Quote:
JEMBER-
Imbas dolar naik, harga kedelai di jember juga turut naik, seperti yang terjadi di home industri tempe di Jember, yang terpaksa mengecilkan ukuran perbungkus tempe dari ukuran semula 10 centimeter menjadi 9 centimeter.
Dan jika harga kedelai terus naik,home idustri ini bakal gulung tikar. Bahkan sejumlah karyawan sudah dirumahkan.
beginilah aktifitas home industri tempe milik Abdurrahman Warga Sempusari Kaliwates Jember ,pasca kenaikan harga kedelai imbas dolar naik.produksi tempe menurun drastis.
Sebelumnya setiap hari mampu mencetak tempe 10 kwintal kini hanya 5 kwintal saja.
Menurut pengusaha tempe ,Abdurrahman , hari ini harga kedelai di jember mencapai 7500 ribu rupiah. Selain harga yang terus naik tiap harinya , Abdurahman juga mengaku kesulitan membeli kedelai karena stok kedelai menghilang di pasaran.
Imbas kenaikan harga kedelai tersebut,memaksa abdurahma memperkecil ukuran tempe.Biasanya perbungkus berukuran 10 centimeter kini diperkecil menjadi 9 centimeter.hal ini dilakukan karena harga perbungkus tempe seribu rupiah tidak mampu lagi menutupi biaya produksi.Selain itu,pihaknya terpaksa merumahkan 5 karyawannya.
Abdurahman mengaku jika harga tempe naik lagi atau mencapai 8 ribu rupiah, pihaknya tidak mampu lagi membeli kedelai. Itu artinya home industrinya bakal gulung tikar, sampai harga kedelai kembali normal.
( Yudis Adi/Rio)
- Meroket
banyak yang gak sadar, tahu tempe yang ente bilang makanan rakyat itu produksinya bergantung sekali dengan impor kedelai, ya dibayar pakai dollar juga
sabar ya pak, bulan depan ekonomi kita meroket