Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

renai.watsonAvatar border
TS
renai.watson
10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
Mari berdoa, semoga apa yang dibaca disini akan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian dan semoga Allah SWT meridhai kita semua, Amin.


Artikel ini saya terjemahkan dari tulisan milik Dr. Marisa Linton, seorang sejarawan di Universitas Kingston. Beliau telah menulis dengan ekstensif mengenai Revolusi dan ide-ide Zaman Pencerahan (Enlightenment). Buku beliau yang terbaru mengenai studi asal-muasal teror politis dalam Revolusi Perancis; Choosing Terror: Virtue, Friendship and Authenticity in the French Revolution.

Terjemahan saya belum sempurna dan saya menambahkan beberapa informasi agar menjadi lebih jelas. Bahasa disini saya berikan penyesuaian seperlunya. Ini adalah artikel aslinya.

—————————————————————————

Revolusi Perancis adalah salah satu dari peristiwa paling penting dalam sejarah dunia, lebih dari 220 tahun yang lalu semenjak revolusi dimulai, banyak mitos yang masih bertahan dalam pandangan masyarakat umum. Beberapa dari mitos populer ini masih berkaitan dengan bagaimana sebuah revolusi yang dimulai dengan tujuan idealistis dan humanis justru berakhir menjadi "Terror". Hal ini merupakan masalah yang masih mempengaruhi dunia dimana kita berada sekarang, seperti halnya mempengaruhi orang-orang pada akhir abad 18.

10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
Penyerbuan Penjara Bastille, oleh Jean-Pierre Houël

1. Revolusi Perancis dicetuskan oleh orang-orang miskin dan kelaparan.
Salah. Atau lebih tepatnya, mereka tidak terlibat awalnya namun kelak akan ikut andil dalam kelahiran Revolusi. Revolusi dikembangkan oleh anggota-anggota kelompok kelas atas (elit), banyak dari mereka adalah bangsawan yang terkena dampak krisis finansial yang mana akan mengakibatkan bangkrutnya negara, hilangnya kepercayaan pada kerajaan dan politik. Hampir semua revolusi yang berhasil dimulai dengan terpecahnya kelompok elit yang berkuasa dan hilangnya kendali pada militer. Bila revolusi dicetuskan oleh orang-orang yang miskin dan kelaparan, maka revolusi pasti akan sering terjadi.

2. Marie Antoinette, ketika dikabari kalau rakyatnya tidak memiliki roti maka ia menjawab, "Biarkan mereka memakan kue." (Let them eat cake)
Marie Antoinette tidak pernah mengatakan demikian. Dia juga tidak mengusulkan selain kue, rakyat juga boleh mencoba biroche, croissant atau apapun juga. Namun memang benar kalau Marie Antoinete sangat tidak peduli dengan kehidupan rakyat miskin. Dia juga tidak memiliki hubungan gelap atau skandal yang dituduhkan oleh musuh-musuhnya - hanya satu yang benar yakni hubungan gelapnya dengan bangsawan Swedia, Fersen. Meskipun begitu, Marie Antoinette memang suka berfoya-foya, menghamburkan uangnya untuk kelompok-kelompok tertentu yang ia sukai. Selain itu memang benar selama masa Revolusi pada tahun 1792, Antoinette membocorkan rencana peperangan Perancis kepada tentara Austria dengan harapan Perancis akan kalah dan sistem monarki absolut akan kembali.

10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
Marie Antoinette, Portrait with a Rose, oleh Élizabeth Vigée Lebrun (1783);
dari Musée National du Château de Versailles.

