- Beranda
- Berita dan Politik
Mengapa Penurunan Saham Cina Mempengaruhi Dunia?
...
TS
angin26112001
Mengapa Penurunan Saham Cina Mempengaruhi Dunia?
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
WELCOME TO MY THREAD
Spoiler for cek:
Mengapa Penurunan Saham Cina Mempengaruhi Dunia?
Spoiler for Insiden:
Cina kini menjadi kekuatan besar dalam ekonomi global sehingga mau tak mau akan mempengaruhi seluruh dunia
Penurunan saham di Cina memicu kejatuhan tajam bursa saham di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Mengapa pengaruhnya begitu signifikan?
Ada Apa Di Balik Kejatuhan Saham Di Cina?
Penjelasan yang lebih luas adalah pertumbuhan ekonomi di Cina melambat dan ada kekhawatiran bahwa perpindahan dari perlambatan ekonomi ke tingkat pertumbuhan yang lebih berkelanjutan akan mengganggu pasar.
Selain itu, ada lonjakan di pasar saham Cina. Indeks utama Shanghai naik lebih dari dua kali lipat dalam 12 bulan sampai pertengahan Juni. Hal itu disebabkan oleh pembelian saham menggunakan uang pinjaman, sehingga saat pasar mulai menurun banyak investor yang memutuskan - atau telah - menjual investasi mereka demi membayar utang. Aksi ini memperparah kejatuhan yang terjadi pada awal.
Ada faktor-faktor spesifik yang mendorong penurunan saham terjadi lebih rendah pada hari-hari tertentu. Pada hari-hari ini, Bank Sentral Cina tidak melakukan langkah apa-apa, seperti mereka tidak mengambil langkah untuk mendorong pinjaman bank, dan ini mengecewakan investor yang berpikir bank akan mengambil langkah tersebut. Namun stimulus itu tidak ada dan saham jatuh secara tajam.
Apa Artinya Buat Dunia?
Dampak langsung turunnya harga saham di Cina sebenarnya sedang saja. Di pasar Cina, tak cukup banyak investasi asing, sehingga tak menjadi masalah. Menurut konsultan di London, Capital Economics, orang asing hanya punya 2% saham.
Kini yang menjadi kekhawatiran adalah apakah ini menjadi cerminan masalah perlambatan ekonomi yang lebih besar di Cina yang berdasar pada devaluasi yuan awal bulan ini.
Turbulensi pasar keuangan di Cina menyoroti isu ini: apakah ekonomi mereka menuju ke pendaratan yang keras, atau perlambatan yang terlalu tajam?
Cina kini menjadi kekuatan besar dalam ekonomi global sehingga mau tak mau akan mempengaruhi seluruh dunia. Selain menjadi ekonomi terbesar kedua dunia, Cina juga menjadi importir kedua terbesar layanan barang dan jasa.
Bukan Hanya Saham
Harga komoditas lainnya juga ikut terpengaruh, terutama minyak mentah. Masalah di Cina ikut mendorong harga minyak setelah penurunan dramatis dalam paruh kedua tahun lalu. Harga minyak mentah Brent sudah jatuh sepertiga sejak pertengahan Juni, saat mulai terjadi penurunan bursa saham.
Cina adalah pembeli komoditas industri yang besar sehingga kemungkinan menjual lebih sedikit barang ke sana ikut menurunkan harga tembaga dan aluminium, misalnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, emas sudah kembali menguat (meski masih lebih rendah sejak penurunan pasar saham Cina awal Juni lalu). Emas dianggap sebagai investasi yang lebih aman, perlindungan terhadap inflasi dan ketidakstabilan keuangan lanjutan.
Jatuhnya harga saham di Cina juga ikut menaikkan beberapa mata uang yang dilihat sebagai investasi aman, seperti yen dan franc Swiss.
