Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

neoliberal.imfAvatar border
TS
neoliberal.imf
[TENANG BRAY] JOKOWI: Tenang Santai Jangan Panik, Duit Kita Masih Banyak!


JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketika sebagian pemimpin dunia mulai was-was melihat kondisi perekonomian negaranya, tidak demikian dengan Presiden Jokowi. Tak terlihat tanda-tanda kepanikan, Jokowi malah meminta masyarakat dan dunia usaha meniru dirinya yang tetap tenang. "Duit kita masih banyak,"kata Jokowi di Surabaya, Selasa (25/8).

Padahal kondisi rupiah kian melorot dan ancaman krisis ekonomi sudah di depan mata. Seperti diketahui, sejak Senin (24/8), rupiah sudah menyentuh angka Rp 14.000 per dolar AS. Kemarin, rupiah belum mampu rebound ke posisi sebelumnya. Dalam perdagangan antarbank, rupiah ditutup di level Rp 14.054 per dolar AS atau hanya menguat 4 poin dari pembukaan Rp 14.048 per dolar AS.

Terus tertekannya rupiah membuat para pengusaha mulai waswas. Sejumlah kalangan pengamat ekonomi menilai sebagian pengusaha akan mulai bangkrut bila rupiah mencapai level Rp 15.000 per dolar AS. Pada level ini juga akan ada perusahaan asuransi yang gulung tikar, bahkan bila rupiah sudah mencapai Rp 16.000 per dolar AS akan satu-dua bank yang ambruk.

Presiden minta rakyat Indonesia tidak pesimis dengan kondisi ekonomi saat ini. Jokowi memastikan uang yang ada di kocek negara ini masih aman dan bisa mengatasi krisis. "APBN kita masih Rp 460 triliun, APBD Rp 273 triliun, dan BUMN masih punya Rp 130 triliun. Itu belum termasuk dana pihak swasta. Intinya, kita masih pegang duit," ucap Jokowi usai membuka Munas IX Majelis Ulama Indonesia di Gedung Grahadi, Surabaya.

Jokowi meminta semua pihak tidak larut dalam bayang-bayang krisis. Semua harus optimis, krisis tidak akan terjadi. "Jangan mengikuti arus psikologi lemahnya nilai tukar mata uang. Harus ada terobosan agar kita bisa tetap survive!" tegasnya.

Menurut Jokowi, lemahnya rupiah dan perekonomian nasional bukan karena fundamental Indonesia lemah. Rupiah letoy karena faktor eksternal seperti krisis Yunani, rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, dan depresiasi Yuan, China.

Untuk melawan pengaruh eksternal, pemerintah berusaha menggenjot perekonomian. Caranya dengan mempercepat belanja. Jokowi mengaku sudah menginstruksikan semua kementerian/lembaga dan kepada daerah untuk mempercepat penyerapan belanja modal. Aturan-aturan yang selama ini menjadi penghambat, sudah direvisi.

"Pemerintah melakukan deregulasi besar-besaran. Apa yang bisa kita sederhanakan kita sederhanakan. Apa yang bisa dipotong segera dipotong sehingga bisa memotivasi kita semua," jelasnya.

Dalam kesempatan itu Jokowi juga minta tak ada pihak yang menakut-nakuti masyarakat atas ancaman krisis. Media justru harus mendorong masyarakat agar tetap optimis. "Jangan membuat berita-berita yang membuat masyarakat menjadi semakin tidak optimistis," ucapnya.

Sementara itu sampai saat ini belum terlihat aksi yang signifikan dari pemerintah maupun otoritasi moneter dalam mengalami gejolak ekonomi maupun keuangan. Padahal tidak sedikit masukan dari berbagai kalangan ke pemerintah segera melakukan perbaikan-perbaikan jauh sebelum krisis Yunani atau devaluasi Yuan.

Mantan Menkuham Yusril Ihza Mahendra, Rabu (26/8) mengingatkan agar Presiden Jokowi tidak terlalu percaya diri dan pemerintah harus jujur agar rakyat kecil tidak terjerumus kepada harapan yang sia-sia.

Pengalaman di era Soeharto pada 1997 lalu, nilai tukar rupiah dari Rp 4.850 per dolar AS diakhir 1997 tiba-tiba bisa merosot ke Rp 17.000 per dolar AS pada Januari 1998.(ian)

http://www.riaupos.co/83036-berita-m...l#.VeKEdfmqpBc

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pelemahan rupiah berdampak pada maraknya kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawan industri. Merespons hal tersebut, Presiden RI Joko Widodo meminta agar masyarakat tetap tenang.

"Yang paling penting kita tetap tenang menghadapi setiap masalah," ujarnya dalam acara Construction Kick Off Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jumat (28/8).

Presiden menyatakan, pemerintah telah memiliki instrumen yang dikeluarkan sejumlah perangkat negara. Di antaranya Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Di samping, ada kebijakan fiskal yang digulirkan pemerintah. Kebijakan tersebut terus ditinjau dari hari ke hari memperhatikan kondisi perekonomian global.

Ia menegaskan, situasi pelemahan mata uang akibat dolar menguat tidak hanya dialami Indonesia, melainkan negara-negara lain juga. "Jadi kita harus kejar-kejaran dengan regulasi yang membantu dan deregulasi yang menghambat," katanya.
Jokowi mengaku ingin terus-menerus melakukan hal tersebut dan tidak akan berhenti. Namun, Jokowi tak menerangkan detail solusi yang akan digulirkan untuk kasus PHK karyawan industri yang mulai marak.

http://nasional.republika.co.id/beri...i-tetap-tenang

Kata doi Menghadapi Masalah itu harus Tenang dan Santai bray! Duit Pemerintah masih banyak bray! Jangan Dibawa Pusing ntar Stress! emoticon-2 Jempol
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
2.8K
27
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.