3. Revolusi Perancis pada tahun 1789 dan jatuhnya penjara Bastille secara langsung berkontribusi terhadap penggulingan monarki.
Salah. Para revolusioner tahun 1789 awalnya menciptakan monarki konstitusional, (bentuk pemerintahan setengah kerajaan tapi memiliki UU demokrasi, seperti Inggris Raya). Namun sistem ini hanya bertahan selama tiga tahun, berakhir sebagian besar karena raja (Louis XVI) tidak menerima sistem ini, terbukti ketika Juni 1791 dia dan keluarganya berusaha melarikan diri dari Perancis dan gagal di Varennes sebelum sempat keluar negara. Rencana pelarian ini sebagian besar disusun oleh Marie Antoinette dan Fersen. Kecurigaan terhadap monarki juga menjadi faktor utama dideklarasikannya perang terhadap semua kekuatan asing pada bulan April 1792. Perang antara Perancis dan negara asing berakibat buruk kepada kondisi internal negara hingga tersulutnya revolusi kedua, pada tanggal 10 Agustus 1792, yang mana benar-benar menghapuskan monarki. Sebuah Konvensi Nasional dibentuk dan para deputi mendeklarasikan Perancis sebagai republik.


10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
The Taking of the Palace of the Tuileries, 10 August 1792, oleh Jean Duplessis Bertaux;
dari National Museum of the Chateau de Versailles.

4. Faksi Girondin (atau Brissot sesuai dengan nama pemimpinnya) adalah kalangan moderat, berlawanan dengan Faksi Jacobin-nya Robespierre yang haus darah.
Tidak benar, tahun 1791-1792 ketika Brissot masih menyuarakan ide Revolusi yang paling radikal, suara itu menyeru untuk berperang melawan kekuatan asing (seluruh Eropa), dengan harapan kekacauan perang akan membuktikan pengkhianatan raja. Rencana perang Brissot ditentang oleh Robespierre yang menganggap itu rencana gila, dimana Robespierre berpendapat kalau perang hanya akan merugikan Perancis dan menyebabkan peningkatan angka militarisasi. Sayangnya, waktu itu ide perang Brissot jauh lebih populer dan membuat Robespierre seolah menjadi nabi kesepian pembawa berita kiamat. Situasi baru berubah ketika peristiwa-peristiwa ternyata membuktikan Robespierre benar. Seperti yang Robespierre ramalkan, perang telah membuat kondisi politik dan negara menjadi tidak stabil. Perang telah membuat kepanikan massal dan beberapa pihak mencari para konspirator yang bertanggung jawab. Anggota Girondin tersudut oleh situasi politik yang memburuk, mereka terkepung dan berubah menjadi moderat. Akhirnya mereka di tangkap atas tuntutan militan rakyat Paris, disebut sans-cullotes, dan dituduh sebagai para pengkhianat yang bersekutu dengan negara asing—meskipun begitu, dosa sebenarnya para Girondin hanyalah tidak kompeten, terlalu berambisi dan ceroboh.

10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
Anggota Girondin digiring menuju guillotin.

5. Faksi Jacobin membuat "sistem terror" bulan September 1793.
Pernyataan yang penuh kontroversial. Banyak sejarawan menentangnya, berkata kalau bukan hanya deputi Jacobin di Konvensi Nasional yang menyuarakan terror—Terror adalah keputusan yang didukung oleh banyak deputi. Mereka meluluskan serangkaian hukum yang membolehkan mereka menggunakan terror. Mereka menganggap terror sebagai keadilan—keadilan yang keras pada masa perang. Sistem itu adalah tatanan yang kacau, kondisional dan bengis, serta bukan sistem yang bijak.

6. Guilotin adalah instrumen eksekusi yang vital, selalu digunakan semenjak awal Revolusi untuk memenggal kepala semua yang menentang revolusi.
Tidak benar. Para revolusioner 1789 mulanya tidak menjadikan kekerasan untuk mempertahankan Revolusi dan beberapa diantara mereka, seperti Robespierre pada tahun 1791, menginginkan hukuman mati dihapuskan. Eksekusi oleh pisau guilotin baru dimulai ketika raja dihukum mati pada bulan Januari 1793. Setelah kematian raja, sejumlah 2.639 orang diguilotin di Paris, kebanyakan hukuman dilaksanakan selama 9 bulan antara musim gugur tahun 1793 sampai musim panas tahun 1794. Sebagian besar tahanan (lebih dari 50.000 orang) tewas ditembak atau mati karena sakit di penjara. Perkiraaan angka kematian sekitar 250.000 orang mati selama perang saudara yang pecah di Vendée, bulan Maret 1793, yang mana perang ini menjadi pencetus wajib militer pertama untuk melawan pasukan asing. Kebanyakan yang ikut berperang adalah rakyat jelata atau tentara nasional.