Dolar juga punya potensi yang sama. Namun dampak langsungnya adalah investor berpikir kenaikan suku bunga yang mereka harapkan dari Federal Reserve bisa ditunda karena guncangan ini. Prospek bahwa aset AS akan mendapat keuntungan lebih kecil dari yang sebelumnya diperkirakan kemudian melemahkan dolar.
Efek 'safe haven' juga mengurangi biaya peminjaman di Amerika Serikat dan Jerman, beberapa di antaranya.
Bagaimana Dengan Penduduk Cina?
Mereka yang meminjam uang untuk membeli saham dalam beberapa bulan terakhir mengalami dampak terparah. Tapi sebagian besar orang tak memiliki saham - hanya satu per 30 orang, menurut Capital Economics.
Buat kebanyakan warga Cina, masalah yang lebih besar adalah kesehatan ekonomi negara tersebut. Jika Cina bisa melakukan transisi ke tingkat pertumbuhan yang lebih lambat dan lebih berkelanjutan, ekonomi masih cukup cepat untuk meningkatkan standar hidup buat sebagian besar orang. Perlambatan yang lebih mengganggu akan menyebabkan kegagalan bisnis dan kehilangan pekerjaan.
Apa Langkah Pemerintah Cina Selanjutnya?
Mereka punya beberapa opsi untuk menstimulasi ekonomi yang bisa berdampak pada pasar saham. Mereka bisa memotong suku bunga, mengurangi aturan-aturan pinjaman di bank, atau bisa meningkatkan belanja. Pemerintah Cina juga bisa mendorong yuan turun lebih jauh lagi untuk mendorong ekspor.
Apakah Kita Harus Khawatir?
Ada pandangan berbeda tentang seberapa sehat sebenarnya ekonomi Cina, namun krisis di sana akan berdampak serius bagi dunia, terutama bagi pembeli komoditas industri seperti minyak, tembaga, dan bijih besi.
Usai 'Black Monday', saham-saham Asia berjatuhan
Spoiler for Insiden:
Ketakutan yang berlanjut akan kondisi kesehatan ekonomi Cina menjadi penyebab kejatuhan
Saham-saham di Asia kembali berjatuhan saat pasar saham dibuka pada Selasa (25/08). Namun penurunan yang terjadi tak separah yang dikhawatirkan para analis setelah aksi jual besar-besaran pada Senin (24/08) atau yang dijuluki 'Black Monday'.
Bursa Nikkei 225 di Jepang mengalami kerugian terparah, turun 3% ke 17.970,32.
Penurunan ini terjadi setelah kerugian terbesar yang pernah tercatat di indeks Shanghai Composite, Cina, dan kejatuhan tajam di Eropa dan Amerika Serikat pada Senin (24/08)
Ketakutan yang berlanjut akan kondisi kesehatan ekonomi Cina menjadi penyebab kejatuhan ini.
Pada Selasa (25/8) pagi, indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,5% ke 1.821,49 sementara di Australia, indeks S&P ASX/200 tergelincir 0,8%ke 5.001,90.
Para investor khawatir akan perusahaan dan negara-negara yang bergantung pada permintaan tinggi dari Cina--ekonomi terbesar kedua dunia dan importir terbesar kedua barang dan jasa--ikut terpengaruh.
Bank Sentral Cina melakukan devaluasi terhadap yuan dua minggu lalu sehingga memunculkan kekhawatiran baru akan perlambatan ekonomi di negara tersebut lebih buruk dari yang semula diperkirakan.
Dalam perdagangan yang bergejolak, Dow Jones di Wall Street jatuh 6% dalam semalam, lalu hampir menutup kerugian sebelum penutupan pasar dalam penurunan 3,6%.
Sebelumnya, indeks FTSE 100 di London ditutup mengalami penurunan 4,6% pada 5.898,87, dan pasar-pasar utama di Prancis dan Jerman masing-masing turun 5,5% dan 4,96%.
Investor kini berharap Beijing akan masuk dan mengambil langkah untuk menstabilkan pasar-pasar.
