas tidak semata-mata saya berikan atas pandangan subjektif belaka. Banyak fakta yang memicu pemikiran tersebut untuk tertulis disini.Baik itu dari cerita orang, maupun pengalaman pribadi saya selama ini.

Sempat sebuah tawaran kerjaan menggiurkan datang kepada saya. Namun, hati nurani saya berkata: Apakah cukup ilmu yang sudah saya dapat selama ini? Bukankah saya ingin sedalam mungkin menerima Ilmu dari Allah, Sang Maha Mengetahui? Apakah saya masih akan berhasrat untuk melanjutkan studi jika saya sudah lama bekerja di sebuah perusahaan?

Sungguh menggiurkan tawaran tersebut, mengingat profil perusahaannya yang sangat hebat itu. Saya yakin jika saya tekun bekerja didalamnya, saya akan sukses secara materiil kedepannya. Namun, sekali lagi hati saya berkata: Apakah Harta yang berlimpah akan memberikan kebahagiaan sejati dalam hidupmu?

Saya memang tidak mengerti seperti apa sistem perekonomian di negeri ini. Tapi jika saya bisa menyarankan: suatu negeri akan maju apabila persentase keuangan negara diberikan dalam jumlah besar untuk Pendidikan dan Ristek.

Saya tidak bermaksud memojokkan bapak Presiden maupun Pemerintahan di Indonesia, tapi saya merasa punya hak untuk mempertanyakan hal diatas karena 3 pertanyaan diatas tersebut timbul setelah saya mengetahui Total Gaji dan Tunjangan yang diperoleh para Tenaga pengajar (Baik Dosen (minus penelitian) maupun Guru) dari orang - orang yang saya kenal.

Saya pernah membaca artikel yang saya tidak tahu tingkat kebenarannya akurat atau tidak:
Bill Gates pernah berkata, "Meskipun saya sempat di DO dari kuliah dan saya telah berhasil sukses bersama Microsoft, jangan bermimpi untuk menjadi orang sukses tanpa pendidikan tinggi. Di negeri ini (USA) orang yang memiliki gelar pendidikan tinggi akan mendapat gaji jauh lebih banyak dibandingkan yang tidak memiliki gelar pendidikan."

Saya setuju dengan pendapat beliau. Namun, apakah fakta (mungkin fakta, saya tidak mengerti sistem ekonomi USA) yang sama juga berlaku di negeri ini?

Setelah perdebatan batin yang panjang, dengan berat hati saya melepas tawaran pekerjaan menggiurkan itu dan bertekad untuk melanjutkan studi di luar negeri. Saya memohon doa dari Bapak Presiden agar langkah saya, dan pelajar Indonesia lainnya yang memiliki rasa "galau" seperti saya ini, untuk memajukan negeri ini dan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Aamiin.

Ada lagi yang ingin saya bagi kepada Bapak.

4 tahun saya mengemban pendidikan S1 di negeri ini membuat saya tersadar:
Saya tidak mendapatkan fasilitas yang memadahi untuk melakukan penelitian seperti halnya penelitian - penelitian yang saya baca dari jurnal - jurnal ilmiah berkualitas di negeri orang.

Satu contoh bukti yang saya bisa utarakan:

Jumlah instrumen Spektroskopi NMR yang berguna untuk mengetahui struktur sebuah senyawa kimia, yang bisa digunakan dalam perkembangan teknologi, dapat dihitung dengan jari tangan jumlahnya di Indonesia. Sedangkan, seorang dosen dari Louisiana, USA pernah memperlihatkan kepada saya bahwa mereka mempunyai 3 Alat tersebut di satu ruang. Bukankah ini perbandingam yang dilematis?

Satu lagi fakta yang telah saya lihat dan rasakan, yang benar - benar membuat miris hati saya: Kurikulum Pendidikan berbasis hapalan tanpa mengutamakan konsep filosofis dari apa yang dipelajari. Melalui beberapa forum yang saya pernah ikuti, saya mendapatkan kesimpulan: Kualitas Input perguruan tinggi semakin lama semakin terpuruk. Hal ini disebabkan banyak mahasiswa yang "kaget" dengan perbedaan soal - soal ulangan maupun materi yang diberikan dibandingkan dengan yang pernah mereka dapat selama 12 tahun sekolah. Untungnya hal ini tidak akan begitu mempengaruhi pelajar Indonesia yang bersedia mengorbankan waktu bermain demi belajar otodidak dan mencari tahu sendiri. Sayangnya, tidak semua orang memiliki antusiasme seperti itu.

Sekian cerita pengalaman kehidupan saya. Semoga bisa menjadi perhatian. Mohon maaf apabila terdapat kata - kata yang kurang berkenan ataupun cerita saya yang berada bukan pada tempatnya. Terima kasih.
Diubah oleh saiyo13 30-08-2015 13:37
0
2.2K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.