10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
Perang Saudara di Vendée

7. Bangsawan dihukum mati hanya karena mereka bangsawan.
Salah. Meskipun kebangsawanan dihapuskan bulan Juni 1790 (termasuk menghapus gelar-gelar seperti 'marquis', 'comte', dsb) bukan berarti ilegal pernah menjadi seorang bangsawan. Beberapa bangsawan terkenal memang mati diguilotin dan banyak pula yang dicurigai. Para bangsawan yang melarikan diri dari negara dan menjadi émigrés akan dihukum mati bila kembali ke Perancis. Namun kebanyakan dari bangsawan hanya diam menunggu sampai situasi mereda.

8. Robespierre adalah diktator yang mendalangi 'Rezim Terror'.
Masa Robespierre berkuasa hanya bertahan 1 tahun saja, dari bulan Juli 1793 sampai kematiannya dalam peristiwa Thermidor, bulan Juli 1794—dan bahkan selama ia menjabat ia tidak pernah menjadi diktator. Ia memiliki kekuasaan yang sejajar sebagai salah satu dari 12 anggota Committee of Public Safety (Komisi Keamanan Rakyat). Anggota komisi ini dipilih oleh Konvensi Nasional, yang mana akan memimpin pemerintahan revolusioner. Robespierre membela penggunaan Terror sebagai jalan alternatif namun bukan dia yang menciptakannya.

10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
Ilustrasi Committee of Public Safety.
Artist: unknown

9. Setelah dikirim ke hadapan Revolutionary Tribunal (Pengadilan Revolusioner) terpidana tidak memiliki kesempatan untuk bebas - mereka hanya akan dijatuhi hukuman guilotin.
Tidak benar, hampir setengah dari orang-orang yang diadili dibebaskan. Bahkan setelah Hukum 22 Prairial bulan Juni 1794 yang mana mempercepat kinerja Revolutionary Tribunal, hampir seperempat terpidana tidak dihukum mati. Ironisnya, para revolusioner justru menjadi pengecualian - semua revolusioner yang diadili antara musim gugur 1793 sampai musim panas 1794 menghadapi pisau guilotin.

10, Penggulingan Robespierre di bulan Thermidor (Juli 1794) untuk mengakhiri Rezim Terror dan menegakkan demokrasi.
Tidak benar. Kejatuhan Robespierre dan hukuman matinya telah direncanakan oleh kolega Jacobin pula, beberapa dari mereka adalah teroris ekstrim daripada Robespierre sendiri. Alasan konspirasi ini karena musuh Robespierre mengira Robespierre akan meminta mereka ditahan dan mereka takut dengan nasib mereka. Mereka menganggap kalau Terror akan terus berlanjut. Seperti pengakuan seorang deputi, peristiwa Thermidor bukanlah mengenai prinsip filosofi tapi hanya pembunuhan. Ditengah-tengah huru-hara Thermidor, para moderat mengambil alih dan setelah 100 pendukung Robespierre dihukum mati, secara perlahan hukum-hukum masa Terror dihilangkan. Rezim setelah kematian Robespierre (Rezim Thermidorean dan Rezim The Directory) tidak tertarik dengan demokrasi namun hanya ingin membuat kelas-kelas menengah berkuasa. Undang-Undang 1795 dibentuk untuk membatasi kepemilikan properti pribadi.

10 Mitos Mengenai Revolusi Perancis
10 Thermidoroleh Jean-Joseph Weerts.
Robespierre (terbaring) dan koleganya (tampak Saint-Just dan Augustine/Couthon) digiring menuju guilotin.

—————————————————————————

Thread yang bersangkutan dengan ini:
Maximilien de Robespierre, Revolusioner yang di Fitnah
The Angel of Death : Saint-Just, Potret Revolusioner Muda
Diubah oleh renai.watson 15-08-2015 13:34
marcel.winters
marcel.winters memberi reputasi
1
8.1K
12
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.