"Asia adalah pusat," dari penjualan-penjualan yang terjadi sekarang, kata kepala strategi pasar di firma penjualan saham IG, Chris Weston, lewat sebuah pernyataan.
"Cina harus meyakinkan pasar domestik dan dunia bahwa ekonominya mampu untuk mengatasi larinya dana-dana lebih lanjut dan bisa mengendalikan perlambatannya," ujar Weston.
Sejauh ini, cara penanganan terbaru yang diajukan Beijing akhir pekan lalu, memutuskan dana pensiun untuk berinvestasi di bursa saham, masih gagal meyakinkan para pialang.
Pasar Saham Eropa Anjlok Akibat Efek Ekonomi Cina
Spoiler for Insiden:
Indeks FTSE 100 London turun 2,6% sementara pasar Prancis dan Jerman kehilangan hampir 3%.
Pasar saham London, Paris dan Frankfurt anjlok karena kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi Cina terus menghantui para penanam modal.
Indeks FTSE 100 London turun 2,6% pada perdagangan Senin pagi (24/08), sementara pasar-pasar utama di Prancis dan Jerman kehilangan hampir 3%.
Saham Asia juga terkena dampaknya, dengan Shanghai Composite di Cina turun 8,5%, yang terburuk sejak tahun 2007.
Pemerintah Cina dipandang gagal menenangkan para investor.
Di samping itu, harga minyak turun pada tingkat terendah dalam enam tahun, karena para pedagang mencemaskan perlambatan pertumbuhan di ekonomi kedua terbesar dunia tersebut.
"Sepertinya kita bergerak turun dengan begitu cepat," kata David Madden, analis pasar di IG.
Kekhawatiran meluas penanam modal terkait anjloknya saham di Asia semakin diperburuk tipisnya perdagangan di Eropa karena kebanyakan investor sedang berlibur.
"Saya pikir ketidakpastian akan meningkat di masa depan," kata Madden.
Para investor kemungkinan harus menunggu berminggu-minggu sebelum para pedagang kembali memasuki pasar untuk meningkatkan indeks saham.
Pasar Saham Asia Terus Menurun
Spoiler for Insiden:
Investor belum percaya terhadap kemampuan Cina dalam menstabilkan pasarnya meski ada upaya terus-menerus dari Beijing
Pasar saham Asia jatuh lagi pada Senin (24/08) di tengah kekhawatiran investor akan melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina.
Nikkei 225 di Jepang, yang merupakan pasar saham terbesar di Asia, turun 2,4% di poin 18.963,53 - level terendah dalam lima bulan.
Investor belum percaya terhadap kemampuan Cina dalam menstabilkan pasarnya meski ada upaya terus-menerus dari Beijing.
Pada akhir pekan, Cina berencana untuk mengizinkan dana pensiun untuk berinvestasi pertama kalinya di pasar saham.
Dalam aturan baru tersebut, dana pensiun boleh berinvestasi sampai maksimal 30% aset bersihnya ke saham-saham yang terdaftar secara domestik.
Langkah ini adalah upaya terbaru dari pemerintah Cina untuk menahan penurunan bursa saham negara tersebut.
Dana tersebut boleh berinvestasi bukan hanya pada saham, tapi juga pada serangkaian instrumen pasar termasuk derivatif. Dengan meningkatkan permintaan atas produk-produk tersebut, pemerintah berharap harganya akan meningkat.
Kehabisan trik
Simon Littlewood, presiden di firma konsultan bisnis ACG Global mengatakan pada BBC bahwa ada kekhawatiran terhadap ekonomi terbesar kedua dunia "sudah kehabisan trik karena dalam beberapa bulan terakhir mereka sudah berusaha membuat ekonomi mereka lebih cair", namun masih gagal dalam menenangkan pasar.
Dalam beberapa pekan terakhir, indeks saham gabungan Cina turun 12%, sehingga total mengalami penurunan 30% sejak Juni.
