WARTA KOTA, PALMERAH— Anjloknya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS hingga menyentuh Rp 14.000, membuat persepsi bahwa negara dalam keadaan krisis hampir sama seperti 1998.

Mendengar kabar negara dilanda krisis, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjadi emosi.

Bambang menegaskan negara masih aman dari krisis ekonomi meski rupiah anjlok dan pertumbuhan inflasi hanya dua persen selama semester satu.

"Kenapa saya harus bilang krisis? terus bubar gitu, nggak!," ujar Bambang dengan nada tinggi usai rapat Paripurna di gedung DPR/MPR, Selasa (25/8/2015).

Bambang memaparkan dari segi pertumbuhan ekonomi 4,7 persen semester pertama sudah sangat baik.

Baca juga: Pengamat : Rupiah Rp 14.000 Tanda Bahaya Ekonomi Indonesia

Jika dibandingkan tahun 98, pertumbuhan ekonomi minus 14 persen, Bambang menjelaskan negara masih dalam stabil.

"Kondisi masih terkendali tidak krisis atau jauh dari krisis. Kalau kita bandingkan tahun 98 jauh beda," ungkap Bambang.

Bambang juga menyebutkan bahwa defisit neraca perdagangan Indonesia masih bisa menurun.

Hal ini ditambah nilai ekspor yang surplus sampai saat ini, membuat Bambang yakin bahwa perekonomian negara bisa kembali menguat terutama untuk tahun depan.

"Trade balance kita surplus, current account defisit kita turun defisitnya. Semua kondisi makro bagus," tegas Bambang.

http://wartakota-beta.tribunnews.com...an-krisis-1998

sabar ya pak,namanya wartawan mah emang gitu suka tengil.tapi mau gimana lagi emang lg kondisi genting gini