Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kaskuseraktifAvatar border
TS
kaskuseraktif
Rupiah kemungkinan menguat terhadap dollar akhir bulan ini
Dolar AS tak bertenaga menghadapi Euro dan Yen di Kamis (20/08) pagi ini setelah dirilisnya notulen rapat The Fed bulan Juli lalu yang cenderung bearish. Notulen FOMC tersebut mengindikasikan hanya ada sedikit konsensus di kalangan anggota rapat tentang waktu pelaksanaan kenaikan tingkat suku bunga acuan AS. Di samping itu, disebutkan juga bahwa kuatnya nilai tukar Dolar AS berpotensi menghalangi inflasi dan pertumbuhan AS.



Para anggota FOMC menunjukkan keprihatinan mereka dalam penyusunan pengaturan kebijakan tanggal 28-29 Juli lalu, mengingat masih adanya kemungkinan kalau warga Amerika masih akan menunda peningkatan aktivitas konsumsi mereka. Di sektor internasional, FOMC menyebutkan bahwa outlook ekonomi AS bisa menanggung risiko akibat kemelorotan ekonomi China meskipun krisis utang Yunani terbilang "sedikit reda".

Menanggapi rilis notulen ini, Dolar AS terjun sekitar 1 persen, persentase kemerosotan satu-harian terbesar terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya dalam sepekan. Euro diperdagangkan di kisaran 1.1128 terhadap Dolar AS di penghujung sesi Amerika dini hari tadi. Sedangkan USD/JPY turun 0.5 persen ke kisaran 123.78, menuju angka penutupan terendah sejak 28 Juli.

Tak Yakin Suku Bunga AS Naik September

Direktur Manager Jefferies FX Group, Brad Bechtel, yang diwawancarai oleh Wall Street Journal menyebutkan bahwa para investor memfokuskan perhatian mereka pada perlambatan ekonomi China dan stagnasi dalam inflasi AS dalam notulen FOMC tersebut. Sedangkan tentang kenaikan suku bunga bulan September depan, lanjut Bechtel, notulen tersebut menyiratkan kesan tak yakin dan The Fed harus berpikir lagi. (Baca juga: 3 Hal Ini Dapat Tunda Kenaikan Suku Bunga AS September 2015)

Notulen FOMC memaparkan bahwa sejumlah pejabat The Fed yakin mantapnya performa Dolar justru menghalangi eskpor, dan dampaknya akan terasa pada GDP AS. Sementara itu, pejabat The Fed lainnya dalam komite tersebut menunjukkan keprihatinan mereka bahwa korelasi antara kuatnya Greenback dan lemahnya harga komoditas dapat berdampak pada lemahnya inflasi.

Sebelum rilis notulen FOMC, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa laju inflasi terbentuk dengan lambat. CPI AS bulan Juli naik musiman sekitar 0.1 persen dari satu bulan sebelumnya. CPI inti AS, yang tidak memasukkan kelompok makanan dan energi, juga naik 0.1 persen. Akan tetapi, kedua data tersebut masih di bawah ekspektasi kenaikan 0.2 persen untuk bulan Juli.


http://www.seputarforex.com/berita/forex/detail.php?nid=243337&title=notulen_fomc_juli_2015_sorot_ekonomi_china_dan_kuatnya_dolar


>>>Mamarika jg takut barang2nya ga laku di jual keluar
>>>Bisa jadi Rupiah menguat terhadap dollar akhir bulan ini
0
3K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.