Penurunan tajam itu menyebabkan penjualan saham global, dengan Dow Jones di Amerika Serikat mengalami kerugian 6%, dan FTSE 100 di Inggris mencatat kerugian terbesar dalam sepekan mencapai 5% sepanjang tahun ini.
Awal bulan ini, bank sentral Cina mendevaluasi yuan sebagai cara untuk mendorong ekspor.
Di Australia, S&P/ASX turun 2,2% ke level 5.098,80 pada penjualan Senin pagi.
Di Korea Selatan, indeks Kospi mengikuti tren kawasan, dibuka 0,4% lebih rendah pada level 1.869,13.
Dan Senin (24/8) ini, pasar saham di Timur Tengah juga turun drastis.
IMF: 'Tak ada krisis'
Pada akhir pekan, Dana Moneter Internasional (IMF) mengeluarkan pernyataan tentang penjualan saham global dalam upaya menghindari panik berlebihan di pasar.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina dan jatuhnya nilai saham bukanlah krisis tapi penyesuaian "yang perlu" untuk ekonomi, menurut pejabat senior IMF pada Minggu (23/8).
"Masih terlalu awal untuk berbicara ada krisis di Cina," kata direktur eksekutif IMF Carlo Cottarelli yang mewakili negara-negara seperti Italia dan Yunani, lewat sebuah konferensi pers.
Dia mengulangi lagi prediksi pengutang internasional yang memperkirakan peningkatan ekonomi Cina sebesar 6,8%, di bawah level 7,4% yang mereka capai pada 2014.
Pada Jumat (21/08), angka-angka menunjukkan aktivitas pabrik di Cina pada bulan Agustus menyusut dalam skala tercepat enam tahun terakhir.
Angka ini muncul setelah data resmi Cina menunjukkan perlambatan ekonomi yang terus terjadi. Dalam tiga bulan sampai akhir Juli, ekonomi negara tersebut tumbuh 7% jika dibandingkan setahun sebelumnya, terendah sejak 2009.
Dana Pensiun Cina Akan Investasi Di Bursa Saham
Spoiler for Insiden:
Sejak pertengahan Juni tahun ini, nilai saham-saham Cina sudah menurun lebih dari 30%.
Cina akan mengizinkan dana pensiun negara untuk pertama kalinya menanam modal di bursa saham, seperti dilaporkan kantor berita resmi Xinhua.
Berdasarkan peraturan baru maka dana pensiun negara dibolehkan menginvestasikan 30% dari asetnya di saham-saham yang tercatat di dalam negeri.
Dana pensiun negara Cina, menurut Xinhua, mencapai 3,5 triliun yuan atau sekitar US$548 miliar.
Langkah ini merupakan upaya terbaru pemerintah Cina untuk menahan turunnya nilai-nilai saham di negara itu.
Selain investasi lewat saham, dana pensiun negara juga diizinkan menanam modalnya di sejumlah instrumen pasar lainnya, termasuk derivative[/i]. Dengan meningkatnya permintaan di bursa maka diharapkan harga-harga saham akan naik.
Indeks gabungan Shanghai pada Jumat (21/08) pekan lalu turun lebih dari 4% setelah munculnya statistik yang memperlihatkan [B]aktivitas pabrik-pabrik Cina menyusut dengan laju tercepat dalam lebih dari enam tahun terakhir.
Sejak pertengahan Juni tahun ini, nilai saham-saham Cina sudah menurun lebih dari 30%.
Awal tahun 2015, Bank Sentral Cina mendevaluasi mata uang yuan sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor setelah pertumbuhan ekonomi negara itu memasuki laju terendah tahun lalu sejak 1990 lalu.
Kekhawatiran akan melambannya perekonomian Cina yang berkepanjangan juga berdampak dengan turunnya pasar-pasar saham dunia, seperti di Amerika Serikat dan Eropa.
Spoiler for sumur:
Spoiler for Rekomen HT:
0
3.5K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.1KThread•41KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru