TRIBUNNEWS.COM - Hampir satu tahun Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, masih banyak pekerjaan besar yang mesti dituntaskan, termasuk mewujudkan janji-janji kampanye selama Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 atau yang lebih dikenal dengan Nawacita.

"Kami menilai ada pihak-pihak yg berusaha membonsai Nawacita dan semangat Tri Sakti. Padahal Pilpers 2014 bukan hanya semata-mata kontestasi orang, tapi juga kontestasi gagasan," ujar Budi Arie Setiadi, Ketua Umum PROJO kepada wartawan, Sabtu (22/8/2015), menjelang acara Refleksi 1 Tahun berdirinya Ormas Projo besok di kantor DPP PROJO di kawasan Perdatam, Jakarta Selatan.

PROJO sendiri bertransformasi menjadi Ormas pada 23 Agustus 2014 saat Kongres I PROJO. Sebelumnnya PROJO adalah Relawan Projo yang lantang menyuarakan agar Jokowi menjadi calon presiden yang dideklarasikan pada 21 Desember 2013.

"Pemerintahan Jokowi lahir dari energi rakyat yang menghendaki perubahan. Janji-janji kampanye harus diwujudkan karena rakyat akan menagihnya. Kami menyadari hambatan terbesar dari pemerintahan ini berasal dari dalam tubuh pemerintahan itu sendiri. Pihak-pihak yang mencoba membonsai dan membelokkan arah dari program pemerintahan. Sabotase birokrasi, pengusaha hitam dan politisi korup masih menjadi duri dalam daging. Saatnya kita bergerak untuk perubahan. Rakyat sangat merindukan kehadiran negara untuk mengatasi persoalan rakyat," jelas Budi.

"Arah pemerintahan ini harus terus dikawal. Kami dan seluruh komponen pendukung Jokowi punya tanggung jawab sejarah. Kita tidak bisa berpangku tangan di tengah kondisi sosial ekonomi yang berat," pungkas Budi.

Sumber

hmm.. pasti ulah nasbung, pedagang sapi, wowok, pekaes, esbeye, pertamini, al capone