Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

provokator.7Avatar border
TS
provokator.7
Gelombang PHK Melanda Dunia, Bagaimana Indonesia?



Baru-baru ini, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi hanya 3,3 persen. Angka ini turun dibandingkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi sebelumnya, 3,5 persen.

Alasannya, dikutip dari laman BBC, karena melambatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal I-2015, krisis utang Yunani, dan jatuhnya pasar saham China.

Dampak yang paling dirasakan dari perlambatan ekonomi ini adalah sejumlah pihak memilih efisiensi. Beberapa perusahaan global kemudian bak berlomba-lomba melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga ratusan ribu karyawan.

Di AS misalnya. Jumlah PHK di Negeri Paman Sam ini melonjak ke level tertinggi selama empat tahun terakhir pada Juli lalu. PHK terbesar dilakukan otoritas militer AS yang akan dilakukan secara bertahap hingga tahun depan.

Outplacement Consultancy Challenger, Gray & Christmas, mencatat, perusahaan-perusahaan yang berbasis di AS pada bulan lalu mengumumkan akan melakukan PHK terhadap 105.696 karyawan tahun ini. Angka tersebut paling tinggi sejak September 2011 yang hanya 100 ribu karyawan.

Dilansir dari CNBC, Kamis, 13 Agustus 2015, pada tahun lalu, perusahaan-perusahaan AS mengumumkan rencana pengurangan tenaga kerja sebanyak 46.887 karyawan. Dari total PHK di AS tersebut, militer AS menyumbang lebih dari setengah dari total rencana PHK di AS, yaitu 57 ribu tentara.

Sektor teknologi juga memberikan kontribusi untuk pengurangan pekerjaan yang diumumkan pada Juli. Dengan sumbangan perusahaan komputer dan elektronik yang mengumumkan PHK 18.891 orang pada Juli.

Keputusan Microsoft untuk menutup Divisi Nokia juga mengakibatkan 7.800 karyawan kehilangan pekerjaan. Sementara itu, Qualcomm mengatakan, akan membagikan 4.500 slip merah muda untuk pegawainya. Intel juga mengumumkan akan menumpahkan 3.180 pekerjanya ke zona pengangguran.

Lain lagi di Inggris, selain dipicu melambatnya pertumbuhan ekonomi global, anjloknya harga minyak membuat dua perusahaan minyak besar memutuskan PHK 12.500 karyawannya.

Dilansir CNN, Royal Dutch Shell melaporkan akan memangkas 6.500 orang untuk memotong biaya operasional. Perusahaan Inggris lainnya, Centrica, juga akan menempuh PHK terhadap 6.000 orang, karena perusahaan tersebut mengurangi produksi minyak dan gas.

Gelombang PHK karyawan tersebut menyusul rendahnya harga minyak dunia berlangsung hingga berbulan-bulan. Sementara itu, kenaikan harga minyak belum signifikan.

Bahkan, kemarin, harga minyak AS diperdagangkan US$43,3 per barel. Revolusi energi dan produksi minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menyebabkan pasokan minyak di pasar berlimpah.

Padahal, permintaan minyak turun akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Kondisi diperparah dengan rencana dicabutkan sanksi Barat terhadap Iran, sehingga dikhawatirkan akan menambah pasokan minyak ke pasar.

Lalu, di Beijing, Lenovo berencana memutus hubungan kerja 3.200 karyawannya pada semester II tahun ini, menyusul anjloknya laba bersih hingga 51 persen.

Perusahaan pembuat perangkat komputer nomor satu ini memiliki tantangan berat dalam menjual smartphone, PC, dan tablet di seluruh dunia.



Bagaimana di Indonesia?

Gelombang PHK besar-besaran yang melanda dunia tak pelak menimbulkan kekhawatiran pengusaha dalam negeri. Apalagi, ekonomi Indonesia juga melambat.

Namun, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang Sulisto, mengimbau para pengusaha untuk lebih bijak dalam merespons pelemahan ekonomi saat ini.

Lesunya sektor bisnis akibat menurunnya konsumsi, jangan lantas membuat PHK dilakukan.

"Saya ingin mengimbau dan mengajak teman-teman untuk meningkatkan upaya-upaya meningkatkan investasi dan menghindari langkah-langkah mengambil keuntungan sesaat seperti menaikkan harga yang terlalu tinggi, ataupun melakukan PHK," kata Suryo.

Dia memaparkan, dunia usaha memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk mendorong pembangunan ekonomi. Hal itu guna mewujudkan terciptanya masyarakat yang damai, toleran, dan sejahtera.

"Dalam kaitan ini, tentu saja saya ingin mengimbau teman-teman dari dunia usaha, untuk mengoptimalkan upaya-upaya agar kita bisa melewati badai menuju kondisi yang lebih baik," tuturnya.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin, pun bersiap melakukan langkah jangka pendek dan panjang untuk menekan angka PHK di sektor industri.

Dalam jangka pendek, untuk menaikkan daya saing industri yang semakin tergerus, kementerian terus berusaha menurunkan harga gas, demi kembali menyelamatkan lapangan kerja.

"Dalam jangka pendek, penyelamatan industri dilakukan antara lain dengan mempercepat realisasi fasilitas BMDTP (bea masuk ditanggung pemerintah) dan mempercepat realisasi program restrukturasi permesinan industri tekstil dan alas kaki," katanya.

Sementara itu, secara jangka panjang, dilakukan melalui pemberian stimulus fiskal dan pemberian kredit untuk memperbaiki serta mempermudah berkembangnya industri-industri lokal di Indonesia.

PR menteri baru ekonomi

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan, mendorong para menteri baru, terutama di bidang ekonomi, agar mempunyai keyakinan dan semangat untuk memulihkan perekonomian Indonesia yang sedang melemah. Apalagi saat banyak warga tengah resah akan ancaman gelombang PHK.

"Jadi, para menteri yang baru, pemerintah dan DPR harus saling memperkuat agar harapan serta optimisme bisa muncul. Itu penting," kata Daniel saat dihubungi VIVA.co.id pada Kamis, 13 Agustus 2015.

Dia menjelaskan, para menteri baru harus menjadi anggota kabinet yang tangguh dan paham persoalan serta berani membuat terobosan secara tepat. Salah satu terobosan yang harus dilakukan adalah memperkuat pengusaha lokal.

"Pengusaha lokal harus diperkuat, jangan malah dipersulit, bahkan 'dibunuh', agar sektor riil dan usaha kecil menengah juga bisa tumbuh kuat. Ajak bicara bagaimana memajukan Indonesia secara gotong royong agar bisa bersama hadapi krisis ekonomi," kata Daniel.

Permasalahan dari pengusaha lokal terutama di sektor kecil menengah adalah permodalan dan jaminan. Menteri ekonomi yang baru harus bisa memfasilitasinya.

"Jangan sampai mereka bangkrut karena malah akan menjadi beban, seperti PHK," ujar Daniel.

Legislator Komisi IV DPR itu mengingatkan tentang meningkatnya kredit macet yang harus diselesaikan oleh para menteri bidang ekonomi. "Tim ekonomi harus kerja keras agar kredit macet tidak bertambah dan mengkhawatirkan" katanya.

Menurut dia, perombakan kabinet atau reshuffle sudah cukup tepat. "Kami berharap kabinet yang baru dilantik bisa meningkatkan kepercayaan publik dan membawa harapan bagi para pelaku ekonomi, terutama sektor riil. Kami beri kesempatan mereka bekerja dan membuktikan kepada masyarakat," lanjut Daniel.


Sumber


Indonesia sudah siap, kalo gelombang PHK terjadi, tinggal daftar Go-Jek atau Grabike saja .... emoticon-Cendol (S)emoticon-Cendol (S) emoticon-Cendol (S)
0
2.5K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.