Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

provokator.7Avatar border
TS
provokator.7
Menkeu: Rupiah Tak Perlu Diperkuat Agar Daya Saing Tak Terganggu
Menkeu: Rupiah Tak Perlu Diperkuat Agar Daya Saing Tak Terganggu



Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro mengaku belum khawatir dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena faktor penyebabnya adalah dari eksternal. Pelemahan rupiah terjadi bersamaan dengan mata uang lainnya, sehingga rupiah justru tidak boleh terlalu menguat agar daya saing Indonesia tidak turun.

"Kalau rupiah terlalu diperkuat, dan menguat terhadap seluruh mata uang, nanti daya saing malah terganggu," jelas Menkeu di Jakarta, Senin (24/8/2015).

Menkeu merasa yakin bahwa penyebab utama dari penurunan nilai mata uang Indonesia itu bukan diakibatkan fundamental ekonomi nasional yang buruk, tetapi akibat tekanan perekonomian global yang membuat perilaku pelaku pasar keuangan irasional.

"Kondisi yang sekarang tidak rasional, dalam pengertian yang terjadi sekarang tidak mencerminkan fundamental dan lebih berdasarkan pada sentimen berlebihan," kata Menkeu.

Selain itu, pelemahan rupiah itu juga diakibatkan potensi terjadinya perang mata uang (currency war) setelah adanya aksi devaluasi yuan Tiongkok serta dong Vietnam.

"Rupiah jadi susah untuk menguat karena yang lain melemah," katanya.

Ia mengakui kondisi rupiah telah "undervalued", tetapi situasinya masih terjaga karena pemerintah serta Bank Indonesia (BI) terus berupaya agar kurs tidak terlalu berfluktuasi terhadap dolar AS.

"Kita lihat kondisi fundamentalnya, tapi sekarang memang sangat 'undervalued, dan itu harus diupayakan untuk diperkuat," katanya.

Menkeu mengatakan para pelaku pasar saat ini sedang mengkhawatirkan aksi devaluasi yuan Tiongkok, penurunan harga minyak dunia serta rencana penyesuaian suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed, yang kemungkinan dilakukan pada September.

Tekanan eksternal tersebut secara tidak langsung yang melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta menurunkan kinerja Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kombinasi itu yang akhirnya berimbas pada semuanya. Ketika harga saham di AS sedang jatuh, semua bursa kena. 'Irrationality' karena menganggap dunia ini sedang tidak ada jalan keluar untuk bisa segera memulihkan kondisi perekonomian," ujarnya.

Selain karena bukan disebabkan fundamental ekonomi nasional yang buruk, berbagai upaya juga telah dilakukan untuk mengantisipasi keluarnya dana (capital outflow) dari pasar saham Indonesia akibat tekanan eksternal tersebut, di antaranya melakukan optimalisasi lelang Surat Berharga Negara (SBN).

IHSG pada Senin (24/8) ditutup melemah 172,22 poin atau 3,97 persen menjadi 4.163,72 dibandingkan penutupan Jumat (21/8) sebesar 4.335,95. Sementara rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 47 poin menjadi Rp13.988 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.941 per dolar AS.


Sumber


Mantab!!! Kalo perlu Rupiah dilemahkan dengan sengaja seperti Yuan emoticon-Cendol (S)emoticon-Cendol (S) emoticon-Cendol (S)
0
4.2K
59
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.